Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Intinya sih...

  • Merasa punya status lebih tinggi, padahal tidak

  • Menganggap bekerja lebih keras akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar

  • Terlalu menunggu untuk diakui

  • Mendiskusikan tentang kenaikan jabatan lewat email

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagian besar karyawan menginginkan posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya di tempat kerja mereka. Promosi atau kenaikan jabatan pun sering dianggap sebagai bukti bahwa karier seseorang telah berkembang.  

Gak heran, jika banyak karyawan berusaha keras meningkatkan kinerja mereka agar dapat menduduki posisi yang diinginkan. Namun, sering kali tantangan justru muncul saat berusaha meraih impian tersebut.

Tantangan itu bisa saja muncul dari dalam diri sendiri dan ironisnya kerap sulit untuk disadari. Lantas, kesalahan umum apa saja yang sebaiknya dihindari saat ingin naik jabatan? Yuk, simak selengkapnya melalui artiket ini!

1. Merasa punya status lebih tinggi, padahal tidak

ilustrasi bekerja di kantor (pexels.com/Yan Krukau)

Memiliki rasa percaya diri di tempat kerja itu penting karena bisa membantu meningkatkan produktivitas, menunjukkan kompetensi, dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja. Namun jika rasa percaya diri berubah menjadi berlebihan, dikhawatirkan dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Dalam hal ini, seorang profesor psikologi di New York University, Tessa West, sebagaimana dikutip CNBC, menuliskan bahwa salah satu kesalahan yang kerap dilakukan para profesional ketika ingin naik jabatan ialah merasa mempunyai status yang lebih tinggi, padahal sebenarnya tidak. Menurutnya, status di tempat kerja bersifat kabur atau sulit untuk diukur.

Status tidak hanya ditentukan oleh jabatan formal, melainkan juga dapat terlihat dari interaksi sehari-hari, misal siapa yang lebih cepat mendapat balasan email atau siapa yang paling sering didengarkan dalam rapat. Alih-alih terlalu percaya diri terhadap status di lingkungan kerja, lebih baik fokus pada performa, keretampilan, serta kompetensi yang kamu miliki.

Kemas semua itu menjadi prestasi yang gemilang dan beritahukan pencapaianmu kepada atasan secara konsisten. Melalui langkah ini, diharapkan atasanmu akan menyadarinya, kemudian mempertimbangkanmu untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi.

2. Menganggap bekerja lebih keras akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar

ilustrasi burnout (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Meskipun meningkatkan produktivitas sangat penting dalam upaya memperoleh promosi, namun perlu diingat, bekerja lebih keras belum tentu mendapatkan hasil yang lebih besar. Bekerja keras yang dimaksud ialah bekerja tanpa nilai rasa, di mana kamu hanya mendedikasikan waktu dan energimu untuk pekerjaan, mengabaikan waktu istirahat, yang berakibat pada hilangnya keseimbangan hidup.

Kerja keras tidak selalu menjamin hasil yang maksimal. Semua tergantung pada cara kamu menjalankannya. Jika kamu berusaha dengan tulus, menikmati setiap proses yang ada, dan tetap menerapkan pola hidup seimbang, tentu kinerjamu juga ikut meningkat sehingga memperoleh hasil yang memuaskan.

3. Terlalu menunggu untuk diakui

ilustrasi tidak mood dalam bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Penting diingat bahwa tidak ada manusia yang mampu membaca secara jelas pikiran orang lain, termasuk keinginanmu untuk dipromosikan. Dikutip Forbes, seorang pelatih karier dan penulis “Prep, Push, Pivot: Essential Career Strategies for Underrepresented Women”, Octavia Goredema, mengungkapkan bahwa menunggu orang lain menyadari kinerja dan kemampuanmu bukanlah cara yang tepat untuk membuka peluang promosi.

Alih-alih menunggu, dirinya menyarankan agar kamu lebih dulu mengambil inisiatif untuk mulai berbicara dengan atasan. Sebab, keputusan terkait promosi jabatan tidak bisa ditentukan dalam semalam. Para atasan harus mengetahui serta mempertimbangkan terlebih dahulu usaha, pencapaian, komitmen, dan dedikasimu terhadap perusahaan.

Selain itu, perlu dipahami juga memperbaiki kinerja bukan berarti selalu bertujuan untuk meraih posisi yang lebih tinggi. Karenanya, jika kamu ingin manager atau bos kamu mengetahui tujuanmu yang sebenarnya, maka sampaikanlah hal tersebut secara terbuka.

“Jangan berharap manager atau bos kamu mampu membaca pikiran orang lain. Jika kamu menginginkan tanggung jawab yang lebih besar, penugasan yang lebih terlihat, peran yang lebih luas, atau bahkan kamu merasa telah menunjukkan nilai tambah bagi perusahaan lewat peranmu saat ini, penting bagimu untuk bersuara agar hal itu diketahui,” jelas Goredema.

4. Mendiskusikan tentang kenaikan jabatan lewat email

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terakhir, kesalahan yang harus kamu hindari ialah mendiskusikan tentang kenaikan jabatan lewat email. Bertanya terkait kenaikan jabatan melalui email bukan hanya dipandang kurang sopan bagi sebagian atasan, tetapi juga dinilai kurang efektif.

“Ini adalah percakapan yang harus kamu lakukan secara tatap muka (baik virtual maupun secara langsung),” kata Goredema.

“Sebaiknya, buatlah jadwal pertemuan khusus dengan atasan untuk membicarakan kinerja kamu,” tambahnya.

Selain karena topik tersebut sangat krusial, Goredema menjelaskan bahwa berkomunikasi secara tatap muka juga membantumu mengetahui respons yang diberikan oleh atasan lewat bahasa tubuhnya. Walaupun sering menimbulkan rasa gugup, tapi ini penting. Dengan begitu, kamu juga dituntut untuk mempersiapkan diri lebih baik.

Itulah beberapa kesalahan yang wajib dihindari saat ingin mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan. Semoga dengan menghindarinya impianmu untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi di lingkungan kerja segera terwujud.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team