Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cara jual barang thrift sendiri
ilustrasi cara jual barang thrift sendiri (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Kenali audiens dan barang unggulan kita

  • Siapkan barang agar tampil menarik

  • Pilih platform penjualan yang tepat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kita semua pernah menghadapi tumpukan barang di rumah, entah baju lama, tas yang jarang dipakai, atau sepatu kesayangan yang sudah mulai usang. Alih-alih membiarkannya menumpuk tanpa guna, mengubahnya menjadi sumber penghasilan bisa jadi jawabannya, lho. Kali ini, kita akan membahas cara jual barang thrift sendiri dengan strategi konkret agar barang preloved kita gak sekadar tersimpan, tapi menghasilkan rupiah.

Menjual barang preloved bukan soal kebetulan atau keberuntungan saja, lho. Kita perlu memahami proses, trik, dan seni menjualnya. Yuk, kita ikuti tahap demi tahap, dari persiapan, pemilihan platform, hingga cara mempercantik listing supaya barang kita cepat terjual.


1. Kenali audiens dan barang unggulan kita

ilustrasi furnitur vintage (unsplash.com/Lucas Hoang)

Sebelum kita memposting barang ke platform mana pun, kita perlu tahu dulu siapa yang akan membeli. Apakah mereka anak muda pencinta vintage, ibu rumah tangga yang ingin barang murah meriah, atau kolektor barang langka? Dengan memahami karakter pembeli, kita bisa menentukan barang-barang mana dalam koleksi kita yang paling punya potensi untuk laku cepat, lho.

Selanjutnya, kita seleksi barang unggulan: barang yang kondisi masih bagus, merk atau desain menarik, atau barang yang sedang tren. Jangan memaksakan menjual semua barang sekaligus, ya. Lebih baik, fokus pada 5–10 barang terbaik dulu agar kualitas foto dan deskripsi kita bisa maksimal.


2. Siapkan barang agar tampil menarik

ilustrasi edit foto (pexels.com/George Milton)

Setelah memilih barang unggulan, hal penting berikutnya adalah memastikan barang benar-benar layak dijual. Bersihkan noda ringan, jahit bagian yang longgar, cuci jika mungkin agar tampak wangi dan segar. Penampilan fisik yang bersih membantu menciptakan kepercayaan pembeli.

Lalu, foto barang-barang yang akan dijual agar makin menarik. Gunakan cahaya alami, latar netral, ambil dari berbagai sudut dan zoom detail jahitan atau label. Foto barang yang tampak rapi dan profesional mampu menarik perhatian dan membedakan listing kita dari ribuan listing preloved lainnya.


3. Pilih platform penjualan yang tepat

ilustrasi membuat konten Instagram (pexels.com/cottonbro)

Kita punya beragam opsi platform, apakah memakai marketplace besar (Tokopedia, Shopee), media sosial (Instagram, TikTok), grup Facebook preloved, atau aplikasi khusus barang bekas. Sebaiknya pilih dua atau tiga platform dulu agar kita bisa membandingkan mana yang paling efektif. Contohnya, gunakan Shopee untuk menjangkau pembeli lokal dan Instagram untuk membangun brand personal kita sebagai penjual barang thrift.


4. Buat deskripsi dan judul listing yang menggoda

ilustrasi membuat website (pexels.com/picjumbo.com)

Judul listing harus ringkas, jelas, dan mengandung kata kunci strategis, sebagai contoh “H and M Dress Preloved Ukuran M Kondisi Mulus”. Judul semacam ini membantu barang kita muncul di pencarian pembeli. Tambahkan kata kunci relevan seperti “preloved”, “barang thrift”, atau nama merk agar SEO internal platform mendukung.

Dalam deskripsi, ceritakan kisah kecil barang itu, seperti “Dibeli tahun 2018, hanya dipakai sekali saat acara keluarga, kondisi sangat baik tanpa noda.” Jangan lupa mencantumkan ukuran, bahan, keadaan, cacat minor jika ada, serta cara pengiriman dan kebijakan retur, ya. Kejujuran meningkatkan rasa percaya, lho.


5. Tetapkan harga strategis dan tawarkan promo menarik

Ilustrasi promo (unsplash.com/CardMapr)

Menentukan harga adalah tantangan tersendiri. Kita bisa mengecek harga barang serupa di marketplace atau preloved shop agar gak terlalu tinggi atau terlalu murah. Jika barang masih sangat bagus dengan merk ternama, kita bisa memberi harga 50–70 persen dari harga baru, untuk barang biasa, sebaiknya taruh harga 20–40 persen lebih murah dari harga baru.

Untuk menarik pembeli awal, beri diskon kecil, gratis ongkir, atau bundling beberapa barang. Contohnya, kamu bisa promosi beli 2 baju, diskon 10 persen. Ini bisa menciptakan urgensi bagi pembeli untuk segera klik beli.


6. Promosikan secara aktif dan gunakan konten kreatif

ilustrasi melihat konten media sosial (pexels.com/Kerde Severin)

Listing saja gak cukup, kita harus cukup aktif promosi. Buat posting di feed Instagram atau Reels yang menampilkan barang dalam gaya pemakaian. Gunakan tagar relevan, seperti #thrift, #preloved, #secondhand. Oh iya, kita juga bisa ajak teman untuk berbagi posting apa yang dijual juga untuk promosi yang lebih luas. 

Guys, bergabung dengan komunitas preloved di media sosial, ikut challenge fashion preloved, atau adakan flash sale selama beberapa jam agar audiens merasa eksklusif mendapat kesempatan membeli pun bisa banget dicoba, lho.


7. Proses transaksi dan layanan pelanggan yang meyakinkan

ilustrasi membayar dengan e-wallet (pexels.com/Kampus Production)

Saat ada calon pembeli bertanya, balas cepat dan ramah. Beri info lengkap, termasuk estimasi ongkir, resi, dan waktu pengiriman. Pastikan metode pembayaran aman dan sesuai keinginan pembeli, seperti transfer bank, e-wallet, dll.

Setelah barang dikirim, kirim nomor resi dan foto kemasan sebagai bukti. Bila pembeli mengeluhkan, sikapi dengan sopan dan cari solusi, seperti retur atau kompensasi minor. Pelayanan yang baik akan mendorong ulasan positif dan membuat pembeli kembali ke kita, lho.


8. Evaluasi hasil dan terus optimasi

ilustrasi evaluasi usaha (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah beberapa penjualan, kita perlu evaluasi. Cek barang mana yang paling cepat terjual, promosi mana yang efektif, dan platform mana yang paling banyak mendatangkan pembeli. Dari sana kita bisa fokus memperbanyak stok jenis yang laku dan meminimalkan barang yang kurang diminati.

Jangan takut mencoba hal baru, ya. Gak ada salahnya mencoba iklan berbayar, kolaborasi dengan influencer kecil, atau sistem pre-order jika kita menjual barang tertentu. Dengan evaluasi berkala, kita bisa meningkatkan omset secara konsisten.

Kini kita telah menuntaskan uraian langkah demi langkah cara jual barang thrift sendiri, dari pemilihan barang unggulan hingga promosi serta evaluasi. Jika kita tekun melakukannya dengan ketulusan, barang preloved kita bukan hanya menjadi ruang kosong di lemari, tetapi sumber penghasilan. Tertarik mencobanya? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team