TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ingin Tulisanmu Diterbitkan di IDN Times? Ini Rahasianya

Tips langsung dari Community Editor IDN Times!

ilustrasi koran (dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Katanya, siapa saja bisa menulis. Sebagai media platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia, IDN Media pun percaya akan hal itu. Namun, menulis yang dimaksud tentu bukan sekadar menulis, ya. Ada beberapa hal penting dan mendasar yang perlu diperhatikan, terutama ketika menciptakan tulisan yang hendak dipublikasikan. Kali ini, kita berkesempatan untuk berbincang dengan salah seorang Community Editor di IDN Times, yakni Arifina Budi Aswati.

Bagi kalian yang tertarik untuk bergabung menjadi penulis di IDN Times Community, artikel di bawah ini menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan agar tulisanmu bisa dipublikasikan. Tak hanya itu, buat kalian yang tertarik untuk meniti karier di dunia literasi dan berniat menjadi Editor di kemudian hari, apa yang Arifina bagikan berikut ini juga bisa memberikan kalian gambaran mengenai tugas yang biasa diemban oleh seorang editor. Yuk, kita simak!

1. Editor berperan penting untuk penulis

Arifina, Community Editor (Dok. IDN Media)

Ketika mendengar kata editor, apa yang biasanya muncul di dalam benak kalian? Benar, editor adalah sebuah profesi yang bertanggung jawab terhadap fungsi penyuntingan pada suatu naskah. Namun, tahukah kalian bahwa editor tidak hanya sekadar memeriksa dan memperbaiki ejaan dalam tulisan? Arifina mengungkapkan, “Lebih dari itu, editor juga membantu mengarahkan penulis dalam menulis. Mulai dari topik, kebenaran, konteks, bahkan juga logika tulisannya. Editor harus memastikan bahwa tiap karya yang terbit itu terpercaya, mudah dipahami, dan menginspirasi pembaca.”

Meskipun siapa saja dari pendidikan atau pekerjaan apapun bisa menulis di IDN Times Community, bukan berarti tulisan mereka langsung diterima, ya. Sebelum diterbitkan, setiap tulisan yang masuk dari kontributor tetap akan diperiksa dulu dengan sangat teliti oleh editor. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas tulisan. Oleh karenanya, apabila kamu ingin tulisanmu diproses dengan lebih cepat, pastikan tulisan kamu sudah benar paling tidak secara konsep dan ejaan.

2. Saran dan kritik teknis dari editor

People Operations IDN Media (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Dalam menulis, tentu ada beberapa poin penting yang tak boleh dilewatkan oleh seorang penulis, mulai dari hal paling dasar, hingga hal serius terkait orisinalitas. “Pertama, hal yang paling dasar, yakni ejaan tulisan. Ejaan tulisan ini meliputi tanda baca, penulisan huruf, bilangan, dan sebagainya. Karena ejaan adalah hal paling dasar, artinya ejaan bukanlah perkara sepele. Salah sedikit saja, bisa menimbulkan salah tafsir. Jika kesalahannya banyak, nah, hal ini akan membuat tulisan berantakan, sehingga tidak nyaman dibaca,” terang Arifina.

Hal kedua yang ia sampaikan adalah akurasi sumber informasi. Artinya, jangan sampai kebenaran informasi yang ditulis oleh penulis masih belum bisa dipastikan. “Lebih parah lagi, kalau pernyataan yang kita kutip itu adalah hoaks. Di sinilah peran lain dari seorang editor. Seorang editor harus mampu memastikan bahwa sumber informasi yang dirujuk penulis merupakan sumber yang terpercaya. Ini terdengar mudah dilakukan, tapi ketelitian harus benar-benar dijamin. Check, recheck, and recheck,” ungkapnya.

Hal krusial ketiga yang Arifina sebutkan adalah orisinalitas. “Jangan plagiat,” tegasnya. IDN Times Community, ia menyebutkan, tidak menoleransi karya hasil plagiat. Apabila ada satu saja kalimat yang terdeteksi plagiat atau merupakan hasil dari terjemahan mentah, Arifina memastikan bahwa artikel tersebut pasti akan ditolak. Namun, pencantuman kalimat yang sudah paten seperti ayat dalam Undang-Undang maupun Kitab Suci di dalam tulisan tidak dihitung sebagai plagiarisme, ya.

3. Artikel bisa memakan waktu lama untuk dipublikasikan?

Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo

Harap sabar, ya. Editor juga memerlukan waktu untuk memastikan kebenaran informasi yang ditulis, logika topik tulisan, hingga soal format penulisan—apakah sudah sesuai dengan ketentuan IDN Times atau belum. “Ini, ‘kan, penting sekali, mengingat tulisan tersebut akan diterbitkan di media massa dengan pembaca yang masif dan beragam. Ada tanggung jawab moral di sana. Kita harus menampilkan informasi yang valid dan terverifikasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada para pembaca,” sebut Arifina, sebagai salah satu Editor yang memegang IDN Times Community.

4. Editor menjalin “kedekatan” dengan para penulis

IDN Times Surabaya (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Setiap hari, seorang editor secara aktif memberikan feedback kepada penulis mengenai tulisan mereka. Hal ini akan terus terjadi hingga akhirnya, tulisan mereka layak untuk diterbitkan di IDN Times. Arifina menerangkan, “Selain itu, IDN Times Community memiliki banyak program yang dapat mendekatkan tiap anggota tim, termasuk para editor, dengan para Community Writer. Di antaranya, ada grup WhatsApp—tempat berbagi keluh kesah tentang kepenulisan. Grup tersebut juga sering disulap menjadi kelas menulis, sehingga penulis pun dapat memperoleh pengetahuan baru tentang menulis. Kelas menulis itu diampu langsung oleh tim redaksi IDN Times.”

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya