Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Risikonya Besar, 3 Alasan Sebaiknya Gak Curhat ke Rekan Kerja

ilustrasi orang yang sedang curhat (pexels.com/mentatdgt)
ilustrasi orang yang sedang curhat (pexels.com/mentatdgt)
Intinya sih...
  • Curhat ke rekan kerja mengganggu fokus dan produktivitas kerja
  • Curhat sering diabaikan, rekan kerja punya masalah sendiri
  • Tidak semua rekan kerja peduli, hati-hati dengan persaingan di tempat kerja

Setiap manusia tentu memiliki masalah dalam hidupnya. Jika belum bisa menemukan solusi konkret untuk mengatasi kesulitan yang dialami, setidaknya beban bisa dikurangi dengan bercerita. Mencurahkan isi hati alias curhat kepada orang yang dipercaya akan sangat membantu melegakan perasaan, dan bila beruntung, kamu bisa sekaligus menemukan jalan keluar yang dibutuhkan.

Kebiasaan yang sering dijumpai dalam keseharian adalah curhat kepada rekan kerja. Sekilas ini tampak seperti hal yang lumrah karena teman di kantor memang orang-orang yang rasanya lebih sering ditemui dari pada sahabat sendiri. Kendati begitu, sebaiknya kamu tidak lagi curhat kepada rekan kerja karena tindakan ini menyembunyikan risiko besar sebagai berikut.

1. Curhat ke rekan kerja bikin fokusmu dalam bekerja akan terganggu

ilustrasi seseorang yang stres dalam bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi seseorang yang stres dalam bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tidak dapat dimungkiri bahwa saat terjerat suatu permasalahan, bawaannya ingin curhat terus. Kalau bisa, kegiatan mengeluarkan unek-unek ini tetap berlangsung meski sedang berada di tempat kerja. Jika ada rekan kerja yang dengan senang hati bersedia pasang telinga untuk mendengarkan ceritamu, pasti cukup melegakan, bukan begitu?

Namun demikian, hal seperti ini sebenarnya merugikan, terutama bagi diri sendiri. Pasalnya, begitu merasa mendapatkan atensi, kamu jadi lebih bersemangat untuk curhat, sampai terkadang rela curi-curi waktu di tengah jam kerja. Akibatnya, pekerjaan jadi terganggu atau malah gagal untuk diselesaikan. Siap-siap dapat peringatan dari atasan, deh!

2. Curhat ke rekan kerja sering kali akan diabaikan

ilustrasi seseorang yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi seseorang yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika sedang curhat, tentu kamu punya ekspektasi tertentu, seperti akan diperhatikan, diberi semangat, bahkan ditawarkan bantuan untuk mencari solusi. Semua itu dapat membuat perasaanmu lebih nyaman karena kamu jadi tahu bahwa tidak menghadapi kesulitan seorang diri. Sayangnya, harapan ini sering meleset saat kamu memutuskan untuk curhat ke rekan kerja. Alih-alih diberi ruang untuk berekspresi, eh, tenyata malah diabaikan. Kok bisa?

Rekan kerja juga punya permasalahannya sendiri. Ketika dia mengabaikan keluh kesahmu, mungkin saja dia benar-benar sedang begitu penat dengan beragam kejadian yang dialaminya. Dia tidak sanggup lagi bila harus menambah beban dengan memerhatikan ceritamu. Jadi, alangkah baiknya bila kamu bersikap bijaksana dengan mengendalikan diri agar tidak mudah menceritakan kesulitan pada orang lain, ya.

3. Tidak semua rekan kerja benar-benar peduli pada masalahmu

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Jack Sparrow)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Jack Sparrow)

Suka atau tidak, persaingan di tempat kerja memang masih kerap terjadi. Terkadang orang sanggup melakukan segala cara demi mendapatkan apa yang diinginkan, sekali pun bila itu melalui cara yang tidak semestinya. Mereka tega mencari celah untuk menjatuhkan target agar dirinya menggantikan posisi tersebut.

Nah, berhati-hatilah saat hendak curhat kepada rekan kerja. Pasalnya, tidak semua orang di kantor merupakan temanmu. Ada yang pura-pura peduli, padahal sebenarnya sedang berusaha mencari kelemahanmu. Seluruh informasi akan dikumpulkan dan diramu sedemikian rupa untuk menumbangkanmu, terutama bila kamu memang dianggap sebagai pesaingnya. Jadi, tetaplah waspada agar tidak menyesal kemudian.

Curhat merupakan bentuk upaya untuk menjaga kewarasan saat sedang menghadapi permasalahan. Kendati begitu, perlu berhati-hati dalam memilih teman curhat. Sebaiknya, hindari menceritakan keluh kesahmu pada rekan kerja atas dasar alasan yang telah dijelaskan dalam artikel. Kendalikan dirimu dan kamu akan baik-baik saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us