Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendapat komentar yang tidak sesuai (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi mendapat komentar yang tidak sesuai (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Memulai karier di usia dewasa memang tidak selalu mudah, apalagi jika orang-orang di sekitar sudah punya harapan tertentu. Banyak yang berpikir semua orang harusnya sudah sukses di usia tertentu, padahal setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Sayangnya, perjalanan itu sering diiringi komentar halus yang bisa bikin perasaan tertekan.

Komentar seperti itu mungkin tidak bermaksud menyakitkan, tetapi tetap bisa terasa menyentuh hati. Bagi yang sedang memulai perjalanan dari awal, kata-kata kecil pun bisa terasa berat. Berikut beberapa komentar halus saat memulai karier di usia dewasa yang perlu dihadapi dengan kesabaran dan keyakinan diri.

1. “Wah, baru mulai kerja sekarang?”

ilustrasi memikirkan komentar orang lain (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Komentar demikian sering dilontarkan dengan nada heran atau bercanda, tetapi bisa terasa menyudutkan. Seolah-olah ada indikator khusus tentang kapan seseorang harus memulai kariernya. Padahal, banyak hal yang bisa membuat seseorang menunda atau memilih jalannya sendiri.

Di balik komentar itu sering tersembunyi asumsi bahwa semakin lambat memulai, semakin kecil peluang untuk sukses. Namun nyatanya, banyak orang justru menemukan panggilannya setelah melewati berbagai fase hidup. Padahal waktu bukanlah musuh, ia hanya alat ukur yang seringnya terlalu dipaksakan.

2. “Yang penting niat, meskipun agak telat, sih.”

ilustrasi mendapat komentar tidak menyenangkan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Komentar yang diselipkan dengan catatan soal keterlambatan sering terasa seperti dukungan setengah hati. Ada kesan bahwa langkah yang diambil tidak sepenuhnya wajar karena tidak sesuai dengan standar pada umum. Komentar seperti itu bisa membuat seseorang merasa tidak sepenuhnya diterima.

Padahal proses memulai setiap orang tidak selalu harus sesuai dengan waktu orang lain. Setiap pilihan selalu memiliki alasan, latar belakang, dan keberanian di baliknya. Sehingga nilai sebuah langkah tidak ditentukan oleh usia saat memulainya.

3. “Berani juga ya, mulai dari nol lagi.”

ilustrasi mendapat komentar yang tidak menyenangkan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Pernyataan yang terdengar seperti kekaguman terkadang justru menyoroti ketertinggalan dibanding orang lain. Ada nada heran yang menyiratkan bahwa memulai dari nol di usia dewasa adalah sesuatu yang luar biasa, tetapi dianggap tidak ideal. Ungkapan semacam itu bisa membuat orang merasa seperti pengecualian, bukan sesuatu yang wajar.

Padahal setiap orang memiliki titik awal yang berbeda dalam hidupnya. Mengulang bukan berarti gagal, melainkan bentuk keberanian untuk mencoba lagi. Perjalanan karier tidak selalu harus lurus dan cepat untuk disebut berhasil.

4. “Nanti bersaingnya sama anak muda, lho.”

ilustrasi mendapat komentar yang tidak menyenangkan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Komentar yang menyoroti persaingan dengan generasi lebih muda sering kali menimbulkan rasa cemas dan minder. Tersirat anggapan bahwa usia menjadi hambatan utama dalam bersaing di dunia kerja. Komentar seperti itu bisa melemahkan semangat orang yang sedang berjuang membangun kariernya.

Setiap orang sejatinya membawa keunggulannya masing-masing, termasuk pengalaman hidup yang tidak dimiliki semua orang. Dunia kerja bukan hanya soal usia, tetapi juga soal kemampuan, komitmen, dan kesiapan belajar. Membandingkan berdasarkan umur justru bisa mengabaikan potensi yang sebenarnya kuat.

5. “Nggak takut ketinggalan zaman?”

ilustrasi memikirkan komentar orang lain (pexels.com/Thirdman)

Komentar yang mempertanyakan kemampuan mengikuti perkembangan zaman bisa membuat seseorang merasa diragukan sejak awal. Tersirat keraguan bahwa usia dewasa identik dengan keterbatasan dalam hal teknologi atau tren baru. Anggapan demikian sering kali memperkuat stereotip yang tidak adil.

Setiap orang bisa belajar dan beradaptasi, berapa pun usianya. Keinginan untuk terus berkembang jauh lebih penting daripada usia saat memulai. Kemampuan mengikuti zaman bukan soal umur, tetapi soal kemauan untuk terus mencoba.

Komentar-komentar halus mungkin tidak bisa dicegah, tetapi kita bisa belajar untuk tidak membiarkannya membentuk keyakinan diri. Tetaplah fokus pada apa yang ingin kita bangun, bukan apa yang orang pikirkan. Pasalnya, yang paling tahu waktumu, tetaplah kamu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team