TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Resign yang Harus Ditinggalkan, Bisa Hambat Karier!

Jangan gampang resign hanya dengan alasan sepele, ya!

pexels.com/Ekaterina Bolovtsova

Memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya merupakan salah satu pengalaman penting pada kehidupan seseorang, mencicipi pahit manisnya mencari uang sendiri adalah pelajaran berharga yang bisa mengubah sudut pandang berkehidupan.

Walaupun begitu, tidak semua pekerjaan cocok dengan individu tertentu, oleh sebab itu kamu perlu memilah pekerjaan dengan baik dan benar. Namun dengan adanya alasan tersebut bukan berarti kamu bisa bebas keluar masuk sebuat pekerjaan tanpa pertimbangan. Apalagi jika kamu tergolong sangat baru dalam menapakan kaki di dunia kerja antara satu atau tiga bulan, ada lima alasan resign yang perlu ditinggalkan jika enggan menanggung risiko yang menghambat perkembangan karier dan prestasi.

1. Diakibatkan oleh rasa jemu

pexels.com/bongkarn thanyakij

Manusia memiliki sifat dasar berbeda dalam menjalani kehidupan sosialnya masing-masing, ada yang gemar melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang dan ada juga yang sulit bertahan dengan kegiatan monoton yang dijalani setiap waktu. Perbedaan ini kemudian berdampak pada beberapa kegiatan, salah satunya adalah bekerja.

Semakin sering seseorang merasa bosan dan jengah akan rutinitas yang sama setiap hari, maka ia berpotensi untuk lebih banyak berpindah-pindah pekerjaan dalam durasi waktu yang singkat. Tak ayal, prilaku ini kerap menjadi masalah bagi proses rekrutmen seseorang di masa mendatang karena dianggap kurang kompeten dalam kesetiaan akan perusahaan.

Bagi kamu yang terjerumus dengan alasan ini, coba perhatikan dengan seksama berapa lama kamu sudah berada dalam perusahaan tersebut. Apakah waktu itu sudah cukup untuk kamu mencari pekerjaan baru atau terlampau singkat sampai dikira bekerja hanya untuk main-main?

2. Mendengar gaji orang yang lebih besar

pexels.com/cottonbro

Pendapatan yang dimiliki seseorang bisa beragam tergantung posisi yang diemban dan perusahaan yang dijajaki. Banyak perusahaan menerapkan gaji lebih tinggi walau posisinya serupa. Namun jangan jadikan ini sebagai patokan untuk kamu memutuskan berhenti tanpa ada pengganti yang lebih jelas.

Faktor nominal gaji merupakan salah satu pertimbangan yang bisa saja diakibatkan oleh masalah internal, boleh jadi sebetulnya pendapatan tersebut diberikan karena orang lain memiliki jam lembur berlebihan atau beban kerja yang lebih banyak. Urusan internal yang tidak ada kaitannya dengan karyawan tentu perlu dipikirkan dengan matang oleh kamu, apalagi jika subjek perbandingan tersebut notabene berbeda divisi hingga perusahaan denganmu.

Ada baiknya kita mulai instrospeksi diri, bisa saja gaji tidak sama dengan orang lain yang sejajar posisinya karena performa kamu kurang mumpuni atau ada target yang belum tercapai. Lain lagi jika kamu merasa sudah layak untuk menyandang pendapatan yang serupa atau lebih dengan prestasi yang ada, barulah pikirkan dengan seksama kemungkinan berpindah pekerjaan dengan harapan ganti yang lebih baik.

Baca Juga: Jangan Resign Dulu, Lakukan 5 Hal Ini ketika Merasa Kariermu Stagnan

3. Capek jadi alasan utama

pexels.com/Field Engineer

Saat ini kata "capek" seolah menjadi pembenaran atas alasan berhenti kerja yang seringkali menghinggapi anak-anak yang baru saja menyelesaikan pendidikan. Padahal durasi waktu bekerja belum sampai tiga bulan atau bahkan tiga puluh hari dan masih tergolong ke dalam masa uji coba.

Perlu diketahui bahwa hampir semua pekerjaan memiliki porsi capek masing-masing, hanya saja bentuk capek itu berbeda-beda, ada yang mengedepankan ketangkasan sehingga fisik menjadi media utama yang dibuat lelah dan berdampak pada kesehatan anggota tubuh, serta ada yang lebih mengutamakan cara berpikir sehingga ia kewalahan secara non-fisik dan mengakibatkan peningkatan stres yang dialami.

Tidak semua pekerjaan yang duduk-duduk saja adalah menyenangkan, serta tidak semua pekerjaan yang mondar-mandir setiap waktu sangat melelahkan. Semua tergantung bagaimana seorang individu menikmati pekerjaannya. Sebab jika capek dijadikan alasan tetap untuk selalu resign, maka kamu bisa kesulitan mendapatkan pekerjaan karena hampir semua bidang akan memiliki capek pada masanya.

4. Tergiur tawaran tidak jelas

pexels.com/Andrea Piacquadio

Jangan menukarkan pekerjaan yang diemban saat ini dengan sesuatu yang tidak jelas jika kamu belum yakin akan prospek tawaran tersebut. Bermain-main dengan pekerjaan tanpa pengalaman bisa membahayakan karier kamu yang belum berkembang dengan baik.

Apalagi jika tawaran tersebut cenderung mencurigakan karena diiming-imingi oleh sesuatu yang tidak masuk akal, seperti nominal gaji yang fantastis, fasilitas mewah, hingga tunjangan yang berlebihan, sementara kamu sendiri belum yakin potensi dan pengalaman yang dimiliki sudah sampai pada taraf itu.

Mencari yang pasti lebih diperlukan ketimbang mencoba-coba tawaran yang kurang jelas, kecuali jika kamu benar-benar menerima risiko paling buruk seperti ditipu dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Baca Juga: 8 Cara Atasi Tekanan Kerja, Biar Gak Impulsif Pengen Resign Aja

Verified Writer

Intan Pratiwi Buchr

Sempat ingin jadi astronaut, tapi sekarang jadi pegawai di bumi~ let's connect with me at hallonanas@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya