5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!

Bisa membuat pribadi menjadi sombong dan tidak pernah puas

Kebutuhan hidup mutlak untuk dipenuhi terlebih dahulu. Pengeluaran uang untuk suatu kebutuhan menjadi hal yang sangat wajib dan terbilang wajar. Namun ada waktunya seseorang lebih mengedepankan keinginan, daripada memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu.

Banyak faktor jadi pemicu, salah satunya gengsi dan sikap tidak ingin kalah dari orang lain. Sering melakukan hal tersebut bisa mendatangkan sesuatu yang membahayakan untuk diri sendiri. Berikut lima bahaya jika terlalu mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.

1. Tabungan jadi sulit untuk bertambah 

5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!ilustrasi tabungan berkurang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pundi uang yang seharusnya ditabung malah dibelanjakan untuk sesuatu yang selalu diinginkan. Membuat tabungan tak kunjung bertambah nominalnya. Padahal adanya tabungan jadi hal yang penting, untuk berjaga-jaga di waktu mendatang.

Selalu membeli barang yang diinginkan juga tidak akan membuat efek baik apa pun. Uang jadi terbuang sia-sia untuk sesuatu yang sifatnya hanya sementara.

2. Menjadi pribadi yang tak pernah puas 

5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!ilustrasi belanja online (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Akan selalu ada keinginan yang ingin dibeli setiap waktunya. Akibat pengaruh perkembangan zaman dan canggihnya sosial media. Diri sendiri akan jadi pribadi yang tidak akan pernah puas, meski sudah membeli banyak yang diinginkan.

Tentu bukanlah suatu hal yang baik, jika sudah berubah jadi pribadi yang tak pernah puas. Akan mengabaikan rasa syukur yang seharusnya selalu dipanjatkan pada Tuhan.

Baca Juga: 5 Cara Menyadarkan Diri dari Keinginan Tidak Realistis

3. Rentan untuk terlilit utang

dm-player
5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!ilustrasi hutang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Keinginan yang kuat untuk mendatangkan barang yang diinginkan membuat orang rela melakukan apa saja. Berutang jadi salah satu cara yang efektif menurut mereka. Apalagi dengan mudahnya akses media untuk melakukan utang yang terjadi saat ini.

Itu akan jadi hal buruk yang terus terjadi dan berulang. Membuat diri sendiri rentan terlilit banyak utang oleh karena keinginan yang selalu ingin dipenuhi.

4. Akan selalu merasa kurang dalam menerima rezeki 

5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!ilustrasi argument (pexels.com/Yan Krukau)

Keinginan yang selalu dibarengi kebutuhan akan mengeluarkan banyak uang pastinya. Mendapatkan hasil tambahan dari kerja sampingan pun akan habis juga untuk membeli semua keinginan yang belum terwujud. Menjadikan semakin boros saja dalam mengelola keuangan.

Semua akan berdampak pada diri yang selalu merasa kurang. Padahal hasil yang didapatkan terbilang sudah sangat maksimal, namun selalu habis untuk memenuhi keinginan yang membawa bahagia sementara dan juga bersifat semu.

5. Berpotensi menjadi pribadi yang sombong dan arogan 

5 Bahaya Mementingkan Keinginan daripada Kebutuhan, Hindari!ilustrasi wanita belanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyaknya sesuatu yang sudah dia miliki membuatnya merasa lebih tinggi daripada orang lain. Membuat sifat sombong yang ada dalam diri menjadi terpicu dan menguasai diri. Arogansi yang ada juga akan muncul akibat merasa diri paling kuat, karena keinginan yang selalu didapat.

Hal ini akan membuat efek buruk dalam hidup bermasyarakat. Akan rawan untuk dijauhi dan dikucilkan orang, oleh karena sifat sombong dan arogan yang mulai menguasai diri.

Berhentilah mementingkan keinginan daripada sesuatu yang memang sedang dibutuhkan. Selain tidak berdampak baik apa-apa, itu juga bisa jadi awal yang akan membuat kamu jadi pribadi yang sombong dan juga arogan.

Baca Juga: 5 Tips Atur Bujet buat Hobi, Jangan Ganggu Kebutuhan Utama, ya!

Abdan Sahank Photo Verified Writer Abdan Sahank

Fakta unik ada berbagai macam didunia, mari membaca untuk mengetahui nya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya