7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!

Dituntut untuk menjadi kreatif dengan ide yang menarik!

Content writer merupakan profesi yang memiliki tugas menulis sebuah konten tulisan untuk perusahaan. Tulisan yang dibuat selanjutnya akan dipublikasikan melalui berbagai media, seperti blog atau Instagram milik kantor. Content writer juga bisa merujuk pada pekerjaan yang tidak terkait pada perusahaan apa pun atau disebut dengan freelance

Menjadi content writer artinya harus mampu berpikir kreatif dan memiliki banyak ide baru untuk ditulis. Mereka dengan profesi ini juga harus bisa menyesuaikan keinginan klien. Mungkin content writer terdengar seperti pekerjaan yang mudah, tetapi asumsi ini salah besar karena menjadi content writer juga punya banyak suka dan duka yang tidak terduga!

1. Eksplor pengetahuan baru

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi belajar hal baru (unsplash.com/Firmbee.com)

Keuntungan menjadi content writer adalah banyak mengeksplorasi pengetahuan baru. Keinginan perusahaan atau klien terkadang ada yang belum kita dikuasai sehingga sebagai content writer harus melakukan riset konten terlebih dahulu. Riset konten yang dilakukan itulah yang akan menambah wawasan. 

Riset konten memanglah kegiatan yang bisa dibilang agak sulit karena membutuhkan banyak sumber untuk dibaca dan juga memastikan bahwa sumber yang dibaca bersifat fakta. Semakin banyak sumber yang digunakan, akan semakin banyak pula pengetahuan yang akan didapatkan. Konsepnya yaitu bekerja sambil belajar!

2. Lebih kreatif dalam berpikir

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi memikirkan ide kreatif (unsplash.com/Jason Strull)

Setiap hari content writer harus menemukan topik yang informatif sekaligus membuat judul yang menarik. Selain itu, content writer juga harus mampu untuk menyusun rangkaian kalimat yang sesuai dengan target pembaca, misalnya untuk kalangan Gen Z dan Gen Alpha atau untuk Milenial. Oleh karena itu, content writer harus bisa kreatif untuk membuat susunan kalimat yang sesuai dan tidak salah sasaran.

Content writer dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam membuat konten. Otak yang dilatih terus-menerus untuk berpikir akan menjadi terbiasa dan selanjutnya bukanlah hal yang sulit untuk menemukan sebuah topik tulisan. Jadi, jangan heran jika ada teman kalian yang berprofesi sebagai content writer pasti memiliki otak yang encer dalam menemukan ide-ide baru. 

Baca Juga: 5 Kesalahan Saat Melamar Pekerjaan Sebagai Content Writer 

3. Waktu dan tempat yang lebih fleksibel

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi work from anywhere (unsplash.com/Crew)

Keuntungan menjadi content writer selanjutnya yaitu memiliki waktu dan tempat kerja yang lebih fleksibel dibandingkan pekerjaan lainnya. Sebenarnya tidak semua content writer memiliki waktu fleksibel. Namun, sebagian besar profesi content writer dilakukan tanpa harus ke kantor dan bisa dikerjakan di mana saja atau Work From Anywhere (WFA). 

Pekerjaan content writer yang bisa dilakukan secara WFA atau WFH ini menjadi solusi bagi yang ingin memiliki passive income atau bisa bekerja ketika masih sekolah atau kuliah. Hanya saja kalian harus stand by untuk siap berkomunikasi dengan rekan kerja mengenai arahan yang diberikan. Fleksibel juga terkadang mengganggu waktu istirahat, yaitu bisa saja tiba-tiba diberi tugas saat weekend atau malam hari. 

4. Meningkatkan keterampilan menulis

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi tulisan yang baik (unsplash.com/Super Snapper)

Persyaratan utama untuk menjadi content writer yaitu dapat menulis dengan baik sesuai dengan tatanan bahasa yang sudah ditentukan. Nah, jika kalian menjadi content writer, maka keterampilan menulis kalian akan jauh lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Adanya revisi dari senior akan membuat kalian memahami bahwa keterampilan kalian sebelumnya ternyata masih banyak kekurangan. 

Menjadi content writer akan membuat kalian terbiasa menulis dengan susunan kalimat dan tanda baca yang baik. Keterampilan tersebut yang akan berguna untuk hal lain di luar pekerjaan, yaitu untuk menyusun skripsi atau menjadi tentor dalam pembuatan tulisan yang baik dan benar. Untungnya menjadi content writer yaitu kita akan mendapatkan banyak segudang ilmu baru yang bermanfaat.

5. Sering mengalami creative block

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi mengalami creative block (unsplash.com/Tim Gouw)

Pembahasan pada poin sebelumnya menyatakan bahwa menjadi content writer akan membuat otak semakin kreatif. Ternyata, saat menjadi content writer juga akan sering mengalami creative block. Istilah ini merujuk pada kondisi seseorang ketika kehilangan ide untuk menuangkan sesuatu pada sebuah karya, seperti menulis. 

Cara yang dilakukan ketika mengalami creative block yaitu dengan beristirahat sejenak dan melakukan kegiatan yang ringan, seperti menonton film atau mendengarkan musik. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang menurut kalian bisa meningkatkan semangat. Kalian juga perlu banyak membaca artikel lain yang mungkin akan memunculkan ide baru.

6. Harus menerima revisi yang banyak

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi revisi (unsplash.com/John Schnobrich)

Saat memutuskan menjadi content writer, kalian harus menghadapi permintaan revisi yang banyak dari atasan atau klien. Hal ini memanglah melelahkan apalagi jika kalian merasa bahwa konten yang sudah dibuat sudah sangat baik dan maksimal. Namun, tetap ikuti keinginan atasan atau klien barangkali saja memang ada yang kurang dari tulisan yang sudah dibuat. 

Revisi yang dilakukan juga akan memberikan dampak positif untuk kalian sendiri. Terkadang ada kesalahan yang tidak disadari atau tulisan yang mengandung kata atau kalimat yang kurang tepat. Revisi akan membuat kemampuan kalian akan semakin meningkat dan selanjutnya dapat menciptakan sebuah konten tulisan yang sempurna dan memuaskan atasan atau klien. 

7. Bersiap untuk lapang dada jika tulisan ditolak

7 Suka dan Duka ketika Menjadi Content Writer, Sering Buntu Ide!ilustrasi kesal saat tulisan ditolak (unsplash.com/Steinar Engeland)

Tidak semua tulisan yang kita anggap sudah sempurna bisa diterima oleh atasan atau klien. Bisa saja mereka menganggap masih banyak kekurangan pada tulisan sehingga akan menolak hasil yang sudah diserahkan. Hal ini membuat kalian harus siap untuk berlapang dada dan menerimanya dengan ikhlas. 

Rasanya melelahkan jika harus menulis dari awal sesuai dengan keinginan atasan atau klien.Percayalah hal ini akan berdampak baik untuk kalian, yaitu selanjutnya bisa lebih mengikuti keinginan atasan atau klien dengan lebih sesuai. Semakin lama bekerja sebagai content writer juga akan menganggap bahwa penolakan ini adalah hal yang biasa saja. 

Content writer adalah profesi yang menjanjikan dalam hal meningkatkan skill maupun jenjang karier selanjutnya. Namun, menjadi content writer juga akan mengalami beberapa kesulitan seperti yang sudah disebutkan di atas. Dibandingkan dengan duka menjadi content writer, ternyata suka dan bahagianya masih lebih banyak!

Saat menjadi content writer, kalian akan mendapatkan ilmu baru dan kreativitas yang meningkat. Di lain sisi, kalian juga harus siap dengan kendala yang dialami, seperti menghadapi creative block atau harus rela merevisi konten berulang kali. Apakah sudah siap untuk menjadi content writer?

Baca Juga: Ingin Menjadi Penulis Sukses? Ini 5 Tips Memulai Karier Menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya