6 Ciri Kualitas Diri Leader Sukses, Kamu Bukan?

Untuk bisa memimpin tim, maka tim kamu harus percaya denganmu. Jika tidak bisa, maka kamu tidak akan mendapatkan rasa hormat dan menjadi seperti "diremehkan". Untuk memunculkan kredibilitas ini bukan hanya soal bagaimana kamu bisa membuktikan kamu bisa memerintah mereka. Tetapi, mulai dari yang lebih sederhana yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas.

Seorang pemimpin atau leader yang kompeten, mampu meningkatkan citra mereka di depan orang lain dengan dapat memegang kata-kata mereka, penuh dengan rasa tanggung jawab, dapat menunjukkan perhatian terhadap karyawan, membangun keahlian sendiri dan terus belajar, memperkuat kemampuan komunikasinya. Itulah mengapa, kredibilitas menjadi salah satu unsur terkuat dalam ciri kualitas diri seorang leader sukses.

Tanpa kejujuran, kamu tidak akan mampu membangun hubungan yang tulus dan saling percaya. Itulah mengapa, seorang leader yang sukses lebih suka mengedepankan transparansi dalam melakukan pekerjaan. Untuk menjalankan prinsip ini bisa dibilang membutuhkan keberanian lebih. Membangun kepercayaan dengan selalu jujur, pasti tidaklah semudah kedengarannya.

Namun, untuk mencoba melakukannya, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, di antaranya seperti selalu bersiap ketika melakukan suatu percakapan yang sulit, menjadi jelas tentang harapan, menetapkan dan menjunjung tinggi tentang batasan, terbuka terhadap setiap saran dan masukan, mempercayai orang lain dengan kebenaran dan tak ragu membiarkan orang lain membuat keputusan untuk diri mereka sendiri. Untuk itulah, keterbukaan dan kejujuran semacam ini membutuhkan kemampuan komunikasi yang kuat.

Komunikasi bagi seorang leader adalah kunci yang harus mereka selalu pegang untuk menuju kesuksesan. Sebab pada akhirnya, kepemimpinan adalah soal seberapa baik kamu bisa dalam membangun hubungan. Seperti yang kita semua tahu, apa pun jenis hubungannya, kualitas komunikasi yang baik selalu menjadi penentunya.

Seorang leader yang berkualitas, sudah semestinya memiliki kemampuan berinteraksi yang baik dengan orang lain. Untuk dapat membangun ini, kamu bisa mulai dari menentukan sasaran tujuannya yang jelas, tetapkan ekspektasi agar orang lain tahu apa yang kamu butuhkan dari mereka, bersikap lugas dan bijaksana pada tempatnya, ingat peran bahasa tubuh dalam komunikasi, dapat bereaksi dan bertindak disesuaikan dengan karakter audiens atau lawan bicara, serta mau mendengar orang lain.

Berada di posisi leader, tidaklah senyaman kelihatannya, bukan? Ibaratnya, ketika seseorang menjadi lebih tinggi, maka ada lebih banyak beban yang harus mereka tanggung dan buat. Semua bisa menjadi lebih sulit, salah satunya dalam hal membuat keputusan. 

Membuat keputusan melibatkan banyak tanggung jawab dan bisa sangat berdampak untuk orang lain. Pastinya, tidak seorang pun ingin membuat keputusan yang salah dan mereka sesali kemudian. Tetapi, untuk menuju kesuksesan, termasuk dari seorang leader, membutuhkan yang namanya keberanian untuk mengambil risiko.

Seorang pemimpin yang baik, meningkatkan ketegasan mereka saat mengambil keputusan dengan menimbang dan membatasi pilihan, membuat rencana terlebih dahulu, bersikap asertif, mengutamakan perspektif daripada perfeksionisme, memilih untuk belajar dari kesalahan dan memperbaikinya di masa depan.

Pemimpin yang sukses tidak menganggap diri mereka sedang menuju kekuasaan. Mereka menyimpan kepercayaan pada bawahan mereka dengan cara mendelegasikan tugas. Di sisi lain, tetap memberdayakan tim dengan memberi dukungan terbaik. Pemimpin yang baik, justru sangat rendah hati dan jauh dari sifat seperti suka berbangga diri dan sombong.

Seorang leader berkualitas, tidak peduli terhadap pujian. Mereka lebih peduli untuk memberikan yang terbaik untuk tim. Dari sini, penting seorang leader memberi pengakuan atas kerja keras dari tim. Dengan begitu, mereka merasa kalau mereka memang berharga dan terdorong untuk memberikan yang lebih baik lagi.

Tahukah kamu? Dalam menjadi pemimpin, EQ ternyata menjadi lebih penting daripada IQ. Itu karena memiliki kecerdasan emosional yang tinggi bisa membuat kamu jauh berada di posisi yang lebih baik untuk memupuk hubungan yang kuat. Ini sangat penting bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus peduli terhadap kesehatan mental tim.

Dilansir dari Hack Spirit, ahli John Morgan mengatakan, bahwa 74% karyawan menginginkan bahwa manajer mereka bisa menunjukkan gaya kepemimpinan yang berfokus pada empati dan sikap suportif. Itulah mengapa, seorang pemimpin sukses harus bisa memahami dan mengendalikan emosinya sendiri. Namun, yang lebih penting lagi, kau juga harus bisa berhati-hati dan sadar akan emosi orang-orang di sekitar mereka.

Jangan ragu mengambil langkah baru menjadi leader. Menjadi seorang leader yang sukses, akhirnya juga bisa karena terbiasa dan sering dilatih. Namun, yang perlu kamu ingat, menjadi leader bukan berarti kamu tidak akan pernah melakukan kesalahan lagi. Leader juga sama seperti manusia, bisa melakukan kesalahan dan kekurangan. Jangan sungkan, menunggu saran dan masukkan juga atas cara kerjamu ke bawahan.