6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turun

Saat upaya karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan menurun

Intinya Sih...

  • Kurangnya keterlibatan dan ketidakpuasan karyawan dapat menyebabkan quiet quitting
  • Quiet quitting dapat menghambat perkembangan karier, menciptakan konflik tim, dan menurunkan semangat kerja
  • Dampak negatif quiet quitting termasuk penurunan produktivitas, kualitas kerja yang buruk, dan ketidakseimbangan beban kerja di antara tim

Mempertahankan tingkat keterlibatan dan produktivitas karyawan merupakan salah satu tantangan bagi perusahaan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu fenomena yang merugikan untuk perusahaan adalah quiet quitting. Quiet quitting merupakan suatu perilaku di mana karyawan tetap berada di tempat kerja secara fisik, namun secara emosional dan mental mereka mulai mengambil jarak dari segala keterlibatan dalam proyek pekerjaan

Quiet quitting memiliki dampak negatif yang harus segera diatasi supaya perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berikut, enam dampak negatif dari quiet quitting di tempat kerja.

1. Kurangnya keterlibatan dan ketidakpuasan

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi merasa tidak puas (pexels.com/Thirdman)

Quiet quitting, yang merujuk pada perilaku pekerja yang tetap berada di tempat kerja tetapi tidak lagi aktif berkontribusi atau terlibat sepenuh hati, dapat menyebabkan kurangnya keterlibatan dan ketidakpuasan. Keterlibatan karyawan mencerminkan sejauh mana mereka terlibat secara emosional, mental, dan fisik dalam pekerjaan mereka. Ketidakpuasan muncul ketika karyawan tidak merasa dihargai atau tidak memiliki keterlibatan yang cukup dalam keputusan dan proses dalam perusahaan.

Ketidakpuasan dapat muncul dari berbagai faktor, termasuk kurangnya pengakuan atas pencapaian, perasaan tidak adanya peluang perkembangan karier, atau kurangnya dukungan dari atasan. Quiet quitting menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa tidak dihargai, dan ini dapat berdampak negatif pada keterlibatan mereka serta mengakibatkan keengganan untuk berkontribusi secara maksimal.

2. Hambatan dalam perkembangan karier

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi tidak mengalami perkembangan karier (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Perilaku quiet quitting juga dapat menjadi hambatan dalam perkembangan karier karyawan. Dalam lingkungan kerja yang kompetitif, keterlibatan aktif dan kontribusi yang nyata sering dianggap sebagai faktor kunci untuk mendapatkan promosi atau peluang pengembangan karier. Jika seorang karyawan memilih untuk tidak terlibat atau berkontribusi secara maksimal, hal ini dapat merugikan peluang mereka untuk mendapatkan promosi atau tanggung jawab yang lebih besar.

Selain itu, manajemen yang cenderung kurang memberikan kesempatan pengembangan atau pelatihan kepada karyawan dapat memicu terjadinya quiet quitting. Ini dapat menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa terjebak dalam situasi yang tidak mendukung perkembangan profesional mereka.

3. Konflik antar tim

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi konflik dalam tim (pexels.com/Yan Krukau)

Baca Juga: Banyak Peluang! Ini 9 Pekerjaan Freelance yang Lagi Tren di 2024

Quiet quitting tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga dapat menciptakan konflik antar tim. Karyawan yang tidak terlibat secara aktif dalam pekerjaan mereka cenderung kurang berkontribusi dalam kerja tim, mengurangi kolaborasi, dan menciptakan ketidakseimbangan dalam tanggung jawab.

Ketidakpuasan yang muncul dari perilaku quiet quitting juga dapat menjadi sumber konflik interpersonal. Karyawan yang merasa kurang dihargai atau tidak memiliki peluang perkembangan karier mungkin menjadi lebih rentan terhadap perasaan frustrasi dan konflik dengan rekan kerja atau atasan. Konflik ini dapat menghambat produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.

4. Semangat kerja yang rendah

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi tidak semangat dalam bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Quiet quitting secara langsung berdampak pada semangat kerja karyawan. Semangat kerja mencerminkan tingkat antusiasme, energi, dan keterlibatan yang karyawan bawa ke tempat kerja setiap hari. Karyawan yang terlibat dalam quiet quitting cenderung kehilangan semangat kerja mereka karena kurangnya dorongan atau pengakuan.

Semangat kerja yang rendah dapat menyebar seperti virus di seluruh tim atau organisasi. Karyawan yang melihat rekan kerja mereka kehilangan semangat kerja mungkin merasa terpengaruh secara negatif sehingga mereka sendiri mengalami penurunan semangat kerja. Ini menciptakan lingkungan di mana produktivitas dan kinerja secara keseluruhan terpengaruh oleh perilaku negatif.

5. Penurunan produktivitas

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi mengalami penurunan produktivitas (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Quiet quitting memiliki dampak langsung pada produktivitas organisasi. Karyawan yang tidak terlibat sepenuh hati cenderung menghasilkan pekerjaan yang kurang berkualitas dan kurang efisien. Biasanya, mereka menghindari tanggung jawab atau menyelesaikan tugas dengan semangat yang rendah sehingga menyebabkan penurunan produktivitas secara keseluruhan.

Dalam lingkungan kerja yang didasarkan pada kerja sama dan kontribusi tim, quiet quitting dapat menghambat aliran kerja dan menghambat proyek-proyek yang melibatkan kerja sama antar departemen atau tim. Produktivitas yang menurun juga dapat menciptakan ketidakseimbangan beban kerja di antara anggota tim yang berkontribusi secara maksimal dan mereka yang mengalami quiet quitting.

6. Penurunan kualitas kerja

6 Dampak Negatif dari Quiet Quitting di Tempat Kerja, Performa Turunilustrasi kualitas kerja yang menurun (pexels.com/Anna Shvets)

Kualitas kerja adalah parameter penting dalam menilai keberhasilan individu dan organisasi. Quiet quitting secara signifikan dapat merugikan kualitas kerja karena karyawan yang terlibat dalam perilaku ini tidak memberikan perhatian maksimal terhadap detail, inovasi, atau standar kualitas yang diharapkan.

Kurangnya motivasi dan keterlibatan dalam pekerjaan dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan yang lebih krusial, kurangnya inisiatif untuk meningkatkan proses kerja, dan kurangnya fokus pada peningkatan kualitas. Penurunan kualitas kerja ini dapat memiliki dampak jangka panjang pada reputasi perusahaan dan kepuasan pelanggan atau klien.

Dalam situasi quiet quitting di tempat kerja, dampak negatifnya dapat melibatkan berbagai aspek, termasuk aspek individu dan tim. Dengan mengatasi masalah ini melalui komunikasi terbuka, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya quiet quitting dan mendukung keterlibatan serta kesejahteraan karyawan.

Baca Juga: 7 Tips Cegah Bosan pada Pekerjaan Menulis, Awali dengan Rasa Suka

Fairuz Marhaenda Prasida Photo Verified Writer Fairuz Marhaenda Prasida

Semoga tulisanku bermanfaat :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya