TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Momen Tepat Berkata "It's Okay" pada Dirimu Sendiri, Layak Diresapi!

It’s okay bila kebaikanmu gak dihargai

ilustrasi wanita bertopi (unsplash.com/Mert Kahveci)

Mungkin kamu pernah punya pengalaman telah melakukan kesalahan bodoh, dan sebenarnya gak mesti terjadi kalau kamu bisa sedikit lebih teliti. Pasti geregetan sendiri, kan? Terkadang, penyesalan itu pun bikin kamu menyalahkan diri sendiri.

Memang, kalau bisa memilih, pasti kamu penginnya bisa menjalani hari-hari dengan sempurna, kan? Tapi, harapan itu mustahil, karena mau sedetail apa pun berencana, tetap saja ada kemungkinan salah.

Itulah sebab pentingnya kamu belajar untuk ikhlas dan berkata “It’s okay” pada diri sendiri. Seperti pada momen-momen berikut ini. Yuk, simak ulasannya lebih lanjut!

1. Ketika kamu berbuat baik, tapi tak diapresiasi

ilustrasi ngobrol (unsplash.com/Yuvraj Singh)

Perbuatan baik itu memang semestinya dilakukan tanpa pamrih. Akan tetapi, sedikit apresiasi, harusnya gak sulit, kan? Karena bisa membuatmu semakin termotivasi dan dihargai.

Sayangnya, gak semua orang dapat menyadari kebaikan yang sudah kamu lakukan padanya. Bahkan tak jarang, kamu dituduh macam-macam padahal sudah bejibun hal baik yang telah kamu berikan.

Di sinilah kamu berkata “It’s okay” pada diri sendiri. Gapapa, kebaikanmu itu gak di-notice orang lain, apalagi dihargai. Yang penting, Tuhan itu Maha Tahu akan apa yang kamu lakukan. Itu saja sudah cukup!

Baca Juga: 5 Tips Ikhlas saat Harus Meninggalkan Karier demi Anak, Ibu Hebat!

2. Saat kamu sudah berharap, ternyata malah gagal

ilustrasi sedih (pexels.com/Pixabay)

Harapan akan mendorong tindakan. Harapan akan diterima di universitas impianlah yang bikin kamu terus belajar hingga begadang. Walau badan sudah lelah, tapi keinginan untuk bisa lulus ujian penerimaan, yang bikin kamu bisa melek.

Makanya, kamu kecewa sekali saat tahu kalau kamu gagal diterima di universitas yang sudah jadi impianmu selama ini. It’s okay, yang penting kamu sudah mencoba yang terbaik. Setidaknya, kamu bisa menepuk diri sendiri dengan bangga sambil berkata, “At least kamu sudah berusaha keras!”.

3. Ketika teman-teman sudah settle dengan kehidupannya, kamu masih tertatih-tatih

ilustrasi di depan kereta api (unsplash.com/Nic Y-C)

Momen lain yang kerap bikin kamu down, yakni melihat teman yang lain sudah settle dengan kehidupannya masing-masing. Sementara, kamu merasa kalau hidupmu masih biasa-biasa saja. Kamu masih tertatih-tatih untuk meraih apa yang kamu inginkan.

Biar gak down kelamaan, cobalah ikhlas dan berkata, “It’s okay bila hidupmu gak seperti mereka. Yang penting, kamu tetap berusaha melangkah menuju apa yang kamu cita-citakan”. Meski tertatih, tapi kalau kamu gak menyerah dan berhenti, lambat laun juga akan sampai juga, kan?

4. Saat kamu memilih istirahat meski pekerjaan masih banyak

ilustrasi lelah (pexels.com/Ivan Samkov)

Setiap orang punya kapasitas sendiri-sendiri. Jadi, jangan disamaratakan. Kalau ada sebagian orang yang gak masalah menerapkan hustle culture, bukan berarti kamu mesti memaksakan diri seperti mereka.

It’s okay untuk mengambil jeda istirahat meski pekerjaan menumpuk. Lebih baik berhenti sejenak tapi jiwa dan raga pulih kembali sehingga dapat segera produktif, daripada memaksakan diri sampai akhirnya jatuh sakit. Malah bikin pekerjaanmu jadi terbengkalai, kan?

Baca Juga: Selain Ikhlas, Inilah 5 Hal yang Mudah Dikatakan Tapi Sulit Dilakukan

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya