Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Gak Boleh Telat Membayar Gaji Pekerja, Lakukan Kewajibanmu

ilustrasi pekerja (pexels.com/Harrison Haines)

Positif atau negatifnya pertumbuhan suatu usaha tidak bisa hanya dinilai dari tingkat keuntungan yang didapatkan per tahunnya. Hak-hak pekerja juga mesti terjamin, apalagi terkait upah. Kalau gaji sering terlambat diberikan tanpa ada bencana seperti kantor terbakar misalnya, artinya usahamu bermasalah.

Kesalahan sebagian orang yang memiliki pekerja adalah tidak memprioritaskan hak mereka dan hanya fokus mencari keuntungan pribadi. Padahal tanpa pekerja, kamu juga tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Pekerja mutlak dibutuhkan dalam pengembangan usaha. Gaji mereka wajib diperhatikan dan dibayarkan tepat waktu. 

Dengan adanya pengabaian tanggung jawab dari pemberi kerja, mereka sangat berhak marah sampai melakukan mogok kerja bahkan membawamu ke jalur hukum. Baik usahamu berskala besar atau kecil, upah mereka harus dibayarkan tepat waktu. Jangan semena-mena menahan hasil kerja keras mereka. Semoga hatimu terketuk oleh uraian di bawah ini dan memegang teguh kesepakatan bersama.

1. Mereka sudah melakukan tugas dengan baik

ilustrasi pekerja (pexels.com/Nam Phong Bùi)

Kebanyakan pengusaha memberlakukan aturan gaji dibayarkan di belakang setelah pekerja menyelesaikan tugasnya. Ada pengusaha yang menggunakan sistem upah harian, mingguan, atau bulanan. Artinya, pekerja mesti terlebih dahulu melakukan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin.

Tinggal kamu sebagai orang yang mempekerjakan mereka juga memperlihatkan tanggung jawab terhadap pekerja. Jangan sampai dirimu sebagai sosok yang dihormati pekerja malah mengabaikan kewajiban untuk memberikan upah. Bukan hanya pekerja yang dibebani tugas.

Tugasmu justru lebih banyak lagi. Selain memastikan hasil kerja mereka sesuai standar yang ditetapkan dan mencapai target, kesejahteraannya pum menjadi tanggung jawabmu. Kalau biasanya dirimu yang mengevaluasi kinerja karyawan, di saat pembayaran gaji gantian kamu yang akan dinilai oleh mereka. Hargai kerja keras mereka dengan memberikan upahnya.

2. Waktu pembayaran telah disepakati

ilustrasi pekerja (pexels.com/Mick Latter)

Sebelum kerja sama dimulai biasanya sudah disepakati waktu pembayaran gaji. Seperti setiap tanggal 1 dan dimajukan atau dimundurkan apabila bertepatan dengan hari libur. Contohnya, tanggal 1 libur maka gaji ditransfer tanggal 31. Apabila di kedua tanggal tersebut merah, gaji tidak dibayarkan tanggal 30 bulan ini melainkan tanggal 2 bulan berikutnya.

Apa gunanya dibuat perjanjian seperti ini apabila kamu sebagai pembuatnya justru bersikap semaunya sendiri? Waktu pembayaran upah kudu menjadi pegangan bersama. Jangan menjilat ludah. Kamu tetap terbukti melanggar apabila tidak kunjung memenuhi kewajibanmu. 

Hanya karena dirimu sedang mengalami kesulitan keuangan misalnya, jangan asal mengubah peraturan yang berakibat merugikan pekerja. Kamu gak boleh meminta mereka memaklumi keterlambatan pembayaran dengan dalih terpenting akhirnya tetap dibayarkan. Kejadian seperti ini sangat tidak menyenangkan bagi pekerja.

3. Ada diri sendiri dan keluarga yang harus dinafkahi

ilustrasi pekerja (pexels.com/HONG SON)

Tidak ada orang mau capek-capek bekerja cuma buat iseng atau mengisi waktu luang. Pekerja sengaja bekerja untuk memperoleh sejumlah uang. Dengan uang tersebut mereka menghidupi diri serta keluarganya. Oleh sebab itu, kamu tak boleh bermain-main dalam pembayaran gaji. 

Keterlambatan pembayaran berarti membahayakan kebutuhan hidup para pekerja. Ini sebabnya mereka mudah sekali emosi apabila gaji tidak dibayarkan tepat waktu. Ini berlaku untuk semua jenis kelamin, baik pekerja pria maupun perempuan. Jangan berpikir upah pekerja perempuan ditunda tak apa-apa.

Pikirmu, mereka bukan kepala keluarga. Padahal, perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga juga banyak. Mereka yang bekerja sekadar buat menghidupi diri sendiri juga gak boleh diremehkan. Untuk siapa hasil kerja mereka bukanlah urusanmu. Tugasmu tetap membayarkannya sesuai kesepakatan.

4. Tidak semua orang punya tabungan buat menutup kebutuhan

ilustrasi mencatat pesanan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan menggampangkan urusan pemenuhan kebutuhan orang lain. Kamu mungkin berpikir penundaan pembayaran upah beberapa hari saja tidak akan membuat mereka kelaparan. Dirimu hanya melihat pada kondisi sendiri. Kamu punya tabungan yang cukup untuk membeli berbagai kebutuhan.

Bahkan itu mungkin di luar dana darurat. Sementara orang lain dengan pendapatan yang pas-pasan cenderung hidup dari gaji ke gaji. Mereka sudah menantikan upah untuk segera dibagi ke berbagai pos kebutuhan. Bahkan bermacam-macam tagihan telah menanti untuk dibayarkan.

Makin kecil upah seseorang makin rendah pula kemampuannya bertahan hidup melebihi waktu gajiannya. Jangan sampai keteledoranmu menjadi penyebab orang yang sudah bekerja keras untukmu malah gak bisa makan. Atau, mereka terkena denda dan berbagai masalah akibat tagihan yang tidak dibayar tepat waktu. Keterlambatan pembayaran upah menimbulkan efek domino.

5. Tak bisa on time menggaji artinya belum layak mempekerjakan orang

ilustrasi pekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu hanya punya dua pilihan dalam menjalankan usahamu. Yaitu, dirimu mengerjakan semuanya sendiri dengan keuntungan gak perlu mengeluarkan uang bakal gaji karyawan atau mempekerjaan beberapa orang buat membantumu. Konsekuensinya tentu ada upah yang mesti dibayarkan dengan tertib.

Jangan sekali-kali nekat membuka lapangan kerja bila kenyataannya dirimu belum mampu menggaji mereka dengan layak. Ada konsekuensi dari setiap keputusanmu. Terutama saat bisnismu belum stabil. Penambahan karyawan membantu usahamu makin berkembang.

Akan tetapi, kamu barangkali perlu memangkas keuntungan pribadi demi dapat menggaji mereka sesuai nominal dan waktu yang disepakati. Apabila dirimu tidak siap dengan konsekuensi ini mending tak usah membuka lowongan pekerjaan. Jangan seolah-olah menjadikan siapa pun sebagai tumbal buat kemajuan usahamu. Kamu dan para pekerja mesti maju serta sejahtera bersama.

6. Terlambat menggaji seharusnya memberi kompensasi

ilustrasi pekerja (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Kamu harus menujukkan sikap yang adil pada orang-orang yang menggantungkan penghidupannya padamu. Sebagai contoh, mereka terlambat datang ada pemotongan uang makan. Mereka gagal mencapai target penjualan, bonus tidak diberikan. Ada selisih dalam laporan keuangan, staf keuangan diwajibkan menggantinya.

Pertanyaannya, apa bentuk pertanggungjawabanmu jika hak pekerja tidak ditunaikan dengan baik? Tanpa perlu tekanan dari pihak mana pun, telah semestinya bos memberikan kompensasi apabila terlambat membayarkan gaji karyawan. Contohnya, gaji telat sehari dari waktu yang disepakati. Nominalnya 3 juta rupiah.

Jika bulan itu terdiri dari 30 hari, berarti kamu mesti membayar ganti rugi 100 ribu rupiah. Dirimu terlambat membayar 2 hari, artinya kompensasi yang diterima pekerja 200 ribu rupiah dan seterusnya. Bagus sekali kalau kamu berani menerapkan sistem seperti ini. Dirimu bakal amat bertanggung jawab dan tak mempermainkan nasib pekerja.

Jangan menganggap keterlambatan pembayaran upah sebagai hal biasa di dunia kerja. Itu akan membuat orang tidak betah bekerja padamu. Jika kamu ingin dihormati anak buah dan mendapatkan loyalitas mereka, dirimu juga mesti memperhatikan betul pemenuhan hak-haknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us