8 Novel Terbaik Karya Penulis Asia Tenggara yang Wajib Dibaca
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum bisa liburan ke negara-negara tetangga karena pandemi? Jalan-jalan lewat buku saja, yuk. Lebih murah dan gak kalah seru, kok. Buat yang bosan dengan novel-novel Barat atau novel Indonesia yang berkutat pada urusan asmara, literatur fiksi karya penulis Asia Tenggara berikut bisa jadi alternatif bacaan baru.
Lengkap dengan latar sosial, politik, dan budaya, narasi delapan novel berikut dijamin bisa memperkaya wawasanmu. Mari catat.
1. The Sympathizer
Saat kekacauan melanda Saigon di tahun 1975, para petinggi militer Vietnam Selatan berhasil menyelamatkan diri lewat penerbangan terakhir ke Los Angeles. Tanpa disadari, pilot pesawat tersebut ternyata seorang simpatisan komunis yang berhasil menyamar dan menjadi mata-mata untuk kelompok sayap kiri Viet Cong. Apa yang bakal terjadi pada para penumpang pesawat?
Ini adalah novel debut sang penulis, Viet Thanh Nguyen, yang juga seorang peneliti dan dosen yang berkecimpung di studi Asia dan Amerika.
2. Man Tiger
Salah satu novel Eka Kurniawan yang berhasil diterbitkan secara internasional selain Beauty Is a Wound dan Kitchen's Curse. Ceritanya tentang seorang pemuda bernama Margio. Tinggal di desa kecil bersama ibu dan ayah yang jarang ditemuinya di pesisir di Indonesia, Margio di awal novel dituduh melakukan pembunuhan atas beberapa warga di desanya.
Perlahan lewat investigasi tersebut, kita diajak untuk memahami beberapa kejadian sebelum pembunuhan serta latar belakang Margio. Mengeksplorasi isu patriarki, trauma, dan keluarga disfungsional, novel ini sempat masuk dalam nominasi Man Booker International Prize.
Baca Juga: 5 Karya Terbaik Haruki Murakami, Pecinta Novel Wajib Punya!
3. The Rice Mother
Lakshmi tak menyangka kalau hidupnya yang tenang, akan berubah 180 derajat di usia 14 tahun. Ia dinikahkan di usia belia dan pindah ke Malaysia untuk tinggal bersama suaminya.
Suami Lakshmi tidak sekaya dan sebijak yang ia bayangkan. Semuanya berbalik, Lakshmi harus bekerja keras sambil mengurus anak-anaknya. Ia harus melewati banyak masa sulit, termasuk Perang Dunia II dan pendudukan Jepang yang mengancam keselamatan keluarganya. Selain Lakshmi, karakter Mui Tsai, sang tetangga juga memperkaya narasi novel ini.
Menginspirasi dan mengandung banyak pesan pemberdayaan, novel ini direkomendasikan untuk pecinta literatur feminis dan family saga.
4. On Earth We're Briefly Gorgeous
Little Dog adalah anak dari orang tua imigran Vietnam di Amerika Serikat yang menjadi narator utama di novel ini. Ia menulis surat untuk ibunya yang sebenarnya buta huruf karena berhenti mengenyam pendidikan setelah sekolahnya di Vietnam hancur saat perang. Selain sang ibu, Rose, Little Dog juga dibesarkan sang nenek, Lan yang memberinya nama julukan tersebut.
Editor’s picks
Dikenal sebagai penyair, novel debut Ocean Vuong ini terasa sangat mengalir dan indah secara tata bahasa.
5. The Woman Who Had Two Navels and Tales of Tropical Gothic
Literatur klasik karya penulis Filipina ini masuk salah satu bacaan wajib jika bicara Asia Tenggara. Novel yang berisi kumpulan cerita pendek ini siap membawamu lari dari kenyataan barang sejenak.
Ceritanya beragam, mulai dari folklore, pertentangan antar kelas, hingga kehidupan pasca kolonial di Filipina diulas di buku ini. Salah satu buku yang sangat direkomendasikan untuk penggemar novel.
Baca Juga: Bahagia dan Burnout, 7 Novel Terbaik untuk Mengenal Momen Motherhood
6. In The Country
Masih dari penulis Filipina, giliran kumpulan cerita pendek karya Mia Alvar yang layak diapresiasi. Jika novel sebelumnya berlatarkan Filipina, Mia mencoba mengulik kehidupan diaspora Filipina di berbagai negara.
Tak hanya Amerika Serikat, tetapi juga beberapa negara Timur Tengah macam Bahrain dan Arab Saudi. Tiap ceritanya menarik dan menggugah, padat wawasan baru.
7. We, The Survivors
Ah Hock adalah pemuda tanpa pendidikan tinggi yang lahir di desa nelayan. Ia merantau ke kota untuk dapat penghidupan lebih baik. Ternyata, pilihannya tetap terbatas. Ia mendarat di pekerjaan dengan upah minim. Ambisinya yang kuat untuk bisa naik kelas setidaknya menjadi warga kelas menengah, justru membuatnya nekat membunuh seorang pekerja migran asal Bangladesh.
Novel ini tidak bergenre investigasi atau thriller, lebih pada eksplorasi kesenjangan sosial dan ekonomi di Malaysia dan Asia Tenggara pada umumnya.
8. The Sea Speaks His Name
Penulis tanah air lainnnya yang juga berhasil menerbitkan beberapa karya tulisnya secara internasional adalah Leila S. Chudori. Salah satunya Ketika Laut Bercerita yang berlatarkan reformasi berdarah di tahun 1998.
Aktivis bernama Biru Laut dan beberapa kawannya dibawa ke suatu tempat oleh orang-orang tak dikenal. Disekap, diinterogasi, dan disiksa, pada akhirnya mereka tak pernah kembali hingga sekarang. Keluarga mereka berusaha optimis, tetapi adik Biru Laut tak tinggal diam. Ia, bersama beberapa keluarga aktivis mahasiswa lain yang menjadi korban melakukan berbagai hal untuk mengungkap keberadaan mereka.
Meski belum bisa kemana-mana, kamu tetap bisa menambah ilmu dan pengalaman lewat buku, kok. Mari apresiasi karya penulis Asia Tenggara dengan baca karyanya, yuk.
Baca Juga: 7 Toko Buku Cantik di London, Surganya Pencinta Buku!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.