Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hindari 7 Kesalahan Ini saat Berinteraksi dengan Rekan Kerja!

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro)

Berinteraksi dengan rekan kerja memerlukan perhatian terhadap beberapa aturan penting. Hal-hal kecil yang tampak sepele bisa berdampak besar pada reputasi dan dinamika tim. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif, penting untuk memahami etiket yang tepat dalam berkomunikasi di kantor.

Menghindari kebiasaan tertentu dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dan menunjukkan profesionalisme. Yuk, simak kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari agar hubungan profesional tetap terjaga melalui artikel berikut!

1. Bergosip

ilustrasi sekelompok orang melihat ke laptop (pexels.com/olly)

Bergosip di tempat kerja adalah salah satu kesalahan besar yang perlu dihindari saat berinteraksi dengan rekan kerja. Menyebarkan rumor atau membicarakan rekan kerja di belakang mereka tidak hanya merusak reputasi diri sendiri, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang tidak sehat.

Ketika terlibat dalam gosip, kamu berisiko dianggap sebagai orang yang tidak dapat dipercaya, dan ini dapat menurunkan rasa saling hormat antara kolega. Selain itu, gosip dapat memperburuk hubungan antar rekan kerja dan menyebabkan ketegangan yang tidak perlu. Oleh karena itu, lebih baik fokus pada percakapan yang konstruktif dan positif untuk menjaga lingkungan kerja yang profesional dan harmonis.

"Kita bisa menjalin hubungan yang dekat dengan banyak rekan kerja, namun tetap ada batasan yang harus dihormati," kata Mariah Grumet, seorang pelatih etiket, dilansir Business Insider. "Menyebarkan rumor tentang orang lain di kantor adalah hal yang tidak pantas," tambahnya.

2. Membahas topik pribadi yang sensitif

ilustrasi berkunjung ke psikolog (pexels.com/alexgreen)

Saat berinteraksi dengan rekan kerja, membahas topik pribadi yang sensitif sebaiknya dihindari. Topik seperti agama, politik, atau masalah pribadi yang mendalam bisa memicu ketegangan atau ketidaknyamanan di lingkungan kerja. Meskipun kedekatan antara rekan kerja mungkin mendorong percakapan yang lebih pribadi, penting untuk tetap menjaga batasan dan menghormati privasi orang lain.

Membuka diskusi mengenai hal-hal sensitif dapat mengganggu hubungan profesional yang sehat dan mengarah pada konflik yang tidak perlu. Oleh karena itu, sebaiknya fokus pada topik yang lebih netral dan relevan dengan pekerjaan, untuk memastikan komunikasi yang lancar dan saling menghormati di tempat kerja.

3. Datang terlambat ke rapat

ilustrasi presenteasi (pexels.com/rethaferguson)

Datang terlambat ke rapat dapat menunjukkan kurangnya profesionalisme dan rasa hormat terhadap waktu orang lain. Ketika seseorang terlambat, mereka tidak hanya mengganggu jalannya rapat, tetapi juga memberikan kesan bahwa mereka tidak menghargai kontribusi atau waktu yang telah disiapkan oleh rekan kerja lainnya.

Kehadiran tepat waktu menunjukkan bahwa kamu memprioritaskan komitmen dan siap untuk berkontribusi secara penuh. Jika ada keadaan yang tidak dapat dihindari, penting untuk memberi tahu sebelumnya dan menjelaskan alasan keterlambatan, agar tetap menjaga hubungan profesional yang baik dengan rekan kerja.

4. Mengolok-olok orang lain

ilustrasi wanita sedang menyimak dalam rapat (pexels.com/divinetechygirl)

Perkataan atau tindakan yang bersifat merendahkan atau mengejek orang lain dapat merusak hubungan profesional dan menciptakan atmosfer yang tidak nyaman. Selain dapat menurunkan moral dan rasa percaya diri rekan kerja, tindakan ini juga bisa berujung pada konflik atau bahkan masalah hukum jika dianggap sebagai bentuk pelecehan.

Sebaiknya, fokuskan interaksi dengan rekan kerja pada komunikasi yang membangun dan saling menghargai, serta hindari komentar yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan dan menjaga sikap positif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

5. Bahasa tubuh yang tidak mendukung

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro)

Ketika berinteraksi dengan siapa pun lawan bicara, penting untuk memperhatikan bahasa tubuh yang mendukung. Ini karena, meskipun kata-kata yang diucapkan terdengar sopan, sikap tubuh yang menunjukkan ketidakpedulian atau ketidaktertarikan dapat memberikan kesan yang berbeda.

Menyilangkan tangan atau menghindari kontak mata saat berbicara dapat membuat rekan kerja merasa diabaikan atau tidak dihargai. Oleh karena itu, penting untuk menjaga bahasa tubuh yang terbuka, seperti mengangguk, menjaga kontak mata, dan duduk dengan postur yang terbuka, untuk memastikan komunikasi tetap positif dan mendukung hubungan profesional yang baik.

"Saat berbicara dengan rekan kerja, pastikan bahasa tubuh memperkuat pesan yang disampaikan, bukan malah mengurangi atau menciptakan kesan jarak," kata Grumet.

6. Mengeluh tentang pekerjaan atau masalah pribadi secara berlebihan

ilustrasi bekerja (pexels.com/kindelmedia)

Mengeluh tentang pekerjaan atau masalah pribadi secara berlebihan juga perlu dihindari saat berinteraksi dengan rekan kerja. Meskipun sesekali berbagi perasaan atau tantangan yang dihadapi adalah hal yang wajar, jika terlalu sering mengeluh, ini dapat memberikan kesan negatif tentang kemampuan untuk menangani tugas atau tantangan.

Selain itu, terlalu sering berbicara tentang masalah pribadi di tempat kerja dapat membuat rekan kerja merasa tidak nyaman atau terbebani. Untuk menjaga suasana yang produktif dan profesional, penting untuk mencari solusi untuk masalah yang dihadapi, dan lebih memilih untuk berbicara tentang hal-hal yang membangun serta menjaga batasan dalam berbagi masalah pribadi.

7. Meminta pinjaman uang

ilustrasi berjabat tangan dengan rekan kerja (pexels.com/fauxels)

Meminta pinjaman uang dari rekan kerja juga sebaiknya dihindari, karena dapat mempengaruhi hubungan profesional yang sehat. Meskipun terkadang situasi darurat mungkin memerlukan bantuan finansial, kebiasaan meminjam uang di tempat kerja dapat menciptakan ketegangan dan ketidaknyamanan.

Hal ini dapat merusak kepercayaan dan memengaruhi persepsi rekan kerja terhadap kamu. Selain itu, jika pinjaman tersebut tidak dibayar tepat waktu, hal ini bisa memicu konflik dan memperburuk hubungan.

Menjaga etika dan profesionalisme dalam berinteraksi dengan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat merusak hubungan, ini dapat membangun suasana kerja yang lebih baik dan saling mendukung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us