5 Perbedaan antara Self-Reward dengan Perilaku Boros
Hindari perilaku boros namun berkedok self-reward
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah self-reward cukup populer di masyarakat dengan pemaknaan mencintai diri sendiri dengan mengapresiasi diri. Makna kata tersebut sering menjadi tameng dari perilaku boros atau konsumerisme seseorang. Bisa disebut itu sebagai perilaku boros namun berkedok self-reward.
Setiap orang juga mungkin beberapa kali atau bahkan sering tidak bisa membedakan antara self-reward dengan konsumerisme. Pengaruh nafsu menginginkan ini dan itu tidak dapat dikendalikan, akhirnya pengeluaran uang tidak dapat terkendali. Tetapi, dengan lima ciri-ciri ini dapat kita bedakan batasannya.
Tetapi perlu diingat, standar self-reward dan boros atau konsumerisme seseorang tentu berbeda-beda. Tidak perlu melihat orang lain sebagai tolok ukur gaya hidupmu.
1. Self-Reward tidak perlu mengabaikan kondisi finansial
Kondisi finansial saat ini atau yang akan datang harus diperhatikan. Jika pengeluaran untuk kesenangan pribadi melebihi penghasilan per bulan, maka sebaiknya dibatasi. Jangan sampai cara memanjakan diri sendiri justru mengorbankan keuangan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
Self-reward seseorang mungkin dapat terwujud dengan membeli sesuatu. Walaupun begitu, hindari pemborosan sampai lupa diri.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan agar Siap Pensiun di Usia Muda
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.