8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif 

#IDNTimesLife Mempersulit kamu mencapai kestabilan finansial

Di dua tahun pertama kamu mulai bekerja, keinginan untuk ganti pekerjaan biasanya amat tinggi. Gak apa-apa sih, resign dan mencari pekerjaan lain kalau dirimu punya alasan yang kuat. Akan tetapi, waspadai sekali kamu mengundurkan diri demi mencoba pekerjaan yang berbeda malah keterusan sampai tahun-tahun berikutnya.

Kamu seolah-olah tidak bisa berdiam di satu kantor selama 5 atau 10 tahun apalagi selamanya. Sebagus apa pun perusahaan tempatmu bekerja, dirimu selalu menemukan alasan untuk pindah. Walaupun itu hakmu, sebaiknya kamu memikirkan delapan hal berikut sebelum mengambil keputusan ganti pekerjaan buat kesekian kalinya. Tidakkah dirimu sebetulnya lelah?

1. Bikin kondisi ekonomimu gak stabil

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Gonta-ganti pekerjaan bisa berakibat buruk untuk kestabilan finansialmu. Jika pekerja lepas masih terus memperoleh pendapatan walaupun jumlah dan waktu pencairannya tak menentu, kamu malah lebih parah. Begitu dirimu mengakhiri masa kerja di suatu kantor, kamu telah menjadi pengangguran.

Bulan depan tak ada lagi gaji untukmu. Tidak ada yang tahu sampai kapan dirimu bakal menganggur. Sebulan tanpa pemasukan saja sudah bikin kepalamu pusing. Apalagi jika kamu telah berkeluarga. Bagaimana kalau masa menganggurmu jauh lebih lama dari itu?

Kalaupun akhirnya dirimu memperoleh pekerjaan baru, tabunganmu boleh jadi sudah ludes. Kamu mesti menabung lagi sedikit demi sedikit yang kemudian kembali habis saat dirimu resign untuk kesekian kalinya. Bila kali itu masa menganggurmu lebih lama, barangkali kamu tak hanya menghabiskan tabungan melainkan juga berutang ke banyak orang.

2. Perusahaan bisa enggan menerimamu

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi membuat lamaran kerja (pexels.com/Kampus Production)

Jangan bangga dengan pengalaman kerjamu yang panjang sekali di usia muda. Itu tak menunjukkan dirimu seorang karyawan yang penuh talenta. Panjangnya pengalaman kerjamu dalam waktu sangat singkat justru meyakinkan perusahaan untuk tidak perlu memberimu kesempatan.

Mereka seketika tahu bahwa kemungkinan besar dirimu juga akan meninggalkan perusahaan dalam beberapa bulan saja. Paling lama 1 atau 2 tahun. Padahal dalam rentang waktu itu perusahaan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit buat melatihmu. Lebih baik bagi mereka untuk menerima pelamar yang pengalamannya sesuai dengan masa kerjanya bahkan fresh graduate.

3. Mulai lagi dari awal bukan hal mudah

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi suasana kerja (pexels.com/ArtHouse Studio)

Terlalu sering ganti pekerjaan sesungguhnya menyulitkan diri sendiri. Kamu mesti belajar lagi walaupun bidang kerjanya masih sama dengan pekerjaan sebelumnya. Di kantor yang berbeda, tuntutannya tentu juga tak sama.

Dirimu tidak bisa asal mengambil tindakan seperti ketika kamu berkerja di kantor lama. Tantanganmu bertambah kalau jenis pekerjaannya lain. Meski maksudmu mencari pengalaman, tingkat stresmu pasti meningkat berlipat-lipat dibandingkan seandainya kamu menerima tantangan di kantor yang lama.

4. Selama ada peluang naik jabatan mending ditekuni

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Lebih penting daripada mencari pengalaman kerja sebanyak mungkin adalah kemampuanmu melihat prospek dari pekerjaan saat ini. Kamu tentu gak mau 10 bahkan 30 tahun lagi masih berada di posisi yang itu-itu saja. Kalaupun ada pergeseran posisi tidak terlalu berpengaruh secara finansial untukmu.

Maka dari itu, jangan lepaskan pekerjaan yang menjanjikan jenjang karier untuk semua karyawannya. Kamu bisa melihat hal tersebut dari kebijakan perusahaan yang diberitahukan secara langsung pada karyawan. Juga dengan dirimu mengamati orang-orang di sekitarmu yang bisa naik jabatan walaupun gak punya koneksi orang dalam.

Artinya, prestasi mereka dihargai. Kamu cukup bersabar dalam berproses sampai dinilai layak menduduki posisi yang lebih tinggi. Bila dirimu pindah-pindah pekerjaan terus, kamu gak sempat meniti tangga karier. Dirimu cuma celup-celup kaki alias menjajal pengalaman baru yang sesungguhnya tidak membawa kemajuan dalam kariermu.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Resign dari Pekerjaan, Catat!

5. Tambah usia tambah sulit mendapatkan pekerjaan

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi bekerja (pexels.com/Geancarlo Peruzzolo)

Kamu tidak selamanya muda. Tak usah menunggu usiamu kepala tiga atau empat untuk membuktikan realitas bahwa umur memengaruhi mudah atau sulitnya memperoleh pekerjaan. Dirimu yang berusia 28 tahun saja sudah kalah dari pelamar berusia 27 tahun karena banyak lowongan kerja yang mensyaratkan umur maksimal 27 tahun untuk S1.

Bila pun kamu ingin menjajal pekerjaan lain, batasi waktu petualanganmu. Sebaiknya di usia 26 tahun dirimu telah memutuskan akan bertahan di satu tempat. Kecuali, kamu melanjutkan pendidikan dan punya prestasi kerja yang luar biasa sehingga kantor lain mau mempertimbangkan lamaranmu.

6. Setiap pekerjaan pasti ada masalah dan rasa bosannya

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi bosan bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu penyebab seringnya anak muda ganti pekerjaan adalah rasa bosan dan ada banyak masalah di kantor. Tapi kantor mana yang bebas dari persoalan? Makin lama kamu bekerja niscaya dirimu makin mengetahui masalah di dalamnya.

Apalagi bila kamu dipercaya menempati posisi yang lebih tinggi. Seluruh bobrok di perusahaan akan terbuka di depan matamu. Fakta ini bukan untuk ditinggalkan dengan dirimu resign. Peranmu justru dibutuhkan guna memperbaiki persoalan-persoalan itu. 

Sedang mengenai rasa bosan, ini sudah bagian dari sifat manusia yang tidak akan hilang. Kamu hanya bisa melatih diri untuk mengurangi kebosanan itu. Seperti dengan lebih mensyukuri pekerjaanmu dan pintar-pintar mencari hiburan di akhir pekan.

7. Kamu butuh teman rasa keluarga

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi teman kerja (pexels.com/Matheus Bertelli)

Semua orang pasti menginginkan teman yang asyik, sefrekuensi, pengertian, dan siap saling mendukung. Namun, kualitas pertemanan yang menyerupai saudara itu gak bisa dibentuk dalam waktu singkat. Lihat saja hubunganmu dengan sahabat lama. 

Kalian barangkali pertama bertemu sejak SMA lalu lanjut kuliah di jurusan yang sama sehingga lengket sekali. Teman kerja pun perlu waktu yang cukup lama untuk dapat seakrab saudara denganmu. Jika baru setahun apalagi beberapa bulan, jangan kaget dengan sikap kebanyakan orang di kantor yang sinis.

8. Berakibat bingung identitas dan saat menjawab pertanyaan orang

8 Alasan Jangan Gonta-ganti Pekerjaan, Tekuni yang Paling Prospektif ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kebingungan akan siapa kamu sesungguhnya dilihat dari potensi dan minat diri akan berpengaruh pada sulitnya menemukan pekerjaan yang tepat. Sebaliknya, dari awalnya kamu iseng kemudian keterusan ganti pekerjaan juga dapat memecah identitas dirimu yang semula solid. Lambat laun kamu bingung, apa yang sebenarnya dicari?

Gaji sudah tinggi saja rasanya dirimu masih gak betah. Kamu memiliki atasan dan teman yang baik pun seperti tak menjawab kebutuhanmu. Dirimu berpindah-pindah kantor seakan-akan tanpa berpikir lagi. Ketika orang-orang bertanya seputar pekerjaanmu sekarang, kamu juga bingung dalam menjawabnya. Ada kekhawatiran jawaban yang berbeda-beda membuatmu dikira berbohong dan aslinya malah tidak bekerja.

Bisa bekerja di kantor yang memberimu kenyamanan adalah anugerah. Namun, jangan lupa kamu juga wajib belajar menyamankan diri di mana pun dirimu sekarang bekerja. Kalau tidak ada persoalan serius yang tak bisa dipecahkan, gak usah ganti pekerjaan.

Baca Juga: 5 Alasan Pilih dengan Bijak Saat akan Melamar Pekerjaan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya