Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedang persiapan interview (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • CV bagus belum tentu cocok dengan kebutuhan tim

  • Harus menyaring ratusan CV dalam waktu terbatas

  • Interview bukan hanya tentang jawaban, tapi juga sikap

Di balik proses seleksi kerja yang terlihat sederhana, HRD sebenarnya menghadapi banyak pertimbangan dan dilema. Mereka tidak hanya membaca CV dan mengundang kandidat untuk interview, tapi juga harus menilai banyak aspek secara menyeluruh. Ada tekanan dari atasan, ekspektasi tim, hingga keterbatasan anggaran dan waktu.

Tidak heran kalau hanya HRD yang benar-benar paham betapa rumitnya proses seleksi ini. Kalau banyak yang bilang jadi HRD itu mudah dan tidak sesulit posisi lainnya, lebih baik simak artikel ini dulu. Berikut 5 hal yang hanya dipahami HRD saat menyeleksi kandidat. Yuk, cari tahu!

1. CV bagus belum tentu cocok dengan kebutuhan tim

ilustrasi sedang fokus belajar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Banyak kandidat merasa yakin lolos karena punya CV yang rapi dan pengalaman panjang juga relevan. Tapi, HRD juga harus mempertimbangkan kebutuhan tim saat itu, termasuk karakter, gaya kerja, dan kekompakan. Kadang, kandidat yang terlihat hebat di atas kertas justru tidak pas dengan kultur perusahaan.

HRD harus menyeimbangkan antara kualitas teknis dan kecocokan personal. Inilah yang membuat keputusan mereka sering tidak bisa dijelaskan hanya lewat CV. Salah satu alasan mengapa saat proses interview akan banyak pertanyaan yang diajukan untuk memvalidasi pengalaman yang tertera di CV.

2. Harus menyaring ratusan CV dalam waktu terbatas

ilustrasi sedang fokus belajar (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Setiap lowongan bisa menghasilkan ratusan lamaran, tapi waktu dan tenaga HRD sangat terbatas. Mereka harus menyaring dengan cepat siapa saja yang layak lanjut ke tahap berikutnya. Akibatnya, lamaran yang kurang menarik di 10 detik pertama bisa langsung tersingkir.

Hal ini bukan berarti HRD tidak adil, tapi memang sistem seleksi mengharuskan efisiensi. Itulah mengapa strategi penulisan CV dan cover letter sangat penting. Sayangnya, tidak semua pelamar memahami pentingnya hal ini. Karena realitanya, di dunia pendidikan formal persiapan bekerja tidak dijelaskan secara detail.

3. Interview bukan hanya tentang jawaban, tapi juga sikap

ilustrasi sedang diskusi (pexels.com/Jopwell)

Jawaban yang tepat saat interview memang penting, tapi HRD juga memperhatikan bahasa tubuh, cara bicara, dan etika. Misalnya, apakah kamu datang tepat waktu, terlihat percaya diri, atau justru terkesan pasif dan asal menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Semua itu memberikan sinyal kepada HRD soal kepribadianmu.

Bahkan kesalahan kecil seperti terlalu banyak menggunakan filler word atau menjelekkan tempat kerja lama bisa jadi pertimbangan negatif. Sikap profesional seringkali lebih menentukan daripada jawaban sempurna. Jangan sampai kamu tidak memahami hal ini, karena setiap waktu yang kamu gunakan bersama HRD saat interview akan jadi penilaian.

4. Ada tekanan dari atasan untuk mencari kandidat serba bisa

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/SHVETS production)

HRD sering kali dituntut mencari kandidat yang sempurna, ini tentu menjadi beban tersendiri. Misalnya seperti berpengalaman, skill lengkap, gaji minimal. Ini jelas tidak realistis, tapi menjadi tekanan yang harus HRD hadapi. Akibatnya, mereka harus menyeleksi dengan sangat hati-hati agar bisa memenuhi harapan perusahaan.

Kadang, sebagai seorang HRD juga harus memilih kandidat dengan potensi yang dapat berkembang meski belum 100% siap. Ini semua bagian dari strategi jangka panjang, bukan sekadar cari pengganti kosong. Ini membuktikan bahwa banyak hal yang tidak semua orang tahu suka-duka menjadi HRD, maka dari itu penting untuk kamu memahaminya terlebih dahulu.

5. Menolak kandidat itu berat, apalagi yang sudah berharap banyak

ilustrasi menolak ajakan (pexels.com/Keira Burton)

Salah satu bagian tersulit dari tugas HRD adalah menginformasikan penolakan kepada kandidat. Apalagi jika kandidat sudah menunjukkan antusiasme tinggi dan merasa yakin lolos. HRD tahu bahwa penolakan bisa mengecewakan, tapi mereka harus tetap objektif.

Mereka juga tidak selalu bisa menjelaskan alasan penolakan secara detail karena pertimbangan privasi dan standar internal. Makanya, mereka berharap kandidat tetap profesional dan tidak menyerah sampai di sana saja. Tidak semua HRD akan memberikan informasi penolakan ini, terkadang tidak ada respon apapun terkait hasil interview, sekalipun pihak pelamar sudah mencoba melakukan follow up.

Proses seleksi kerja bukan hanya soal cocok atau tidaknya seseorang dengan posisi yang dibuka. Di balik layar, HRD bekerja keras menyeimbangkan banyak faktor agar perusahaan mendapatkan karyawan terbaik. Jadi, kalau kamu belum lolos seleksi, bukan berarti tidak kompeten. Mungkin saja, kamu hanya belum bertemu tempat yang benar-benar cocok dengan potensimu. Semangat terus, semoga kamu bisa lebih paham bagaimana cara kerja HRD, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian