5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritik

Selain skill, miliki juga mental yang tangguh

Apakah kamu sedang berada di titik terendah sebagai seorang penulis? Dirimu mengalami patah semangat yang hebat dalam berkarya sehabis tulisanmu kena kritik atau ditolak editor. Kamu mengambek dengan gak mau lagi mengirimkan tulisan.

Jangankan mengirimkan lagi tulisan-tulisanmu yang lain. Kamu hendak membuka laptop saja rasanya malas sekali. Ketika dirimu membukanya malah cuma buat main gim atau menonton film. Mau sampai kapan kamu mengambek begini?

Yuk, sudahi masa-masa keterpurukan mentalmu sebagai seorang penulis. Pekerjaan ini memang gak cuma butuh kemampuan menulis, melainkan juga mental yang tangguh. Gak mau nulis lagi setelah dikritik atau ditolak lebih banyak kerugiannya dibandingkan rasa lega sesaat karena dirimu tak melakukannya lagi. Ini lima risiko yang akan kamu alami.

1. Kehilangan potensi penghasilan

5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritikilustrasi penulis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meski penghasilanmu dari menulis belum terlalu besar, jumlahnya lumayan untuk menambah pemasukan setiap bulannya. Dari hasil menulis barangkali bisa buat bayar kos-kosan, beli kuota internet, atau memastikan kamu punya uang bakal ditabung. Kalau dirimu hanya mengandalkan gaji dari pekerjaan utama beberapa kebutuhan belum terpenuhi.

Dengan kamu memutuskan untuk berhenti menulis, potensi pendapatan tambahan menjadi hilang. Ketika dirimu kesal, rasanya memang gak apa-apa kehilangan sejumlah uang daripada mesti mengumpulkan semangat untuk kembali menulis. Tapi tetap saja kebutuhan hidup yang berbicara.

Apalagi bila menulis menjadi sumber pendapatan utama. Ngambek tak mau menulis lagi sama saja dengan karyawan yang resign dari pekerjaannya. Buruknya, penulis tidak memperoleh pesangon sehingga bisa dipastikan dirimu bakal kelimpungan membiayai kebutuhan sehari-hari. Bila suatu pekerjaan penting untukmu dari segi penghasilannya, jangan main-main mengambil tindakan yang hanya mengikuti emosi.

Baca Juga: 4 Tips Melakukan 30 Day Notice Sebelum Resign, Praktikkan!

2. Kemampuan menulis tidak berkembang

5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritikilustrasi penulis (pexels.com/iam hogir)

Penulis memang perlu dibenturkan pada kritik serta penolakan supaya mampu berkarya dengan lebih baik lagi. Tidak hanya kamu yang pernah mengalami penolakan karya atau kritik yang pedas. Semua penulis pasti juga merasakannya bahkan barangkali lebih buruk dari yang baru-baru ini terjadi padamu.

Jika kamu hendak membanding-bandingkan diri, inilah saatnya. Cari penulis lain yang pengalamannya lebih panjang serta berliku daripada dirimu. Kamu bakal malu dengan betapa rapuhnya tekadmu dalam berkarya karena baru ditolak 1 atau 2 kali dan dikritik sedikit sudah mengambek. 

Padahal bila kamu melatih ketabahan serta kegigihan diri dalam menulis, lama-lama pasti makin sedikit penolakan yang dialami. Sebab tulisan-tulisanmu juga bertambah matang dan lebih banyak keunggulannya daripada kelemahannya. Tidak ada jalan serba mudah untuk mencapai kemapanan, termasuk mapan sebagai penulis.

3. Kebutuhan akan tulisan dipenuhi oleh penulis lain

5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritikilustrasi penulis (pexels.com/Beyzanur K.)

Hidup ini penuh persaingan. Walaupun pada dasarnya kamu tidak suka berkompetisi dengan orang lain, persaingan selalu ada. Terlebih dalam pekerjaan serta kemampuan menjawab kebutuhan. Penulis di dunia ini gak cuma kamu. Sekalipun kalian tidak terlibat persaingan secara langsung, off-nya dirimu dari kegiatan menulis justru menjadi angin segar bagi penulis lain.

Terutama mereka yang menulis di media yang sama denganmu. Kesempatan untuk karya mereka dimuat menjadi lebih besar sebab dirimu gak menyetorkan tulisan. Padahal, media tersebut perlu terus memublikasikan artikel. Tentu media gak perlu bertaruh soal kualitas tulisan.

Namun, penulis lain yang mampu menulis dengan baik juga tidak sedikit. Mereka dan karya-karya yang dihasilkan siap menutup kekosongan yang kamu timbulkan dengan aksi mengambek. Dirimu kehilangan potensi pendapatan selagi teman-temanmu sesama penulis justru memperoleh honor ekstra.

4. Jauhkanmu dari cita-cita menjadi penulis profesional

5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritikilustrasi penulis (pexels.com/iam hogir)

Apa pun yang sudah dilabeli dengan kata profesional memang tidak bisa diraih dengan mudah. Kamu harus berjuang supaya diakui sebagai penulis profesional. Jangan kalah oleh kritikan dan penolakan. Lewati semuanya satu per satu sampai statusmu sebagai penulis tidak diragukan lagi.

Teruslah menulis sampai karya tulismu ada di mana-mana. Tentu penulis profesional juga masih bisa kena kritik dan terkadang karyanya dinyatakan tak layak muat. Namun, masih jauh lebih banyak tulisanmu yang sampai di tangan pembaca. Sekadar menulis memang mudah.

Akan tetapi, sampai kamu dapat menjadi penulis profesional butuh perjalanan yang panjang serta melalui beragam tantangan. Setiap kali kamu mengambek, itu hanya memperlama tibanya dirimu pada cita-cita itu. Muluskan perjalananmu dalam meraih impian sebagai penulis profesional dengan tidak terlalu memikirkan penolakan serta kritik yang diterima apalagi hingga merasa sakit hati.

5. Secara umum gak ada yang kehilangan dirimu

5 Kerugian Ngambek Gak Mau Nulis Lagi setelah Dikritikilustrasi penulis (pexels.com/Walls.io)

Lihat kembali motivasimu dalam mengambek dengan jernih. Apakah ada keinginan terselubung untukmu memperoleh perhatian lebih baik dari editor maupun pembaca? Pikirmu, dengan berhenti menulis mereka akan merasa kehilangan kamu. Editor bahkan bakal menghubungimu secara pribadi buat memintamu kembali menulis. 

Itu bisa saja terjadi, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Baik editor atau pembaca setiamu tidak berlama-lama dalam merasa kehilangan atas karya-karyamu yang gak terbit lagi. Rasa penasaran mereka atas menghilangnya namamu akan segera menguap. 

Masih banyak karya tulis yang terus diproduksi baik oleh penulis lama maupun baru. Mereka memberikan warna yang berbeda sehingga sebentar kemudian kamu sudah terlupakan. Ada atau tidaknya tulisanmu di antara semua karya yang terbit itu menjadi gak penting lagi. Jika kamu ingin terus diingat orang sebagai penulis, berkaryalah secara konsisten.

Gak mau nulis lagi setelah dikritik atau ditolak adalah tindakan yang amat disayangkan. Sebelum kamu memutuskan untuk berhenti, bedakan antara mengambek setelah tulisanmu ditolak atau dikritik dengan kamu secara sadar memang memerlukan waktu untuk rehat sejenak. Ngambek hanya memperturutkan kekesalan hatimu. Sementara kebutuhan akan istirahat mutlak diperlukan justru supaya dirimu kembali memiliki energi penuh buat menulis. 

Baca Juga: 3 Hal yang Bisa Mempertajam Kemampuan Kamu dalam Menulis

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya