Jurusan dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi 2025, Komputer ke-3!

- Jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi
- Antropologi: 9,4 persen
- Fisika: 7,8 persen
- Teknik Komputer: 7,5 persen
- Jurusan dengan tingkat pengangguran terendah
- Ilmu Gizi: 0,4 persen
- Layanan Konstruksi: 0,7 persen
- Ilmu Hewan dan Tumbuhan: 1,0 persen
Lulusan perguruan tinggi menghadapi tantangan baru di pasar tenaga kerja pada awal tahun 2025. Data yang dihimpun oleh Federal Reserve Bank of New York 2025 menunjukkan, angka pengangguran melonjak hingga 5,8 persen, menjadi presentase tertinggi sejak 2021. Kondisi ini terjadi pada lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat.
Namun, lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan, juga menjadi isu yang tengah ramai diperbincangkan. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), individu yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan D4, S1, S2, bahkan S3 dan belum memiliki pekerjaan, ada sebesar 6,2 persen atau 1,01 juta orang. Tren ini juga terjadi pada 4,84 persen atau sekitar 177.399 orang lulusan Diploma I/II/III yang juga masih menganggur.
Mengutip laman Federal Reserve bank of New York, hal ini terjadi karena adanya ketimpangan antara jumlah lulusan dengan ketersediaan lapangan kerja. Fenomena ini pada akhirnya mendorong lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di sektor informal, tak sesuai dengan ekspektasi selama masa studi. Berdasarkan data Federal Reserve bank of New York 2025, inilah jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi dan terendah.
1. Jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi

10 jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi menurut Federal Reserve Bank of New York 2025:
Antropologi: 9,4 persen
Fisika: 7,8 persen
Teknik Komputer: 7,5 persen
Seni Komersial & Desain Grafis: 7,2 persen
Seni Rupa: 7,0 persen
Sosiologi: 6,7 persen
Ilmu Komputer: 6,1 persen
Kimia: 6,1 persen
Sistem & Manajemen Informasi: 5,6 persen
Kebijakan Publik dan Hukum: 5,5 persen
2. Jurusan dengan tingkat pengangguran terendah

Jurusan dengan tingkat pengangguran terendah menurut Federal Reserve Bank of New York 2025:
Ilmu Gizi: 0,4 persen
Layanan Konstruksi: 0,7 persen
Ilmu Hewan dan Tumbuhan: 1,0 persen
Teknik Sipil: 1,0 persen
Pendidikan Khusus: 1,0 persen
Pertanian: 1,2 persen
Pendidikan Anak Usia Dini: 1,3 persen
Teknik Dirgantara: 1,4 persen
Keperawatan: 1,4 persen
Ilmu Bumi: 1,5 persen
3. Jurusan IT masih tinggi peminat, padahal prospek tenaga kerjanya merosot?

Sebagian besar mahasiswa masih beranggapan bahwa Jurusan Keuangan masih jadi program studi yang akan menghasilkan karier bergaji tinggi dan kestabilan ekonomi. Menurut survei yang dilakukan oleh CFA Institute, sektor yang dinilai paling menjanjikan menurut mahasiswa pada finance, STEM, IT, sales media and marketing, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, seni, dan human resource.
Akan tetapi, pandangan ini bertolak belakang dengan riset yang berhasil dihimpun oleh Federal Reserve Bank of New York 2025. Misalnya saja, angka pengangguran untuk Jurusan Komputer menyentuh 7,5 persen. Hal ini dapat dipahami bahwa mahasiswa masih beranggapan pekerjaan di bidang finance hingga teknologi akan menghasilkan prospek pekerjaan bergaji tinggi. Akibatnya, ketersediaan sarjana melimpah namun kebutuhan tenaga kerjanya tak bergerak selaras.
Meski pendapatan pekerja dari sektor keuangan lebih tinggi, namun lulusan bergelar nutrisi, sejarah, dan seni memiliki prospek pekerjaan lebih unggul. Artinya, kebutuhan tenaga kerja di bidang humaniora tengah mengalami tren peningkatan.
Itulah jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi 2025. Bagaimana dengan latar belakang jurusanmu? Apakah termasuk?