Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Acap kali orang berpikiran, bahwa tak ada bedanya antara seorang workaholic, dengan mereka yang memang seorang pekerja keras. Padahal, keduanya tidaklah sama. Bedanya, seorang pekerja keras masih tahu akan batas kemampuannya, dan menghargai dirinya sendiri dengan tidak memaksakan diri hanya demi pekerjaan. Dia tahu kapan harus berhenti bekerja, dan mengambil waktu untuk istirahat, serta berkumpul bersama keluarganya.
Sementara bagi seorang workaholic, pekerjaan adalah dunia dan segalanya untuknya. Dia gak bisa jauh dari pekerjaan, dan justru kurang menghargai dirinya sendiri.
Nah, selain perbedaan tadi, masih ada lagi lima ciri yang menunjukkan kalau seseorang cenderung menjadi workaholic. Penasaran apa itu workaholic dan apa saja ciri dari seseorang yang workaholic? Simak artikel berikut ini.
1. Bekerja tak kenal waktu
unsplash.com/ Tim van der Kuip Bagi seorang workaholic, tak ada patokan jam yang pasti dalam bekerja. Walaupun dirinya terikat dalam sebuah perusahaan, bukan berarti dia akan sepenuhnya menurut dengan peraturan jam kerja yang ada. Tidak korupsi jam kerja, sebaliknya justru dirinya gemar menambah porsi pekerjaan.
Tak jarang, walaupun sudah di rumah sekalipun, dia tetap rajin mengecek tugas-tugasnya. Bagus sih, itu pertanda dia punya rasa tanggung jawab yang besar. Akan tetapi, kebiasaan tersebut juga gak baik bagi dirinya sendiri.
Baca Juga: 7 Penyakit yang Mengancam Workaholic, Jangan Lupa Istirahat!
2. Dia bekerja demi mendapatkan uang, tapi setelah mendapat materi yang melimpah masih saja belum puas
unsplash.com/Austin Distel Tentu saja, motivasi utama seseorang bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan. Begitu pula dengan seorang workaholic. Akan tetapi, materi yang berlimpah tak menjamin dia bakal merasa
puas.
Meskipun sudah terhitung mapan, tetapi dia akan tetap bekerja dengan giat. Maka orang-orang di sekitarnya suka dibuat heran, sebenarnya apa lagi yang dia cari. Ibarat harta gak habis tujuh turunan, masih saja bekerja secara berlebihan.
3. Merasa kesulitan bila ditempatkan dalam sebuah kerja tim
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
unsplash.com/ Matt W Newman Ciri ketiga adalah, seorang workaholic sering merasa kurang nyaman saat harus bekerja dalam sebuah tim. Karena dia berpikir, orang lain akan kesulitan menyesuaikan diri dengan cara kerjanya. Di satu sisi dia ingin memimpin di depan, agar segala sesuatunya bisa berjalan sesuai kemauannya. Di samping itu, dia juga gak mau ambil pusing membagi tugas pada rekan kerjanya, kalau semua bisa dia selesaikan sendiri.
Memang, orang tipe ini lebih cocok kerja secara mandiri. Membiarkannya bekerja seorang diri, akan membuatnya lebih tenang dan fokus dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Gak perlu merasa bersalah, karena melimpahkan segala tugas padanya, sebab itu justru bisa membuatnya senang.
4. Saat liburan, dia merasa hampa dan selalu teringat akan pekerjaannya
unsplash.com/ Vladimir Kudinov Hampir semua orang di dunia ini, pasti menantikan waktu berlibur bersama keluarga atau teman-temannya. Apalagi, setelah hampir tiap hari dijejali banyak pekerjaan yang menguras tenaga serta pikiran. Menikmati liburan bisa membuat badan kembali segar. Namun, bagi seorang workaholic, libur bukan momen yang ditunggu-tunggu.
Walaupun sudah sampai di sebuah hotel yang mewah, atau menikmati sunset dari bibir pantai, tetap saja ada yang kurang karena di sana, dia gak bisa leluasa bekerja. Maka gak heran, kalau bukan ketenangan jiwa yang dia dapatkan, melainkan resah dan terus-menerus memikirkan pekerjaan yang ditinggalkan. Rasanya seperti ingin segera pulang dan kembali bekerja. Waduh, ekstrem juga ya!
Baca Juga: Jangan Mengeluh, Ini 5 Cara Menyikapi Pasangan yang Terlalu Workaholic