Aliran modal yang dalam lima tahun terakhir deras mengalir ke sektor teknologi digital, mulai seret akibat perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi di berbagai negara. Dampaknya, investor dan para pemodal ventura menahan pendanaan dan mengalihkan investasinya ke sektor-sektor lain yang dianggap lebih potensial dan menguntungkan di masa resesi.
Gak heran, jika sepanjang 2022 terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran pada karyawan sektor teknologi di seluruh dunia. Bahkan, situs Layoffs.fyi melaporkan, hingga 22 Juli 2022, ada sebanyak 56.224 karyawan dari 381 perusahaan startup global yang terkena PHK.
Jumlah itu bisa jadi jauh lebih besar karena gak semua perusahaan mengumumkan data pengurangan karyawannya. Data itu juga belum termasuk dengan startup yang harus berhenti beroperasi dan tutup.
Berbagai dinamika ini memunculkan sejumlah concern terkait kondisi terkini bursa kerja pascagelombang pemecatan karyawan startup. Lantas, bagaimana peluang para eks-startup untuk kembali mendapatkan pekerjaan, terutama para founder? Yuk, simak!