Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Kesalahan yang Perlu Dihindari saat Networking di LinkedIn

ilustrasi business women (pexels.com/alexandersuhorucov)
ilustrasi business women (pexels.com/alexandersuhorucov)

LinkedIn adalah platform yang sangat efektif untuk membangun koneksi dan membuka peluang karier. Namun, meskipun terlihat sederhana, banyak orang tanpa sengaja membuat kesalahan yang bisa menghambat kesuksesan mereka dalam networking.

Untuk itu, penting untuk mengetahui hal-hal yang sebaiknya dihindari agar proses networking di LinkedIn bisa lebih maksimal dan membawa hasil yang positif. Yuk, simak apa saja kesalahan yang perlu dihindari saat networking di LinkedIn melalui artikel berikut!

1. Mengirim permintaan koneksi memakai pesan bawaan

ilustrasi wanita menatap fokus ke laptop (pexels.com/vladakarpovich)

Mengirim permintaan koneksi dengan pesan bawaan seperti “I’d like to add you to my professional network on LinkedIn” terkesan dingin dan tidak personal. Pesan seperti itu bisa terasa kurang menarik perhatian orang yang kamu ajak terhubung. Tanpa ada penjelasan atau alasan yang jelas, orang mungkin akan menganggap pesanmu hanyalah formalitas belaka.

Agar lebih efektif, coba tambahkan sentuhan pribadi dalam permintaan koneksimu. Misalnya, sebutkan mengapa kamu ingin terhubung atau kaitkan dengan pengalaman atau hubungan yang kalian punya sebelumnya. Dengan begitu, pesanmu akan terasa lebih tulus, meningkatkan kemungkinan diterima, dan membuka peluang untuk percakapan yang lebih bermakna.

"Jangan kirim permintaan koneksi yang standar! LinkedIn berbeda dengan Twitter, yang penting bukan seberapa banyak koneksi yang kamu punya, tapi seberapa berkualitas koneksi tersebut," kata Nicole Williams, ahli karier LinkedIn, dilansir The Muse.

2. Mengirim permintaan koneksi tanpa konteks

ilustrasi laptop (pexels.com/divinetechygirl)
ilustrasi laptop (pexels.com/divinetechygirl)

Mengirim permintaan koneksi tanpa memberi penjelasan siapa kamu atau alasan mengapa ingin terhubung perlu kamu hindari. Hal ini sering kali membuat penerima merasa ragu atau bahkan curiga. Permintaan koneksi yang tanpa konteks bisa terkesan seperti tindakan otomatis atau hanya untuk menambah jumlah koneksi.

Untuk menghindari hal ini, selalu sertakan penjelasan dalam setiap permintaan koneksi. Sebutkan alasan mengapa kamu ingin terhubung, apakah ada kesamaan minat atau tujuan profesional, atau apakah kalian pernah bertemu di acara tertentu. Dengan begitu, permintaanmu akan terasa lebih personal dan meningkatkan peluang untuk diterima dengan baik.

3. Tidak melanjutkan interaksi setelah terkoneksi

ilustrasi berada depan laptop (pexels.com/tatianasyrikova)
ilustrasi berada depan laptop (pexels.com/tatianasyrikova)

Banyak orang merasa bahwa setelah permintaan koneksi diterima, langkah mereka selesai. Padahal, itu hanya awal dari proses membangun hubungan profesional yang berarti. Jika kamu tidak melanjutkan percakapan atau interaksi setelah terkoneksi, peluang untuk mengenal lebih dalam orang tersebut dan membangun jaringan yang kuat menjadi hilang.

Sebaiknya, setelah terkoneksi, kamu perlu mengirim pesan terima kasih atau ajak mereka untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai minat atau tujuan profesional yang relevan. Hal ini membantu menciptakan hubungan yang lebih personal dan berpotensi membuka peluang kerjasama atau pekerjaan di masa depan.

"LinkedIn adalah platform jejaring sosial, dan jika kamu tidak aktif berinteraksi, kamu akan kehilangan banyak peluang untuk membangun koneksi serta meningkatkan visibilitas," jelas William Arruda, konsultan personal branding dan social branding, dilansir Forbes.

4. Meminta bantuan atau rekomendasi terlalu cepat

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/fauxels)
ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/fauxels)

Meskipun meminta bantuan adalah hal yang wajar, melakukannya terlalu cepat tanpa terlebih dahulu membangun hubungan bisa membuat orang merasa tidak nyaman atau terbebani. Sebaiknya, sebelum meminta rekomendasi atau bantuan, kamu perlu  membangun koneksi yang lebih personal dan mengenal mereka lebih dulu.

Cobalah untuk berkomentar pada postingan mereka, terlibat dalam diskusi, atau bahkan menawarkan bantuan jika memungkinkan. Dengan cara ini, hubungan yang lebih alami dan kuat bisa terbentuk, sehingga ketika kamu membutuhkan rekomendasi atau bantuan, orang akan lebih terbuka untuk memberikannya.

5. Tidak menyesuaikan profil untuk networking

ilustrasi sekelompok orang melihat ke laptop (pexels.com/olly)

Profil LinkedIn yang tidak lengkap, tanpa foto, atau tidak menggambarkan latar belakang dan tujuan karier kamu akan menyulitkan orang lain memahami siapa kamu. Sebuah profil yang rapi, profesional, dan ditulis dengan jelas akan membuatmu lebih dipercaya dan mudah dikenali saat membangun koneksi baru.

Pastikan foto profilmu terlihat profesional dan deskripsi dirimu dengan jelas mencerminkan siapa kamu serta apa yang kamu cari. Sertakan juga pengalaman kerja dan keterampilan yang relevan dengan industri atau bidang yang ingin kamu tekuni. Dengan profil yang disesuaikan, orang akan lebih mudah melihat potensimu, sehingga membuka lebih banyak peluang untuk membangun koneksi.

6. Tidak aktif di komunitas atau grup

ilustrasi diskusi (pexels.com/alexandersuhorucov)
ilustrasi diskusi (pexels.com/alexandersuhorucov)

LinkedIn menawarkan berbagai grup diskusi yang dapat menjadi tempat untuk berbagi pengetahuan, berdiskusi, dan memperluas jaringan. Namun, banyak orang yang melewatkan kesempatan ini. Sebagai platform sosial, LinkedIn mengharuskan kamu untuk lebih aktif dalam membangun jaringan, bukan hanya menunggu permintaan koneksi.

Dengan bergabung di grup yang sesuai dengan minat atau keahlianmu dan berpartisipasi aktif dalam diskusi, kamu bisa meningkatkan visibilitas serta membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki tujuan atau tantangan serupa. Keterlibatan ini juga membuka peluang untuk berbagi wawasan, belajar dari orang lain, dan memperluas jaringan dengan cara yang lebih alami dan bermanfaat.

"Bergabunglah dengan grup-grup yang sesuai dengan bidang atau minat kamu. Ini bisa sangat bermanfaat!" kata Williams.

7. Tidak memahami profil orang yang ingin dihubungi

ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/mareklevak)
ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/mareklevak)

Hindari untuk menghubungi orang tanpa melakukan riset terlebih dahulu tentang mereka. Jika kamu tidak mengetahui latar belakang, keahlian, atau minat mereka, pesan yang kamu kirim bisa terkesan asal-asalan dan kurang relevan.

Cobalah untuk mencari tahu lebih banyak tentang pekerjaan mereka, pengalaman yang mereka miliki, atau bahkan artikel yang telah mereka tulis sebelum mengirimkan permintaan koneksi atau pesan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar tertarik untuk terhubung, bukan hanya sekedar menambah koneksi.

8. Mengabaikan etika profesional

ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/artempodrez)

LinkedIn adalah platform profesional, jadi setiap interaksi yang kamu lakukan harus mencerminkan sikap dan komunikasi yang sopan serta penuh rasa hormat. Menggunakan bahasa yang terlalu santai, tidak sopan, atau kurang profesional dapat merusak kesan pertama dan mempengaruhi hubungan jangka panjang.

Misalnya, mengirim pesan yang terlalu mendesak, menggunakan emotikon berlebihan, atau berbicara terlalu pribadi bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman. Penting untuk selalu menjaga komunikasi yang jelas, profesional, dan sesuai dengan konteks jaringan yang sedang dibangun, agar koneksi yang terjalin tetap positif dan saling menguntungkan.

Dengan menghindari berbagai kesalahan di atas, kamu tidak hanya akan tampil lebih profesional di mata koneksi baru, tetapi juga membuka peluang karier yang lebih luas di masa depan. Yuk, mulai bangun jaringan yang kuat dan positif di LinkedIn dengan lebih bijak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us