ilustrasi jobdesk fashion buyer butik lokal (pexels.com/Ron Lach)
Untuk bisa sukses menjalani profesi ini, mengandalkan insting mode saja jelas gak akan cukup bagi kamu, lho. Dunia retail mode menjadi perpaduan unik antara seni estetika dan ilmu matematika bisnis yang harus seimbang. Berikut adalah beberapa skill teknis maupun non-teknis yang wajib kamu asah mulai dari sekarang:
1. Kemampuan analisis data yang kuat
Kamu harus bersahabat dengan angka dan data karena keputusan pembelian gak boleh hanya didasarkan pada perasaan atau selera pribadi semata. Kemampuan mengoperasikan Microsoft Excel atau software ritel untuk membaca laporan penjualan, margin keuntungan, dan perputaran stok adalah makanan sehari-hari. Tanpa kemampuan analisis yang baik, kamu akan kesulitan menentukan strategi pembelian yang menguntungkan bagi butik, lho.
2. Intuisi fashion dan estetika
Meskipun data sangat penting, kamu tetap harus memiliki mata yang jeli dalam menilai keindahan sebuah desain dan kualitas kain secara langsung. Kamu harus bisa membedakan mana tren sesaat yang cepat hilang dan mana tren jangka panjang yang aman untuk diinvestasikan dalam jumlah banyak. Kepekaan estetika ini membantumu mengurasi koleksi yang kohesif dan menarik secara visual bagi pelanggan saat dipajang di toko.
3. Keterampilan komunikasi dan negosiasi
Pekerjaan ini menuntut kamu untuk berinteraksi dengan banyak pihak, mulai dari tim internal seperti marketing hingga pihak eksternal seperti supplier yang mungkin alot saat diajak bekerja sama. Kamu harus mampu menyampaikan keinginanmu dengan tegas namun tetap sopan, serta pintar melobi harga agar menguntungkan perusahaan. Komunikasi yang buruk bisa menyebabkan kesalahpahaman spesifikasi produk atau keterlambatan pengiriman yang merugikan operasional toko, lho.
4. Manajemen waktu dan ketahanan terhadap tekanan
Industri mode bergerak sangat cepat dengan tenggat waktu yang ketat, terutama saat pergantian musim atau menjelang hari raya besar seperti Lebaran. Kamu harus mampu bekerja di bawah tekanan tinggi sambil menangani berbagai masalah yang muncul mendadak, seperti keterlambatan pengiriman dari vendor. Kemampuan memprioritaskan tugas jadi kunci agar kamu gak kewalahan dalam mengatur siklus pembelian yang padat.