CV-mu Kurang Bagus? Jangan Khawatir, Kamu Masih Bisa Sukses

Mempunyai jalan hidup yang tidak mudah, berasal dari keluarga sederhana, lulusan sekolah yang tidak terkenal dan IPK pas-pasan seringkali membuatmu merasa minder untuk mendapatkan kesuksesan. Kamu merasa tidak bisa dan tidak punya kesempatan untuk gemilang. Atau bahkan kamu mungkin pernah kepikiran bahwa hidup tidak adil. Karena kamu pikir diluar sana ada orang-orang ber curriculum vitae menarik yang memang sudah disiapkan untuk menduduki kesuksesan yang kamu inginkan.

Hey, mungkin kamu bisa baca artikel ini sampai kelar.

Bayangkan ada sebuah perusahaan yang sedang mencari orang untuk sebuah posisi. Kemudian ada dua kandidat. Orang pertama adalah dia yang memiliki CV hampir sempurna, punya IPK 4, lulusan universitas elit dan memiliki rekomendasi yang bagus. Dan orang kedua hanya orang biasa yang sering gonta-ganti pekerjaan, lulusan universitas biasa, dan IPKmu pas-pasan. Dan, keduanya sama-sama memenuhi kualifikasi.

Menurut kamu siapa yang akan diterima?

Menurut Regina Hartley, ada dua tipe orang yang sering muncul dalam setiap lowongan pekerjaan. Pertama, dia yang selalu memiliki kemudahan dalam hidup dan memang dari kecil diberikan jalan yang mulus menuju kesuksesan. Kedua, dia yang harus melakukan hal sebaliknya, berjuang habis-habisan untuk mendapatkan tujuan yang sama yaitu kesuksesan.

Dalam daftar riwayat hidup, tentu kamu akan menceritakan segalanya. Untuk kamu yang mungkin belum memiliki pengalaman kerja dan mungkin baru saja diwisuda, kadang memang merasa tidak percaya diri terhadap daftar riwayat hidupmu sendiri. Memiliki deretan pekerjaan yang berbeda-beda mungkin mengindikasikan bahwa kamu tidak konsisten, tidak memiliki fokus yang jelas, dan tidak bisa diprediksi.

Tapi sebenarnya ini adalah tanda bahwa kamu berkomitmen pada dirimu sendiri untuk bekerja keras melawan setiap tantangan yang ada. Pada akhirnya, kamu tetap pantas untuk dipanggil wawancara.

Tahukah, mereka yang mendapatkan segala kemudahan memang rata-rata mampu untuk mencapai kesuksesan lebih cepat. Namun lulus dari universitas elit juga membutuhkan kerja keras dan pengorbanan besar.

Di sisi lain kamu juga perlu tahu tentang orang yang seluruh hidupnya memang dirancang untuk mencapai kesuksesan. Tak sedikit juga orang-orang yang merasa lulusan dari universitas elit tak mau mengerjakan pekerjaan yang tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, misalnya terjun langsung ke lapangan untuk melihat bagaimana pekerjaan mereka berjalan. Bahkan mereka bersedia untuk mengundurkan diri karena mereka merasa apa yang dikerjakan berada di bawah standar mereka.

Tapi bukan berarti mereka tak mau bekerja keras, mereka yang selalu diberi kemudahan juga banyak yang mau terjun langsung ke lapangan dan terlibat di dalam pekerjaan meskipun tidak sesuai standar mereka.

Dan di sisi lain, apa yang akan terjadi jika seluruh hidupmu dipenuhi dengan kegagalan dan kekecewaan namun pada akhirnya kamu mendapatkan kesuksesan?

Ketika kuliah, kamu tak pernah mendapatkan kesempatan untuk punya kos sendiri karena orang tuamu tak mampu untuk menyewa sebuah kamar untukmu. Kamu harus naik kendaraan umum agar bisa berangkat ke kuliah. Dan bahkan ketika teman-temanmu memiliki gawai terkini, yang kamu miliki hanyalah sebuah telepon sederhana yang hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS. Kamu akan mengerti semua jatuh bangun dalam hidup karena kamu tahu kehidupanmu bisa saja terbalik seketika.

Jika kamu bertemu beberapa orang sukses dan membaca profil mereka, pasti akan kamu temukan beberapa kesamaan. Banyak dari mereka yang pernah mengalami kerja keras di awal karir, kehidupan yang di bawah rata-rata, orang tua yang meninggal ketika mereka masih muda, dan bahkan mantan pecandu alkohol serta mungkin korban kekerasan fisik.

Ketika mereka merasa stres dan putus asa dengan kehidupan mereka, nyatanya mereka mampu berkembang dan menjadi lebih baik. Bahkan dari tempat yang paling buruk sekalipun. Fenomena tentang hal ini telah terungkap, para ilmuwan menamainya dengan sebutan Post Traumatic Growth.

Sebuah studi telah dilakukan untuk mengukur dampak perbedaan sosial yang dimiliki setiap anak. Dari 698 anak yang mengalami kondisi memprihatinkan dan kondisi ekstrim, sepertiganya tumbuh menjadi anak yang sehat, sukses dan memiliki kehidupan yang produktif.

Terlepas dari segala hal aneh yang terjadi pada hidup mereka, nyatanya mereka mampu mencapai kesuksesan. Ambil contoh orang ini: orang tuanya membiarkannya diadopsi, dia tak pernah lulus kuliah, sering berganti-ganti pekerjaan, terdampar di India selama setahun, dan dia mengidap disleksia. Dan kamu tahu dia siapa?

Nama orang ini ternyata adalah Steve Jobs.

Para enterpreneur yang pernah mengalami perumbuhan traumatis, mampu menjadi pendengar yang lebih baik dan pengamat yang bisa melihat hal yang mungkin orang normal lewatkan.

Mereka tak pernah berpikir kehidupan mereka berbeda dan menyedihkan. Justru mereka mampu melihat siapa mereka sebenarnya karena kehidupan mereka yang memang menyedihkan dan berbeda. Mereka akan bertanya pada diri sendiri, hal apa saja yang bisa mereka lakukan dengan berbeda agar mendapatkan hasil yang lebih baik ketika tantangan menghadang.

Mereka memiliki intuisi yang mencegah mereka untuk menyerah. Setelah pernah bisa melalui garis kemiskinan, keluarga yang berantakan, dan beberapa batu goncangan, kamu akan berpikir tantangan yang di depan tidak lagi seberapa, "Tantangan bisnis? Yang benar saja? Aku pasti bisa melewatinya."

Mereka akan bertemu dengan orang-orang terbaik dalam hidup dan akan bekerja sama untuk menciptakan sesuatu yang hebat.

Jadi perusahaan yang menghargai setiap perbedaan dan mampu bersikap terbuka cenderung mendukung orang-orang yang "hafal" dengan kesusahan. Maka jika saat ini kamu masih memiliki CV pas-pasan, jangan putus asa dan tetaplah percaya diri. Karena suatu saat nanti jika kamu tetap konsisten dan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, maka kehidupan akan memberikan jalan. Tidak mustahil kamu bisa menjadi karyawan atau pengusaha terbaik. Kerja keras tidak akan pernah mengkhianati pemiliknya.

CV-mu Kurang Bagus? Jangan Khawatir, Kamu Masih Bisa Sukses

Editorial Team

Tonton lebih seru di