5 Beda Kamu Memang Produktif atau Cuma Sekadar Sibuk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang punya jatah waktu yang sama, yakni 24 jam dalam sehari. Tapi bagaimana mengatur 24 jam tersebut akan berbeda-beda bagi tiap orang.
Ada sebagian orang yang begitu sibuknya dengan tugas pekerjaan sampai jarang sekali dapat meluangkan waktunya untuk keluarga. Tapi ada sebagian lagi yang mampu mengelola waktu dengan seimbang, antara kerja dan urusan pribadi.
Nah, sebenarnya terdapat perbedaan antara sibuk dan produktif, dan menjadi sibuk belum tentu produktif, lho! Yuk kenali bedanya biar kita bisa mengecek, sebenarnya selama ini sekadar sibuk doang atau udah produktif?
1. Prioritas
Orang yang sibuk merasa semua pekerjaan itu jadi prioritas, akhirnya berusaha mengerjakan semuanya hanya dalam satu hari, padahal itu mustahil. Ujung-ujungnya, tak ada tugas yang selesai, semuanya setengah-setengah.
Sementara orang produktif akan memilah mana yang penting dan mendesak sehingga harus segera dikerjakan, dan mana yang penting tapi tidak mendesak sehingga bisa dikerjakan nanti. Inilah yang membuat orang produktif lebih minim stres karena mampu mengelola waktunya dengan baik, sehingga tetap bisa melakukan hal-hal untuk kehidupan pribadi.
2. Multitasking
Banyak yang meyakini bahwa dengan multitasking bisa membuat orang jadi lebih produktif. Namun sayangnya, mengutip Forbes, berdasarkan hasil studi, justru multitasking ini akan menurunkan produktivitas sebesar 40 persen.
Diketahui, hanya dua persen saja dari populasi di dunia ini yang benar-benar bisa melakukan multitasking. Sisanya (98 persen), bukanlah multitasking, melainkan melakukan perpindahan dari satu tugas ke tugas lainnya dalam waktu yang cepat, dan hal itu berdampak buruk bagi otak, karena otak membutuhkan waktu penyesuaian untuk bisa fokus terhadap satu pekerjaan.
Itulah sebabnya, orang yang sibuk dan sering melakukan multitasking kerap tidak produktif dan rentan stres. Justru mereka yang terbiasa menyelesaikan satu pekerjaan terlebih dahulu, baru ke tugas berikutnya, jauh lebih produktif dan minim stres karena otak tidak begitu kelelahan.
Baca Juga: 5 Tips Produktif untuk Kamu yang Masih Suka Menunda Pekerjaan
Editor’s picks
3. Fokus
Sering kali orang mengaku sibuk, terlalu banyak pekerjaan, tapi anehnya sempat untuk membalas chat, browsing berita gosip, atau mengecek lini masa media sosial.
Orang yang sekadar sibuk akan mudah sekali teralihkan perhatiannya, dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya kontraproduktif. Sementara orang produktif, mereka benar-benar fokus pada pekerjaannya, dan tidak gampang terdistraksi melakukan hal-hal tak penting.
4. Ketegasan
Hal lain yang menjadi pembeda orang sekadar sibuk dengan orang produktif adalah ketegasannya dalam menolak sesuatu yang di luar tugasnya. Orang produktif tahu mana yang prioritas dan harus segera diselesaikan, sehingga ketika diminta untuk melakukan suatu pekerjaan gak penting, ia berani berkata tidak.
Sementara orang yang sibuk sering keteteran dengan berbagai tugas karena selalu menjawab iya untuk semua pekerjaan, bahkan yang tidak penting sekalipun. Akhirnya, ia pula yang kewalahan karena tugas utamanya gak selesai-selesai.
5. Mengatur jadwal
Orang yang produktif akan berusaha mengatur jadwalnya dengan baik, kapan waktu kerja, kapan waktu istirahat. Ia memahami pentingnya istirahat yang cukup. Kurang istirahat, hanya akan membuatnya sulit konsentrasi sehingga pekerjaan jadi membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan.
Sebaliknya, orang yang sibuk ingin semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat, sehingga ia pun mengabaikan waktu istirahat. kebiasaan ini gak cuma berpengaruh pada produktivitasnya yang menurun, tapi kesehatan fisik juga jadi terganggu.
Setelah membaca paparan di atas, kamu termasuk yang mana nih, sekadar sibuk, atau memang sudah produktif?
Baca Juga: 10 Rutinitas Ini Bantu Kamu Lebih Produktif dan Redakan Stres
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.