Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang yang sedang mendengarkan musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang yang sedang mendengarkan musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Rasa cuek bikin kamu gak sakit hati saat kena marah atasan
    Pasalnya, kemampuan untuk cuek dapat membuat hatimu lebih tangguh, sehingga performa dalam bekerja tetap prima.

  • Rasa cuek bantu hindarkan kamu dari urusan gak penting dengan rekan kerja
    Rasa ini membantu kamu fokus pada hal-hal yang bermanfaat dan mengabaikan drama tempat kerja.

  • Rasa cuek bisa jaga kamu dari ekspektasi yang gak selalu terpenuhi
    Rasa cuek ini punya peran yang cukup signifikan untuk membantu move on dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

Kamu tentu sudah sering mendengar bahwa dalam melaksanakan kerja, siapa pun diminta untuk memberikan kemampuan terbaiknya dan mengerjakan setiap tugas dengan sepenuh hati. Hal ini bertujuan untuk menciptakan hasil kerja yang maksimal, sehingga dapat mencapai target yang dikehendaki. Sayangnya, sering kali banyak orang terlalu melibatkan perasaannya dalam bekerja, sehingga alih-alih mampu menampilkan performa yang maksimal, ternyata justru mengalami sakit hati yang sulit untuk disembuhkan.

Situasi semacam itu sama sekali tidak mengherankan mengingat ada beragam tantangan yang harus dihadapi dalam bekerja, mulai dari tanggung jawab yang dibebankan, hingga hal-hal yang tidak selalu mulus dalam interaksi dengan orang-orang di lingkungan kerja. Oleh sebab itu, kamu perlu mulai belajar untuk menempatkan rasa cuek secukupnya dalam melaksanakan pekerjaan. Kenapa? Alasan berikut ini akan bantu jawab rasa penasaranmu.

1. Rasa cuek bikin kamu gak sakit hati saat kena marah atasan

ilustrasi bekerja di call center (pexels.com/Mikhail Nilov)

Harus diakui bahwa jalannya pekerjaan memang tidak selalu mulus. Ada kalanya kamu melakukan kesalahan yang sampai membuat atasan marah. Nah, namanya juga sedang emosi, terkadang atasan tidak hanya menunjukkan apa saja kesalahanmu, tetapi juga sekaligus menyampaikan kata-kata yang kurang menyenangkan. Kalau sudah begini, kamu bisa merasa sakit hati dan ini membuat performa kerjamu memburuk.

Oleh karena itu, kamu harus punya rasa cuek. Pasalnya, kemampuan untuk cuek ini dapat membuat hatimu lebih tangguh, sehingga dapat mengabaikan kata-kata buruk yang disampaikan atasan dan hanya fokus pada hal-hal yang memang perlu dievaluasi. Hasilnya, performa dalam bekerja akan tetap prima, deh.

2. Rasa cuek bantu hindarkan kamu dari urusan gak penting dengan rekan kerja

ilustrasi seseorang yang sedang mendengarkan rekan kerjanya berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)

Suka atau tidak, kamu pasti akan berinteraksi dengan rekan-rekan kerja saat berada di tempat kerja. Berhubung sifat manusia begitu beragam, terkadang terjadinya konflik sama sekali tidak terhindarkan. Sebagai contoh, kamu sebenarnya hanya menjalankan tugas secara jujur, tetapi karena tindakan ini dirasa mengancam keselamatan oknum tertentu yang curang, maka muncul gosip-gosip untuk menjatuhkan reputasimu.

Nah, inilah alasan kamu harus punya rasa cuek secukupnya. Perasaan ini bantu kamu menciptakan kekuatan untuk mengabaikan hal-hal yang kurang penting, seperti contoh di atas atau mungkin drama tempat kerja lainnya dan lebih fokus pada sesuatu yang jelas bermanfaat. Selama kamu memang sudah berada di jalur yang benar, tentu tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan begitu?

3. Rasa cuek bisa jaga kamu dari ekspektasi yang gak selalu terpenuhi

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/fauxels)

Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam menjalankan suatu pekerjaan, pada umumnya orang-orang memiliki banyak ekspektasi. Sebut saja punya rekan kerja yang selalu kooperatif, beban kerja yang pasti sesuai dengan perjanjian, hingga kesempatan untuk mendapatkan promosi. Sayangnya, tidak semua harapan bisa terpenuhi. Terkadang ada saja kejadian yang membuat suasana hati dalam bekerja menjadi kurang ceria.

Untungnya, hal seperti ini bisa diatasi bila kamu mau belajar untuk menjadi sedikit cuek. Pasalnya, rasa cuek ini punya peran yang cukup signifikan untuk bantu kamu lekas move on dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Hasilnya, suasana hati bisa segera normal kembali, sehingga mampu menjalankan pekerjaan seperti sedia kala.

Rasa cuek dalam bekerja bukan berarti kamu bisa mengabaikan tanggung jawab sesuka hati. Perasaan ini harus ditempatkan pada situasi-situasi tertentu yang kurang menguntungkan, seperti yang dijelaskan dalam artikel, demi tujuan menjaga hati agar tetap tegar dan pikiran selalu jernih. Hasilnya, performa kerja akan terjaga, sehingga kamu dapat menjalankan tanggung jawab dengan sebagaimana mestinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team