TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Menyelesaikan Naskah Novel, anti Mandek di Tengah Jalan

Udah tahu mau di kirim ke mana, kan?

ilustrasi mengetik dengan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menyelesaikan setiap jenis tulisan memang ada tantangannya masing-masing. Menulis cerita pendek misalnya, gak bisa dibilang mudah karena dengan jumlah halaman yang terbatas, alur cerita harus tetap masuk akal. 

Jangan sampai ceritanya menjadi tidak jelas atau seperti tidak selesai. Begitu pula menulis artikel juga punya tantangan sendiri, seperti terkadang memerlukan rujukan berupa jurnal ilmiah.

Lalu, bagaimana dengan menulis novel? Sekalipun ini karya fiksi, bukan berarti kamu boleh asal-asalan dalam mengerjakannya, lho. Tak sedikit penulis pemula yang tak kunjung berhasil menyelesaikan naskah novel pertamanya.

Padahal, tanpa naskah yang tuntas, harapan untuk menjadi penulis profesional akan menipis. Supaya naskahmu gak terbengkalai lagi, cobalah mengikuti enam tips di bawah ini.

1. Buat fondasi cerita yang kuat sejak bab 1

ilustrasi mengetik di sofa (pexels.com/olia danilevich)

Meski bab 1 ibarat pemanasan dan kamu baru mulai bercerita, jangan pernah menyepelekannya. Beberapa editor bahkan sudah dapat menilai naskahmu bagus atau tidak cukup dari tiga bab atau malah sepuluh halaman pertama.

Jadi, hindari berbelit-belit di bab 1. Kamu tidak harus langsung membawanya ke konflik utama. Namun, pastikan kamu mampu memberikan awalan cerita yang memikat. 

Jika bab 1 saja sudah tidak menarik, sulit untuk siapa pun mau melanjutkan ke bab-bab berikutnya. Bisa dibilang, mampu membuat pembaca bertahan menyelesaikan bab 1 bahkan melanjutkan ke bab 2 adalah pencapaian pertama seorang novelis.

2. Rutin melanjutkannya

ilustrasi mengetik (pexels.com/Vlada Karpovich)

Berbeda dengan cerita pendek atau artikel yang dapat diselesaikan dalam satu atau dua jam saja, menulis novel membutuhkan waktu yang lebih banyak. Beberapa penulis dapat menyelesaikan naskahnya kurang dari sebulan.

Akan tetapi, banyak juga penulis yang butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahunan apabila dihitung sejak riset pertama sampai ia mengeditnya terakhir kali. Satu yang perlu kamu ingat, ini bukan tentang kecepatan.

Yang terpenting adalah naskahmu akhirnya selesai. Kerutinanmu dalam melanjutkan ceritamu menjadi sangat penting. Kamu harus menyediakan waktu barang satu atau dua jam setiap hari buat meneruskannya.

Apabila kamu tidak rutin melanjutkannya, kamu gak akan connect dengan cerita yang sudah ditulis. Kamu menjadi gak sayang dan kurang memahami tokoh-tokohmu. Kamu butuh mendalami cerita itu sampai seakan-akan pengalaman setiap tokoh adalah pengalamanmu sendiri.

3. Tetap membaca setiap hari

ilustrasi membaca (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hanya karena kamu sedang menulis novelmu sendiri dan gak ingin konsentrasimu terganggu, jangan lantas berhenti membaca. Bagi penulis, membaca itu seperti makan. 

Baik kamu sedang menulis naskah maupun tidak, tetaplah punya waktu untuk membaca. Kamu dapat membaca novel-novel dengan genre serupa dengan naskah yang sedang ditulis, agar kamu lebih punya banyak ide.

Akan tetapi, jika khawatir kamu hanya akan meniru ide novel-novel tersebut, bacalah genre yang lain. Dengan membaca, kamu akan tahu ada banyak sekali cara untuk membuat cerita lebih menarik dan akhirnya merampungkannya.

Baca Juga: Gak Cuma Writer Block, 5 Hal Ini Juga Bisa Menurunkan Gairah Menulismu

4. Punya tujuan yang jelas naskah itu akan dikirim ke mana

ilustrasi mengetik (pexels.com/Kampus Production)

Kamu bisa saja menulis sekadar untuk mencurahkan perasaan. Namun jika ini tentang tulisan sepanjang novel, sebaiknya kamu punya tujuan yang lebih jelas atas nasib naskah itu selanjutnya saat sudah selesai diketik.

Kalau kamu gak tahu sama sekali dan hanya ingin menyimpannya di laptop, kamu tidak punya motivasi lebih buat menyelesaikannya. Toh, selesai atau tidak, tempatnya di situ-situ saja.

Milikilah tekad untuk menciptakan masa depan untuk naskah yang sedang kamu kerjakan. Apakah naskah itu akan dikirim ke penerbit, platform menulis, atau diikutkan lomba misalnya? 

5. Jaga istirahat dan suasana hatimu

ilustrasi tidur nyenyak (pexels.com/Wilphoto Style)

Menulis memang minim gerakan fisik. Akan tetapi, pikiranmu tidak dapat diam. Pikiran itu terus bekerja bahkan meski kamu tidak sedang duduk di depan laptop. Semua ini butuh energi yang tak sedikit, lho.

Maka dari itu, aturlah waktumu sedemikian rupa ketika kamu sudah mulai menulis naskah novel. Bagi 24 jam yang kamu miliki untuk menulis, membaca, melakukan kegiatan lainnya, dan istirahat yang cukup.

Ingat, ini kerja panjang. Kebugaran fisik maupun psikismu amatlah berharga. Singkirkan dulu hal-hal yang kurang penting, termasuk segala pertikaian yang dapat menguras emosimu.  

Baca Juga: 5 Aktor Hollywood yang Jadi Penulis Naskah Filmnya Sendiri, Keren! 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya