Chief of Corporate Human Capital Development PT Astra International Tbk, Aloysius Budi Santoso di acara Real Talk with Uni Lubis pada Senin (21/07/2025) (IDN Times/Alya Achyarini)
Mengkaji data BPS sebanyak 7,28 juta orang hidup tanpa pekerjaan di Indonesia. BPS menyebut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 ada sebesar 4,76 persen. Artinya ada 5 pengangguran dari 100 orang angkatan kerja.
Fenomena tersebut kian diperparah dengan kondisi lulusan universitas atau berstatus diploma IV, S1, S2, bahkan S3 yang belum memiliki pekerjaan alias masih menganggur, yakni sebesar 6,2 persen atau 1,01 juta orang. Sementara 4,84 persen atau sekitar 177.399 orang lulusan diploma I/II/III juga masih menganggur.
Budi menyoroti tingkat pengangguran yang meningkat di tahun 2025 karena kondisi bisnis yang kurang berkembang dan investasi yang minim. Dampaknya pada penyerapan tenaga kerja yang diminimalisir.
"Oke lah, sekarang banyak dari sisi sumber daya mengatakan bahwa terjadi miss match antara dunia pendidikan dan seterusnya. Tapi, isu terbesar kita bahwa memang bisnis itu tidak berkembang. Investasi is very less. Sekarang kalau orang yang mau berinvestasi sedikit dan mau berusaha sedikit, apakah dari luar atau dari dalam, bagaimana kemudian dia bisa create penciptaan lapangan kerja? Itu yang lebih fundamental," ujarnya.
Budi mengakui, pemerintah telah berupaya membuat pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini direalisasikan melalui berbagai program. Salah satunya adalah Magang Merdeka di tingkat perguruan tinggi yang bertujuan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pengalaman profesional. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja di berbagai sektor selama satu semester di masa perkuliahan.
"Sebenarnya saya lihat upaya-upaya magang, misalnya program magang satu tahun kemarin, menteri yang lama, ada Kampus Merdeka, ada segala macam. Itu adalah upaya-upaya untuk membuat bahwa orang dari dunia pendidikan menjadi lebih siap pakai," katanya.