5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apa

Kalah umur sering bikin kurang disukai

Saat ini, anak muda sering mendapatkan kepercayaan lebih dalam pekerjaan dan kepemimpinan. Di bawah kepemimpinan anak muda, pekerjaan diyakini akan lebih cepat terselesaikan dan cara kerja lama yang kurang efektif serta efisien bakal diperbaiki.

Semangat perubahan yang dibawa anak muda dipandang baik untuk membawa dampak yang lebih besar di dunia kerja. Namun, seandainya kamu juga memperoleh kepercayaan untuk menjadi pemimpin muda, tantangannya juga besar. Apalagi buat menangani anak buahmu yang rata-rata berusia lebih tua darimu. Keseniorannya dalam hal umur serta masa bergabung di kantor tersebut bisa cukup merepotkanmu.

Sejak awal kamu diperkenalkan sebagai pemimpin baru mereka saja, sambutannya dapat negatif. Saat kalian mesti bekerja sama, sikap yang kurang baik tersebut makin jelas terlihat. Dirimu pun tak bisa menghindari lima dilema berikut yang mesti dihadapi dengan kesabaran ekstra, sambil terus menunjukkan kompetensimu.

1. Dianggap anak bawang

5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apailustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak bawang berarti anak kecil yang belum mengerti apa pun. Siapkah kamu mendapat cap seperti itu padahal posisimu di atas mereka? Penunjukanmu sebagai pemimpin seharusnya cukup buat menandakan, bahwa dirimu memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan mereka. Namun, hanya karena usiamu lebih muda, kemampuanmu selalu diragukan bahkan diremehkan.

Jangan kaget apabila mereka menjadi terlalu sering mengguruimu. Kamu diarahkan agar begini begitu, padahal dirimu yang semestinya melakukannya pada mereka. Jika kamu mengambil langkah yang tidak sesuai dengan harapan mereka, seketika akan disalahkan. Seakan-akan tindakanmu pasti bakal berakibat buruk.

Satu sisi, kamu perlu tetap mendengarkan mereka. Namun, jangan lantas mengikuti semua perkataan mereka. Sebab, dirimu juga harus menegakkan kewibawaan dan kewenanganmu. Tentu sambil kamu menunjukkan kemampuanmu yang melebih bayangan mereka. Pembuktian diri menjadi penting, agar kamu memperoleh respek serta kepercayaan mereka.

2. Harus ekstra sabar saat menjelaskan teknologi terbaru

5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apailustrasi suasana kerja (pexels.com/Kampus Production)

Jika usia anak buahmu sepantar dengan orangtuamu atau bahkan lebih, pengenalan teknologi baru menjadi tidak mudah. Padahal, penggunaannya penting sekali agar penyelesaian tugas-tugas menjadi lebih efisien. Pemanfaatan teknologi juga membantu pencapaian target dengan lebih mudah, bahkan memampukan kalian meraih target yang lebih tinggi.

Kadang kalau anak buah yang lebih senior dalam usia benar-benar tak mampu mengikuti teknologi, kamu harus mendelegasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan teknologi pada orang yang lebih muda. Bisa juga, jika cuma kamu yang muda dan mampu memakai teknologi dengan baik, dirimu menjadi paling sibuk. Namun, di sisi lain kamu juga tidak mungkin menyingkirkan mereka begitu saja.

Mereka tinggal menunggu masa purnatugas. Dirimu hanya bisa memberikan masukan pada atasan untuk mulai mencari staf baru yang muda agar dapat mengimbangi kemajuan teknologi.

Meski teknologi amat membantu pekerjaan, dirimu tetap tidak bisa mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Dengan adanya karyawan baru yang melek teknologi, karyawan berusia tua bisa bekerja sesuai kemampuan mereka saja sampai masa kerjanya habis.

Baca Juga: 5 Trik Menghadapi Karyawan yang Buruk Kinerjanya, Cari Akar Masalah

3. Paling gak enak ketika harus menegur

5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apailustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak buah yang melakukan kesalahan tetap harus mendapat teguran. Bila tidak, kekeliruan akan terus terjadi, bahkan tambah lama tambah parah. Jika kamu berhadapan dengan anak buah yang usianya lebih muda darimu atau paling gak sepantar, urusan menegur mudah saja. Dirimu melakukannya tanpa berpikir dua kali.

Saat kamu berhadapan dengan anak buah yang usianya hampir dua kali lipat darimu, pasti ada rasa sungkan. Sebenarnya, teguran dalam pekerjaan perlu disikapi secara profesional saja. Namun, ada kecemasan kalau-kalau kamu dipandang tidak tahu sopan santun pada orang yang lebih tua.

Jangan-jangan mereka menganggapmu sok pintar. Kalaupun mau tak mau kamu harus menegur juga, dirimu pasti memikirkan dulu baik-baik pilihan katanya. Sebisa mungkin supaya mereka tidak sadar sedang ditegur. Terpenting perkataanmu dapat memberikan efek perbaikan dari kesalahan yang terjadi.

4. Ingin belajar dari pengalamannya takut dikira manja dan merepotkan

5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apailustrasi suasana kerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Meski secara kompetensi kamu dinilai lebih unggul oleh atasan, sehingga dipercaya buat memimpin tim, dirimu sadar bahwa pengalamanmu belum seberapa. Kamu sangat ingin mempelajari pengalaman mereka yang jauh lebih panjang di kantor tersebut.

Kompetensi ditambah pelajaran dari pengalaman mereka akan membantumu memimpin tim dengan lebih baik. Sebab, pengalaman berfungsi sebagai pengingat untukmu lebih berhati-hati. Belajar dari pengalaman mencegah terulangnya kesalahan yang sama di kemudian hari. Namun, kamu mengkhawatirkan pandangan anak buahmu yang berusia lebih tua bila dirimu terus menggali pengalaman mereka.

Beberapa dari mereka mungkin bersikap terbuka, bahkan tanpa kamu memintanya. Mereka dengan sendirinya senang menceritakan pengalaman selama bekerja, sehingga dirimu gak perlu repot-repot melakukan pendekatan khusus. Namun, ada pula anak buah yang jika kamu bertanya-tanya bakal kesal. Mereka menganggapmu manja, serta hanya hendak merepotkannya.

5. Pemimpin, tapi sering disuruh-suruh

5 Dilema Memimpin Anak Buah yang Lebih Tua, Dianggap Gak Tahu Apa-apailustrasi senior di kantor (pexels.com/RDNE Stock project)

Ini gak bisa dilepaskan dari kebiasaan di masyarakat yang masih memandang orang yang lebih tua berhak memerintah orang yang lebih muda. Sebaliknya, anak muda diharuskan menaati perintah orang yang lebih tua. Jika tidak, selain dinilai gak sopan juga diyakini bakal berakibat buruk pada anak muda tersebut.

Meski profesionalitas seharusnya diutamakan dalam situasi kerja, beberapa orang masih saja membawa kebiasaan tersebut. Apalagi, jika kamu mau disuruh-suruh, itu bakal menguntungkan mereka. Mereka menjadi gak capek, karena ada dirimu yang akan melakukan berbagai hal buat mereka.

Kamu harus berani tegas atau cuma menang status sebagai pemimpin, tapi kenyataannya malah mereka yang mengaturmu. Dirimu tidak perlu keberatan membantu anak buah yang mengalami kendala dalam melaksanakan tugasnya. Namun, tegaslah menolak perintah mereka dan jelaskan lagi mengenai tugas masing-masing.

Dengan kamu dipercaya memimpin tim yang berisi orang-orang yang lebih tua tentu termasuk prestasi. Sekaligus kesempatan yang harus digunakan sebaik mungkin buat meningkatkan kemampuan diri. Siapkan mentalmu, agar tidak mudah down ketika anak buah yang jauh lebih tua kurang baik dalam menyambutmu sebagai pemimpin mereka. Tetap lakukan pendekatan pada mereka serta buktikan kamu layak menjadi leader.

Baca Juga: 4 Tips Menghadapi Rekan Kerja yang Temperamen, Hindari!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya