7 Penyebab Seseorang Berperilaku Toksik dalam Menjalin Hubungan Asmara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Toxic relationship merupakan sebutan untuk hubungan yang selalu diwarnai pertengkaran, manipulatif, dan hal-hal negatif lain yang justru menurunkan kebahagiaan seseorang yang menjalaninya. Sayangnya, para korban yang terjerat hubungan beracun ini seringkali tidak menyadarinya.
Lantas, apa yang menjadi penyebab seseorang berperilaku toksik? Berikut tujuh alasan di anataranya.
1. Keinginan yang tidak terpenuhi
Salah satu penyebab seseorang berperilaku toksik adalah karena keinginan yang tidak terpenuhi. Ini biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki ego tinggi. Misalnya, seseorang ingin selalu merasa dibutuhkan, disegani atau diprioritaskan oleh pasangannya.
Dia ingin pasangannya bertindak sesuai keinginannya demi menyenangkan dan memenuhi ego yang ia miliki. Jika pasangan atau seseorang di lingkungannya tidak menunjukkan hal itu, maka dia akan berperilaku toksik.
2. Ketidakmampuan dalam mengontrol emosi negatif
Emosi negatif merupakan hal yang wajar dan siapa pun tentu pernah merasakannya. Ada yang pandai mengontrolnya, tapi tak jarang juga yang sebaliknya. Orang yang tidak mampu mengontrol emosi negatif ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berperilaku toksik.
Misalnya, mengeluarkan amarah yang meledak-ledak, melontarkan kata-kata yang menyakiti orang lain, bahkan memicu terjadinya kekerasan. Kesulitan mengontrol emosi juga bisa menjadi sebuah tanda dari gangguan psikis, lho.
3. Trauma di masa lalu
Trauma akan hal-hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup memiliki dampak negatif bagi hidup seseorang. Dia bisa terjebak dalam hubungan yang toksik, bahkan menjadi pelaku itu sendiri. Sebab kejadian buruk akan membentuk cara seseorang dalam menghadapi peristiwa yang terjadi di hidupnya.
Misalnya, pengalaman dikhianati berkali-kali akan menjadikan seseorang memiliki trust issue dan berperilaku posesif pada pasangan barunya sebagai bentuk perlindungan diri. Perilaku posesif yang berlebihan inilah yang akan berujung pada perilaku toksik yang merugikan pasangan.
Baca Juga: 5 Kebohongan Seseorang yang Bertahan di dalam Toxic Relationship
4. Perasaan malu dan bersalah
Editor’s picks
Beberapa perilaku toksik, seperti playing victim, gaslighting, dan berbohong seringkali dilakukan oleh seseorang yang sadar bahwa dia bersalah. Namun, ia malu dan enggan untuk mengakuinya. Tujuannya melakukan hal buruk tersebut adalah agar dia terlihat benar dan tidak mau disalahkan.
Misalnya, seseorang berselingkuh dari pasangannya dan tertangkap basah. Saat pasangan memintanya untuk mengklarifikasi apa yang sudah diperbuat, dia justru menuduh balik pasangannya seolah-olah menjadi orang yang penuh curiga.
5. Bermental korban
Seseorang dengan mental korban akan selalu menganggap dirinya sebagai pihak yang dirugikan, sehingga kerap melakukan playing victim. Meski dia yang melakukan kesalahan, dia tidak akan mengakuinya dan justru melempar kesalahan tersebut pada orang lain.
Jika saat ini kamu sedang menjalin hubungan yang menjadikanmu seolah-olah terus melakukan kesalahan dan berlaku jahat, kamu perlu waspada. Pasalnya, ini merupakan salah satu tanda kamu sedang menjalin hubungan dengan orang yang toksik.
6. Perasaan rendah diri atau inferior
Seseorang yang memiliki perasaan rendah diri juga berisiko memiliki perilaku toksik. Sifat inferior yang dimiliki dijadikan sebagai sebuah senjata untuk menyerang orang lain hingga muncul perasaan bersalah.
Misalnya, seseorang menjalin hubungan dengan pasangan yang sukses dalam karier dan pendidikan. Saat muncul masalah, dia akan membawa-bawa sifat rendah diri tersebut di depan pasangannya. Padahal, masalah yang ada tidak ada kaitannya dengan hal tersebut.
7. Pola pikir tetap (fixed mindset)
Terakhir, perilaku toksik yang dimiliki seseorang bisa jadi karena ia memiliki pola pikir tetap atau fixed mindset. Dia menyadari perilaku buruknya, tetapi tidak ada niat untuk mengubahnya dan berpikir bahwa sifat buruk adalah bawaan.
Misalnya, dengan berpikir "aku memang orangnya begini, emosian dan gampang kepancing". Sampai kapan pun, pemilik mindset ini tidak akan berubah karena memang tidak punya keinginan untuk berubah.
Apakah kamu pernah atau sedang ada dalam hubungan yang toksik? Yuk, tingkatkan self-awareness atau kesadaran diri dalam memahami apa pun yang terjadi di hidup kita sehingga terhindar dari orang-orang toksik.
Baca Juga: 5 Hal Ini Bikin Kesehatan Mental Memburuk, Terjebak Toxic Relationship
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.