5 Tips Hadapi Pemimpin yang Gak Tegas, Menyulitkan Anak Buah

2. Ingatkan tentang situasi genting yang harus disikapi dengan tegas dan cepat

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Jack Sparrow)

Sulitnya pemimpin bersikap tegas barangkali tak terlalu terasa sebagai masalah dalam situasi yang gak mendesak. Masih ada banyak waktu untuknya pikir-pikir lagi. Kalaupun sikapnya tetap mengambang atau dia mengubah keputusannya beberapa saat kemudian, akibatnya tidak fatal.

Akan tetapi, ada situasi yang sungguh-sungguh memerlukan ketegasannya. Misalnya, ketika terjadi kondisi darurat di kantor. Cepat dan tegas menjadi dua hal yang sama-sama dibutuhkan.

Orang yang tidak tegas tak mungkin mampu bertindak cepat. Kamu dan anak buah yang dipercayanya wajib sama-sama mendorongnya lebih kuat. Mungkin ini akan terasa sebagai tekanan bagi pimpinan, tetapi paling tidak akhirnya ia melangkah dan gak diam terus dalam kondisi yang gawat.

Baca Juga: 5 Alasan Jadi Pemimpin Gak Boleh Plin-plan, Wajib Tegas!

3. Sampaikan bahaya apabila ia selalu sulit tegas

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang akan lebih termotivasi memperbaiki kekurangannya apabila ia sadar betul mengenai akibat buruknya. Pilihan untuk atasanmu adalah belajar lebih tegas sekarang juga atau hal-hal yang tidak diharapkan akan terjadi. Sampaikan dampak-dampak yang rasional dan bukan sekadar menakut-nakutinya.

Misalnya, sikap tidak tegasnya bakal bikin anak buat sulit didisiplinkan. Percuma aturan-aturan dibuat kalau dalam penerapannya, pemimpin sendiri bersikap lembek dan berubah-ubah. Bila karyawan sudah semaunya sendiri, kinerja mereka pasti turun.

Ingatkan pula tentang posisinya yang mungkin saja dalam bahaya. Pemimpin yang tidak tegas adalah pemimpin yang lemah. Kapan saja anak buah yang diharapkan setia malah bisa merebut kekuasaannya.

4. Berikan pertimbangan terbaikmu untuk membantunya memutuskan

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Seseorang yang duduk di posisi yang lebih tinggi memang tak menjamin jiwa kepemimpinannya lebih besar dari orang yang dipimpin. Atasan akan sangat menguji kesabaranmu yang biasa bekerja dengan cepat dan tepat. Namun, alangkah baiknya kalau kamu mampu membantunya.

Dengan pemahamanmu yang baik tentang berbagai masalah di kantor serta kebijaksanaanmu, berikan masukan-masukan terbaik untuknya. Gunakan kepercayaan yang diberikannya padamu sebaik mungkin. Hindari menjerumuskannya dengan bisikan-bisikan yang sesat.

Lihat sisi positif dari hubungan ini. Satu sisi, pimpinan menjadi lebih mudah bersikap tegas berbekal pertimbangan yang diberikan olehmu. Di sisi lain, kamu dapat menjadi tangan kanannya tanpa perlu berbuat curang atau cara-cara buruk lainnya.

5. Sampaikan pada pemimpin tertinggi tentang kelemahannya

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sebaik apa pun kamu berusaha membantu pemimpin yang tidak tegas, barangkali itu tak memperbaiki keadaan. Di bawah kepemimpinannya, situasi di kantor amat kacau. Kalau ini terus dibiarkan, kantor berada dalam bahaya. 

Sedang kamu atau staf lain yang bermaksud baik jelas memiliki batas kewenangan sehingga tak bisa mengambil alih kendali di kantor. Apabila ada pemimpin yang lebih tinggi darinya, bawa masalah ini padanya. Jangan lupa ajak sejumlah teman sebagai perwakilan.

Ini menghindarkanmu dari dugaan menyimpan rasa tidak suka pribadi pada atasan yang sulit tegas itu. Kalau karyawan yang melapor banyak, pemimpin tertinggi pasti akan memperhatikan. Walaupun ini mungkin berarti atasanmu yang gak bisa tegas akan dicopot dari posisinya, tetapi kantor dapat diselamatkan.

Kualitas utama yang harus ada dalam diri seorang pemimpin memang ketegasan. Namun, terkadang pemimpin yang terpilih kurang mencerminkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugasnya. Jika seluruh upaya di atas sudah dilakukan tetapi tak ada perbaikan dan kamu gak tahan lagi, resign boleh dipertimbangkan. 

Baca Juga: 5 Keyakinan dan Nilai yang Membentuk Pemimpin Sukses, Wajib Tahu!