Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Apakah bekerja dalam tim lebih mudah daripada bekerja secara individual? Tidak juga, sebab masing-masing memiliki tantangan yang berbeda dan tak semua orang cocok melakukannya.
Bekerja dalam tim kerap dipandang lebih gampang karena ada banyak orang untuk menyelesaikan sebuah tugas. Faktanya, menyatukan orang dengan karakter yang berbeda-beda guna mencapai tujuan bersama itu gak simpel.
Untuk terbentuknya tim yang kuat, ternyata ada sejumlah faktor yang memengaruhi. Cek apakah kamu telah berada dalam tim seperti di bawah ini atau justru perlu segera membangunnya dari awal.
1. Tim rasa saudara karena sudah lama terbentuk
ilustrasi rasa kekeluargaan (pexels.com/Moe Magners) Lantaran tim telah berusia tahunan, banyak tantangan, pencapaian, bahkan kegagalan yang dialami bersama. Ini membuat ikatan antaranggota sangat kuat. Setiap orang seperti sudah tahu cara-cara untuk meraih keberhasilan dan mencegah kegagalan.
Bukan hanya terkait strategi dalam bekerja yang telah dikuasai dengan baik. Para anggota juga telah saling memahami karakter masing-masing. Ini mengurangi gesekan dan memperbesar rasa kecocokan di antara anggota.
Baca Juga: 5 Ciri Rekan Kerja Pasif Agresif, Lingkungan Kerja Jadi Toxic
2. Kepemimpinan yang kuat
ilustrasi memimpin rapat (pexels.com/Ketut Subiyanto) Figur pemimpin tim juga sangat penting untuk memandu jalannya kerja sama. Walaupun semua orang dalam tim berkarakter baik dan punya skill masing-masing, tidak semuanya cocok untuk menjadi pemimpin.
Maka dari itu, jangan salah dalam memilih pemimpin. Jiwa kepemimpinannya harus kuat. Tanpanya, anggota pasti sulit patuh terhadap instruksi-instruksi yang diberikannya. Bahkan pemimpin bisa seolah-olah dikendalikan oleh sejumlah orang yang merasa lebih berkuasa.
3. Penempatan orang-orang yang tepat
ilustrasi rapat kerja (pexels.com/farhan gulistan) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Meski tim telah lama terbentuk, tantangan yang baru tentunya tak selalu dapat diselesaikan dengan cara-cara lama. Kemampuan yang diperlukan boleh jadi tidak dimiliki oleh anggota tim yang lama.
Bila begini, memaksakan susunan anggota tim tetap seperti semula bukanlah langkah yang tepat. Untuk mencapai keberhasilan, mungkin ada anggota yang perlu diganti atau diubah tugasnya. Jangan ragu buat melakukan perombakan tim kalau memang diperlukan.
4. Keterbukaan dan kepercayaan satu sama lain
ilustrasi diskusi tim (pexels.com/Kampus Production) Sikap menutup-nutupi sesuatu dari anggota tim yang lain dapat berujung pada kesalahpahaman. Anggota yang lain menjadi tidak mengetahui sesuatu secara lengkap dan ini menghambat pekerjaannya.
Sangat berbeda dengan ketika kamu bekerja secara individual. Semua informasi hanya milikmu. Kamu boleh menyimpan semuanya cuma buat diri sendiri dan keterbukaan ini berhubungan langsung dengan kepercayaan.
Anggota tim mampu bersikap terbuka karena tak ada rasa curiga pada teman. Sebaliknya, begitu ketahuan ada anggota yang suka menyembunyikan informasi, anggota lain pasti tidak bisa lagi memercayainya.
Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Suka Mengkritik Pekerjaan