ilustrasi berangkat kerja (freepik.com/fanjianhua)
Sebaik apa pun kamu merencanakan sesuatu, terkadang ada saja hal-hal mengganggu yang tak bisa dihindari, seperti lalu lintas yang tak kunjung reda, jadwal kereta yang tertunda, atau rapat yang terancam terlambat. Situasi-situasi tersebut tentu bisa membuatmu stres dan kewalahan.
Namun, dengan meluangkan waktu sejenak untuk bernapas, kamu terbantu mendapatkan kembali ketenangan. Wilding mengatakan bahwa menerapkan teknik pernapasan dalam dan terkontrol selama satu sampai dua menit, membantu menenangkan sistem saraf. Selain itu, kamu juga bisa mempraktikkan strategi “ransel imajiner”, yakni meletakkan tekanan dengan sudut pandang yang tepat.
“Ketika kamu menyadari akan ada situasi yang sulit dikendalikan, meluangkan waktu sejenak untuk memasukkan situasi menegangkan itu ke dalam “ransel imajiner”, dapat membantu. Dalam konteks ini, kamu bisa menuliskan apa pun yang bikin kamu frustrasi pada secarik kertas, kemudian sobek dan buang kertas itu sebagai simbol bahwa kamu mampu menghadapi situasi tersebut,” ujar Wilding.
Cicely Horsham-Brathwaite, seorang psikolog berlisensi dan pelatih eksekutif, menyampaikan pesannya dalam laman Huff Post. Ia mengatakan bahwa pekerjaan tidak harus menjadi faktor penentu kebahagiaan. Sebaliknya, kamulah yang membawa kebahagiaan itu ke tempat kerja.
Melatih diri agar merasa lebih baik setiap hari, bisa membantumu tidak terlalu bergantung pada faktor eksternal. Kamu tidak perlu bergantung pada pekerjaan untuk membuatmu merasa bahagia. Artinya, saat kamu mampu mengendalikan diri dan menciptakan kebahagiaan sendiri, tantangan apa pun yang terjadi di lingkungan kerja, bisa kamu atasi tanpa kehilangan kebahagiaan diri sendiri.