Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pharmacy asisstant
ilustrasi pharmacy asisstant (pexels.com/BYB BYB)

Pernahkah kamu bertanya-tanya siapa sosok yang sibuk membantu apoteker di balik etalase obat dan memastikan resepmu terlayani dengan cepat? Mereka bukan sekadar kasir biasa, melainkan tenaga profesional yang memegang peran krusial dalam operasional pelayanan kesehatan sehari-hari, lho. Bagi kamu yang tertarik terjun ke dunia farmasi namun belum menjadi apoteker penuh, memahami jobdesk pharmacy assistant adalah langkah awal yang sangat penting agar kamu memiliki gambaran kerja yang jelas. .

Posisi ini memberikan keseimbangan yang unik antara pengetahuan medis dasar, ketelitian administrasi, dan keterampilan pelayanan pelanggan yang prima. Gak hanya melayani pembeli, kamu juga akan menjadi garda terdepan dalam memastikan keamanan dan ketepatan obat yang diterima oleh pasien. Yuk, lihat lebih detail tentang pharmacy assistant!

1. Tugas dan tanggung jawab utama

ilustrasi pharmacy asisstant (freepix.com/krakenimages.com)

Sebelum kamu melamar pekerjaan ini, sangat penting untuk mengetahui bahwa tugas seorang asisten apoteker sangatlah beragam dan menuntut fokus tinggi. Pekerjaan ini gak hanya menuntut kamu berdiri di belakang meja, tetapi juga melibatkan manajemen stok hingga komunikasi intens dengan pasien, lho. Berikut adalah rincian tugas utama yang wajib kamu pahami:

1. Memproses resep dokter dengan akurat

Tugas paling mendasar adalah menerima resep dari pasien dan membantu apoteker menyiapkannya sesuai instruksi medis. Kamu harus mampu membaca tulisan dokter, mengambil obat yang tepat dari rak penyimpanan, serta menghitung jumlah dosis yang sesuai agar gak terjadi kesalahan fatal. Setelah obat disiapkan, kamu juga wajib melakukan pengecekan ulang bersama apoteker penanggung jawab untuk memastikan keamanan pasien sebelum obat diserahkan.

2. Manajemen inventaris dan stok obat

Kamu bertanggung jawab untuk memantau ketersediaan obat-obatan di apotek agar gak terjadi kekosongan saat pasien membutuhkannya. Hal ini mencakup kegiatan memeriksa tanggal kedaluwarsa secara berkala, mencatat obat yang stoknya menipis, hingga melakukan pemesanan ulang ke distributor farmasi. Selain itu, kamu harus menyusun obat di rak dengan rapi berdasarkan kategori atau abjad untuk memudahkan pencarian saat pelayanan sedang sibuk.

3. Pelayanan informasi dan edukasi pasien

Meskipun bukan apoteker utama, kamu sering menjadi orang pertama yang ditanya oleh pasien mengenai cara penggunaan obat bebas atau suplemen. Kamu harus bisa menjelaskan aturan pakai yang sederhana, seperti apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan, serta cara penyimpanannya. Namun, kamu juga harus tahu batasan wewenangmu, di mana pertanyaan klinis yang mendalam harus segera kamu arahkan langsung kepada apoteker yang bertugas.

4. Administrasi dan pembukuan sederhana

Dunia farmasi sangat ketat dengan regulasi, sehingga pencatatan administrasi menjadi bagian tak terpisahkan dari pekerjaan ini. Kamu akan diminta untuk menginput data pasien ke dalam sistem komputer, mengurus asuransi kesehatan jika apotek bekerjasama dengan pihak ketiga, serta mencatat transaksi penjualan harian. Ketelitian dalam administrasi ini sangat vital karena menyangkut riwayat pengobatan pasien dan laporan keuangan apotek.


2. Skill dan kemampuan yang harus dimiliki

ilustrasi pharmacy asisstant (pexels.com/BYB BYB)

Menjadi seorang asisten apoteker atau tenaga teknis kefarmasian membutuhkan kombinasi antara hard skill teknis dan soft skill interpersonal. Tanpa kemampuan ini, kamu mungkin akan merasa kewalahan menghadapi tekanan kerja yang cepat dan presisi. Berikut adalah kemampuan kunci yang harus kamu asah mulai sekarang:

1. Ketelitian dan perhatian terhadap detail

Dunia farmasi gak memberikan ruang bagi kesalahan kecil karena dampaknya bisa membahayakan nyawa orang lain. Kamu harus memiliki kebiasaan memeriksa segala sesuatu berulang kali, mulai dari nama obat yang mirip, dosis miligram, hingga nama pasien yang tertera di label. Kemampuan untuk tetap fokus dan teliti meskipun sedang dalam kondisi antrean panjang adalah aset terbesar yang bisa kamu miliki di profesi ini.

2. Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik

Kamu akan bertemu dengan berbagai tipe pasien setiap harinya, mulai dari yang sedang sakit, bingung, hingga yang sedang emosi karena khawatir akan kesehatannya. Kamu harus mampu mendengarkan keluhan mereka dengan sabar dan menyampaikan informasi obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam.

3. Pemahaman matematika dasar dan teknis farmasi

Meskipun gak harus ahli kalkulus, kamu wajib menguasai hitungan matematika dasar untuk keperluan peracikan obat. Kamu akan sering dihadapkan pada situasi harus menghitung jumlah tablet yang dibutuhkan berdasarkan durasi resep, atau menghitung dosis sirup untuk anak-anak. Selain itu, pemahaman tentang istilah medis dasar dan singkatan latin dalam resep dokter adalah kemampuan teknis yang wajib dikuasai di luar kepala.


3. Kualifikasi dan syarat menjadi pharmacy assistant

ilustrasi pharmacy asisstant (pexels.com/Abdul batin)

Jalur untuk memasuki profesi ini sebenarnya cukup jelas dan memiliki standar regulasi yang ketat di Indonesia. Pemerintah menetapkan standar ini demi menjaga kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat luas. Berikut adalah kualifikasi umum yang biasanya diminta oleh perusahaan atau rumah sakit:

1. Latar belakang pendidikan formal

Syarat mutlak untuk posisi ini biasanya adalah lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Farmasi atau Diploma (D3) Farmasi. Lulusan SMK Farmasi biasanya disebut sebagai Asisten Tenaga Kefarmasian, sedangkan lulusan D3 sering disebut Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dengan wewenang yang sedikit lebih luas. Pendidikan formal ini menjamin bahwa kamu sudah memiliki dasar pengetahuan tentang farmakologi, undang-undang kesehatan, dan teknik peracikan obat yang aman.

2. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)

Sesuai dengan regulasi tenaga kesehatan di Indonesia, setiap tenaga farmasi yang bekerja wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih aktif. Dokumen ini diterbitkan oleh majelis tenaga kesehatan sebagai bukti bahwa kamu adalah tenaga profesional yang legal dan kompeten. Tanpa adanya STRTTK (Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian), kamu mungkin akan kesulitan mendapatkan pekerjaan di apotek atau rumah sakit yang kredibel dan taat hukum.

3. Kesehatan fisik dan mental yang prima

Pekerjaan di apotek menuntut stamina yang kuat karena kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan berdiri dan berjalan bolak-balik mengambil obat. Selain itu, kamu harus bebas dari penggunaan narkoba dan biasanya diminta melampirkan surat keterangan sehat dari dokter saat melamar kerja. Kesehatan mental juga penting karena kamu harus tetap tenang dan profesional saat bekerja di bawah tekanan tinggi atau saat menghadapi situasi darurat medis, lho.


4. Peluang karier di masa depan

ilustrasi pharmacy asisstant (pexels.com/Ivan S)

Jangan berpikir bahwa menjadi asisten apoteker adalah pekerjaan yang stagnan tanpa jenjang karier yang jelas. Justru, pengalaman yang kamu dapatkan di sini bisa menjadi batu loncatan untuk berbagai peran strategis di industri kesehatan. Berikut adalah beberapa peluang pengembangan karier yang bisa kamu kejar:

1. Kepala gudang atau supervisor apotek

Setelah memiliki pengalaman beberapa tahun dan menunjukkan kemampuan manajerial yang baik, kamu berpeluang naik jabatan menjadi supervisor. Dalam posisi ini, kamu gak lagi hanya mengurusi resep, tetapi mulai mengelola tim, mengatur jadwal kerja staf lain, dan bertanggung jawab penuh atas inventaris gudang farmasi. Peran ini menuntut kepemimpinan yang kuat dan pemahaman mendalam tentang alur bisnis apotek.

2. Tenaga pemasaran farmasi (medical representative)

Pengetahuan produk yang kamu miliki selama bekerja sebagai asisten apoteker sangat berharga bagi perusahaan farmasi besar. Kamu bisa beralih karier menjadi medical representative yang tugasnya memperkenalkan produk obat baru kepada dokter atau apotek. Pekerjaan ini biasanya menawarkan insentif dan bonus yang sangat menarik, serta memperluas jaringan profesionalmu di dunia medis.

3. Lanjut studi ke jenjang apoteker

Banyak asisten apoteker yang menjadikan pekerjaan ini sebagai sarana mencari biaya dan pengalaman sebelum melanjutkan kuliah ke jenjang S1 Farmasi dan Profesi Apoteker. Dengan bekal pengalaman lapangan yang sudah kamu miliki, proses belajar di bangku kuliah biasanya akan terasa lebih mudah dipahami. Menjadi Apoteker penuh akan membuka pintu wewenang yang lebih besar, termasuk membuka apotek sendiri.


5. Prospek gaji pharmacy assistant

ilustrasi pharmacy asisstant (pexels.com/cottonbro studio)

Berbicara mengenai gaji, pendapatan seorang asisten apoteker di Indonesia cukup bervariasi tergantung pada lokasi, jenis instansi, dan tingkat pendidikan. Untuk lulusan SMK Farmasi yang baru bekerja (fresh graduate), gaji biasanya dimulai di kisaran Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kota (UMK) setempat. Namun, angka ini bisa bertambah dengan adanya komponen tunjangan uang makan, uang transportasi, serta insentif lembur jika apotek buka 24 jam atau saat kamu mendapatkan giliran shift malam.

Sementara itu, bagi lulusan D3 Farmasi atau mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja di atas dua tahun, standar gajinya tentu akan lebih tinggi dari UMR. Bekerja di Rumah Sakit swasta besar atau rantai apotek nasional  biasanya juga menawarkan paket remunerasi yang lebih baik, lengkap dengan asuransi kesehatan dan tunjangan hari raya. Jadi, selain gaji pokok, perhatikan juga benefit lain yang ditawarkan perusahaan karena hal tersebut sangat mempengaruhi kesejahteraanmu dalam jangka panjang, ya.

Jika kamu merasa memiliki ketelitian tinggi, jiwa melayani yang kuat, dan ketertarikan pada dunia medis, profesi ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Semoga ulasan lengkap mengenai jobdesk pharmacy assistant ini bermanfaat dan memantapkan langkahmu untuk berkarier!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team