8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan 

Valid gak tuh?

Intinya Sih...

  • Menjadi community writer dapat memberikan pendapatan tambahan atau bahkan mencapai jutaan rupiah per bulan, tergantung dari jumlah artikel yang terbit dan jumlah pembaca.
  • Ide tulisan yang berasal dari kehidupan sehari-hari dapat lebih mudah relate bagi pembaca, sehingga asah terus kepekaanmu terhadap ide di sekitarmu.
  • Apresiasi dari pembaca dan kesempatan karier menulis merupakan hal yang memotivasi dan menghapus seluruh rasa lelah dalam berkarya sebagai community writer.

Apa yang memotivasi kamu untuk menjadi community writer di IDN Times Community? Mungkin dirimu mengawalinya sebagai pembaca artikel sekaligus memiliki hobi menulis sehingga mencoba mengirimkan karyamu. Dapat pula kamu mengharapkan pendapatan dari menulis.

Apa pun yang menjadi penyemangatmu buat mulai menulis dan menjadi community writer, pasti sudah cukup banyak merasakan suka dan dukanya. Namun dengan dirimu bertahan terus berkarya, ini tandanya kamu merasa nyaman dan memperoleh manfaat dari ketekunanmu dalam menyajikan artikel yang menarik serta berkualitas. Sebagai community writer, delapan momen berikut pasti membuatmu bahagia dan bangga.

1. Artikel cepat terbit tanpa revisi

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi pekerja lepas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Semua penulis harus siap melakukan revisi demi menyajikan artikel yang terbaik untuk pembaca. Akan tetapi, tetap saja revisi menjadi momok tersendiri bagi community writer. Tak jarang kamu merasa overthinking ketika artikelmu mesti direvisi.

Dirimu cemas jangan-jangan artikelmu gak bagus dan bakal susah untuk terbit meski sudah diperbaiki. Maka walau terkesan sederhana, artikel dapat terbit tanpa revisi terasa sebagai prestasi bagi community writer. Kamu jadi bisa lanjut menulis artikel yang lain.

2. Revisi sih, tapi sedikit

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi bekerja (pexels.com/Coworking Bansko)

Mungkin gak ada community writer yang sama sekali tidak pernah harus merevisi artikelnya. Bahkan penulis yang kini artikelnya kerap terbit pun dahulu pasti cukup sering diminta untuk merevisinya. Sampai sekarang pun sesekali masih ada tulisan yang mesti diperbaiki dulu.

Tapi selama revisi dari editor gak banyak dan sulit, community writer  bernapas lega. Artikel dapat dikerjakan kembali dengan cepat. Kalau revisinya cukup banyak, kadang mental sudah down duluan. Ada perasaan malas untuk mengerjakannya apalagi menulis artikel baru.

3. Viewer banyak berarti artikel menarik

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi penulis lepas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Walaupun viewer bukan satu-satunya ukuran untuk kualitas artikel, tetap saja jumlahnya yang banyak menandakan keberhasilanmu. Paling tidak dari segi tema yang diangkat serta judulnya telah menarik bagi pembaca. Oleh sebab itu, mereka mau membaca bahkan membagikannya.

Ini kerap menjadi penyemangat community writer untuk terus menulis. Akan tetapi, jangan sampai kamu kemudian terjebak pada tema yang itu-itu saja, ya. Eksplorasi tema dan sudut pandang perlu terus dilakukan supaya dirimu mampu memberi lebih banyak informasi yang bermanfaat buat pembaca.

Baca Juga: 5 Hal Merugikan yang Kerap Dilakukan Community Writer Baru

4. Reedem melimpah

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hidup dari menulis ternyata memang dapat diwujudkan. Kamu yang awalnya menjadi community writer cuma buat menyalurkan hobi atau mencari tambahan uang saku barangkali kaget ketika memperoleh total pendapatan per bulan yang melebihi ekspektasi. Tentu ini bergantung dari jumlah artikelmu yang terbit serta pembaca.

Namun, memperoleh penghasilan mencapai jutaan rupiah per bulannya bukan mitos. Kalau setiap hari beberapa artikelmu terbit, tentu makin sering pula kamu melakukan klaim bonus poin dan reedem. Dengan pendapatan di angka jutaan rupiah setiap bulan, kamu kian mantap menjadi seorang penulis.

5. Punya banyak stok ide

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi penulis (pexels.com/Sam Lion)

Ide merupakan hal terpenting untuk community writer. Punya banyak ide tulisan sama seperti memiliki banyak dana darurat. Kamu merasa tenang dan gak bingung mau menulis apa lagi. Makanya, asah terus kepekaanmu terhadap ide yang bertebaran di sekitarmu.

Dirimu tidak harus mencari ide-ide yang besar dan sulit untuk dituliskan. Ide yang berasal dari kehidupan sehari-hari justru dapat terasa lebih relate bagi banyak pembaca. Tanpa cadangan ide, penulis bisa gelisah sekali dan takut tidak mampu berkarya lagi.

6. Teman-teman yang produktif dan inspiratif

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi perempuan di depan laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sekalipun sebagai penulis kamu hampir selalu bekerja seorang diri, dengan menjadi community writer dirimu memiliki banyak kawan. Kalian mungkin memang tak bisa bertemu karena tempat tinggal yang berjauhan. Tapi kamu belajar banyak dari mereka melalui karya-karyanya.

Dirimu dapat melihat penulis-penulis yang produktif dan meniru semangatnya. Kamu juga bisa mengenal lebih dekat community writer of the month serta perjalanan menulisnya yang inspiratif. Menulis di IDN Times Community tak hanya memberimu pendapatan, tetapi juga circle yang positif.

7. Ada pembaca yang menghubungi dan mengapresiasi

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi penulis lepas (pexels.com/Artem Podrez)

Penulis tanpa pembaca tak berarti apa-apa. Oleh karenanya, perasaanmu pasti senang sekali ketika ada pembaca artikel yang menghubungimu, misalnya melalui media sosial. Ia memberikan tanggapan yang positif atas tulisanmu bahkan merasa mendapatkan manfaat besar setelah membacanya.

Apresiasi dari pembaca seperti ini tak kalah membahagiakan daripada uang. Melalui artikel-artikel yang kamu ketik dalam kesunyian hingga mata lelah dan tangan sampai punggung pegal, ternyata dirimu dapat bermanfaat untuk orang lain. Kamu menjadi tahu bahwa kemampuan serta keberadaanmu dibutuhkan oleh banyak orang di luar sana.

8. Mendapat tawaran pekerjaan

8 Momen Bahagia Community Writer, Ketekunan Menulis Berbuah Cuan ilustrasi penulis (pexels.com/Liza Summer)

Seiring dengan tulisan-tulisanmu yang terbit sesungguhnya kamu sedang membuka berbagai peluang terkait karier menulismu. Setelah cukup lama menjadi community writer, dirimu barangkali pernah dihubungi sejumlah pihak dan mendapat tawaran kerja sama. Kamu tidak mengenal mereka sebelumnya, tetapi mereka mengenalmu melalui artikel-artikelmu.

Di dunia kerja, ini merupakan hal yang luar biasa. Dirimu sudah sampai pada posisi ditawari pekerjaan dan bukan lagi mencari-cari proyek. Memang untuk urusan kamu akan menerimanya atau tidak perlu banyak pertimbangan. Namun, tawaran-tawaran yang datang itu menunjukkan bahwa kompetensimu sebagai penulis sudah diakui oleh banyak pihak.

Menjadi community writer bukan sekadar sebuah keputusan di awal, melainkan juga perjalanan yang panjang atau pendeknya ditentukan sendiri olehmu. Sama seperti pekerjaan yang lain, tentu ada kalanya kamu capek dan bosan menulis. Namun, jangan meninggalkannya begitu saja agar dirimu dapat merasakan delapan momen bahagia di atas yang menghapus seluruh rasa lelahmu dalam berkarya.

Baca Juga: 9 Pertanyaan Ngawur Community Writer untuk Admin Talk to Us IDN Times

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya