5 Tips Menghindari Burnout Bagi Seorang Remote Worker

- Bekerja dari jarak jauh memang praktis dan simpel, tapi tetap berpotensi menyebabkan burnout. Menetapkan jam kerja yang jelas dapat membantu menghindari kelelahan mental.
- Menjauhkan diri dari notifikasi setelah bekerja adalah langkah penting untuk menghindari burnout. Mematikan notifikasi email dan menggunakan perangkat kerja berbeda dapat membantu menciptakan ketenangan.
- Menentukan batasan yang realistis, memastikan terhubung secara sosial, dan menyelingi dengan istirahat yang terjadwal juga merupakan tips penting untuk menghindari burnout bagi seorang remote worker.
Di era sekarang ini pekerjaan juga semakin beragam. Kita tidak hanya memiliki kesempatan bekerja secara offline. Perkembangan teknologi digital yang berlangsung pesat menghadirkan sistem remote working. Bekerja dari jarak jauh memang fleksibel dan jauh lebih praktis.
Tapi ini tetap tidak bisa dihindarkan dari potensi burnout. Apalagi saat dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk. Atau mungkin pekerjaan online dan offline menuntut diselesaikan dalam satu waktu bersamaan. Tapi jangan khawatir, dengan menerapkan 5 tips di bawah ini, seorang remote worker bisa menghindari potensi burnout yang terjadi.
1. Dengan menetapkan jam kerja yang jelas

Bekerja dari jarak jauh memang praktis dan simpel. Jika diperhatikan, di era sekarang banyak generasi muda yang lebih condong memilih remote working. Namun demikian, bukan berarti bisa terhindar dari risiko burnout. Adakalanya bekerja dari jarak jauh justru terasa melelahkan dari segi pikiran.
Tapi ini bisa dihindari dengan menetapkan jam kerja yang jelas. Gunakan jadwal tetap untuk mulai dan berhenti kerja. Hindari bekerja di luar jam kerja kecuali benar-benar darurat. Gunakan alarm atau notifikasi untuk menandai akhir hari kerja.
2. Menjauhkan diri dari notifikasi setelah bekerja

Burnout pada faktanya bisa terjadi pada siapapun. Tidak hanya untuk orang-orang yang bekerja secara offline. Tapi bagi mereka dengan sistem remote working yang fleksibel, kelelahan mental dan pikiran bisa saja terjadi. Langkah terpenting yang harus dilakukan adalah berusaha menghindari situasi tersebut.
Bagaimana caranya? Kita bisa menjauhkan diri dari notifikasi setelah bekerja. Tidak ada salahnya mematikan notifikasi email agar mampu merasakan ketenangan dan kenyamanan. Jika memungkinkan, gunakan perangkat kerja berbeda agar tidak terjadi carut-marut setelahnya.
3. Dengan menentukan batasan yang realistis

Burnout. Pada kondisi ini seseorang akan mengalami kelelahan. Baik dari segi mental maupun pikiran yang terkuras oleh padatnya rutinitas. Sebenarnya burnout bagi seorang remote worker bisa saja dihindari asal mampu menerapkan tips yang tepat.
Salah satunya dengan menentukan batasan yang realistis. Jangan terlalu perfeksionis memaksakan segala sesuatunya harus sempurna. Apalagi overkomitmen menyelesaikan banyaknya tanggungan yang sudah di luar batas kemampuan. Dalam hal ini, kita perlu mengenali kapasitas diri saat beban sudah di luar kemampuan.
4. Memastikan tetap terhubung secara sosial

Pola kerja remote working yang fleksibel membuat seseorang cenderung menikmati. Bahkan tanpa sadar menghabiskan banyak waktu hanya untuk bekerja tanpa beristirahat. Padahal ini yang berpotensi mengganggu keseimbangan sehingga kehidupan tidak lagi berjalan terarah.
Di sinilah tips menghindari burnout yang harus diketahui oleh seorang remote worker. Salah satunya memastikan tetap terhubung secara sosial. Setelah waktu bekerja selesai, pastikan tetap menjalin interaksi dengan lingkungan sekitar. Terutama orang-orang terdekat.
5. Menyelingi dengan istirahat yang terjadwal

Burnout bagi seorang remote worker tentu menjadi hal yang sudah tidak asing lagi. Menekuni pekerjaan secara online memang menjadi tantangan tersendiri. Tapi asal menerapkan tips yang tepat, seharusnya kondisi burnout ini bisa dihindari.
Bagaimana caranya? Kita bisa menyelingi dengan waktu istirahat yang terjadwal. Seperti menerapkan 25 menit bekerja dan 5 menit beristirahat. Ini dapat menjaga pikiran tetap rileks sehingga tidak merasa tertekan dengan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan.
Ketika sedang terjebak burnout, seseorang mengalami ketidakstabilan emosi maupun pikiran. Bahkan energi akan terkuras habis karena menghadapi situasi tersebut. Bagi seorang remote worker, seharusnya situasi ini bisa diatasi. Jangan sampai pola kerja yang bersifat online justru menghilangkan fleksibilitas dalam menjalani hidup.