TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 sebab Orang Menolak Tip, Terkadang Uang Melukai Harga Diri

Jangan kesal kalau ia tak mau

ilustrasi kurir (pexels.com/Kampus Production)

Sebagai bentuk rasa terima kasih, kadang kita ingin memberikan tip berupa uang pada orang lain. Misalnya, pada pengantar paket, pengemudi taksi atau ojek, dan karyawan hotel. Pikir kita, sedikit uang tip akan menambah penghasilan mereka.

Meski banyak orang menerimanya dengan senang, ternyata ada pula yang justru menolak. Bahkan dia bisa tampak kesal saat kita hendak memberinya uang tip. Apakah kita juga menjadi ikut marah dan berpikir orang ini sombong sekali?

Jangan langsung menghakimi, ya. Sekalipun sikapnya di luar dugaan, mungkin ia punya alasan kuat mengapa enggan menerimanya. Gak usah dipaksa dan hargai saja penolakannya.

1. Dilarang keras di tempat kerjanya

ilustrasi karyawan hotel (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa perusahaan memberlakukan larangan untuk karyawannya menerima apa pun dari klien atau pengunjung. Apalagi pemberian dalam bentuk uang. Jika ia sampai ketahuan menerima uang tip, bisa panjang urusannya.

Tentunya, kantor yang menerapkan aturan begini juga tak bermaksud menghalangi karyawan buat memperoleh tambahan penghasilan. Namun mungkin untuk mengantisipasi penyuapan dan hal-hal buruk lainnya. Pun pihak kantor merasa sudah memberikan gaji yang layak untuk setiap karyawannya.

2. Apa yang dilakukannya masih bagian dari tugas

ilustrasi pengantar paket (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bagi seseorang yang amat memahami apa saja tugasnya, menerima uang tip dapat terasa sebagai tindakan yang salah dan tidak profesional. Dia merasa gak melakukan hal-hal istimewa yang layak diganjar dengan bayaran lebih. 

Sebaliknya, apabila ia harus mengerjakan sesuatu yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya, dia bakal tanpa sungkan meminta upah tambahan. Biasanya, ia akan berkata, "Tidak usah, ini sudah menjadi tugas saya." Beruntung sekali bila kita bertemu dengan orang yang paham betul hak dan kewajibannya seperti ini.

3. Ikhlas dalam membantu

ilustrasi mengantarkan barang (pexels.com/Tiger Lily)

Meski suatu tindakan di luar kewajiban seseorang, ini juga tidak menjamin dia bakal mau menerima tip dalam bentuk apa pun. Terkadang, orang ingin melakukan sesuatu untuk orang lain tanpa balasan apa-apa. Terlebih ketika ia melihat kita dalam keadaan kesulitan.

Dia ikhlas dalam menolong kita. Keputusannya buat mengulurkan tangan di saat yang tepat saja sudah memberinya kepuasan batin. Kalau ia menerima uang tip, itu malah merusak kebahagiaannya.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Mengutamakan Cinta daripada Uang, Anti Matre! 

4. Tak mau profesionalitasnya berkurang setelah sering menerima tip

ilustrasi mengantar pesanan (pexels.com/Kampus Production)

Bahkan jika tempat kerjanya tak melarangnya untuk menerima tip, dapat saja ia mengkhawatirkan akibat jangka panjangnya. Yaitu, profesionalitasnya yang menurun setelah terbiasa menerima uang tip. Apabila ada klien atau pengunjung yang tidak memberi tip, dia melayani dengan asal-asalan.

Sebaliknya kalau seseorang memberinya bonus, ia mau melakukan apa pun untuk menyenangkannya. Termasuk dengan mengambil hak klien atau pengunjung yang lain demi memprioritaskan orang itu. Selain sikap ini jahat, lambat laun dia juga bisa terkena sanksi ketika ada pengaduan.

5. Gak enak dengan teman yang tidak memperolehnya

ilustrasi mengantar barang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika seseorang tidak bekerja sendirian tapi cuma dia yang diberi tip, ia pasti menjadi sungkan dengan kawannya. Masih mending kalau uang tipnya cukup besar buat dibagi. Apabila nilainya kecil, pembagian uang tersebut justru bisa membuat kawannya makin kesal.

Atau, dia melayani kita sendirian. Namun sejak tadi teman-temannya sepi dari klien yang memberikan tip. Demi solidaritas, ia dapat memilih buat menolak uang tip dari kita. Ada kekhawatiran kalau-kalau temannya menjadi sangat iri dan hubungan mereka memburuk.

Baca Juga: 5 Tips Memasak yang Efektif bagi Anak Kos, Hemat Waktu dan Uang!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya