Kerja remote jadi gaya hidup yang semakin populer sejak beberapa tahun terakhir. Banyak orang menyukainya karena memberi keleluasaan mengatur waktu dan bisa bekerja dari mana saja tanpa harus terjebak macet atau rutinitas kantor yang padat. Pilihan ini dianggap lebih fleksibel, lebih santai, bahkan diyakini bisa bikin hidup terasa lebih seimbang.
Namun, kenyataannya tidak selalu semanis itu. Batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sering kali kabur saat meja kerja dan tempat istirahat berada di ruangan yang sama. Ada yang merasa lebih bahagia karena waktunya jadi efisien, tapi tidak sedikit juga yang justru cepat lelah secara mental. Berikut lima faktor yang bisa menjelaskan kenapa kerja remote kadang memicu burnout lebih cepat dibanding bekerja di kantor.