Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jobdesk editor
ilustrasi jobdesk editor (pexels.com/Samson Katt)

Intinya sih...

  • Editor bertanggung jawab atas penyuntingan substansi dan teknis naskah, serta manajemen alur kerja konten dan tim penulis.

  • Editor harus memiliki penguasaan tata bahasa, ketelitian tinggi, keterampilan komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis.

  • Kualifikasi menjadi editor meliputi latar belakang pendidikan yang relevan, pengalaman praktik, keterampilan teknis dalam perangkat lunak editorial, dan minat baca yang luas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu bertanya-tanya siapa sosok di balik naskah, artikel, atau konten tulisan yang menarik dan informatif? Nah, sosok penting itu adalah seorang editor, khususnya yang fokus pada teks di meja redaksi atau editorial desk. Kalau tertarik berkarier di industri media, kamu perlu mengetahui jobdesk editor, nih.

Posisi ini menuntut ketelitian tingkat tinggi dan kecintaan yang mendalam pada bahasa dan komunikasi yang efektif. Guys, seorang editor bukan hanya tukang koreksi ejaan, lho. Mereka juga menjaga penjaga kualitas konten yang memastikan setiap kata, kalimat, dan fakta tersampaikan dengan akurat, sesuai gaya bahasa yang ditetapkan, serta menarik bagi audiens. Menarik, kan? Yuk, bedah tuntas apa saja yang menjadi tanggung jawab, skill yang dibutuhkan, hingga prospek karier seorang editor.

1. Tugas dan tanggung jawab editor

ilustrasi editor (unsplash.com/Brooke Cagle)

Seorang editor teks di meja redaksi memiliki peran sentral yang memastikan materi mentah (naskah dari penulis) berubah menjadi konten siap terbit yang sempurna. Pekerjaan ini melibatkan lebih dari sekadar mengoreksi, tetapi juga perencanaan strategis dan manajemen alur kerja. Untuk kamu yang menyukai detail dan manajemen proyek, tugas dan tanggung jawab ini akan sangat menarik untuk dipelajari.

1. Melakukan penyuntingan substansi (substance editing) dan teknis (copyediting) naskah
Ini adalah inti dari jobdesk editor, di mana kamu akan meninjau naskah secara menyeluruh mulai dari keakuratan fakta, alur logika, hingga kesesuaian dengan panduan editorial. Kamu memastikan isi konten sudah tepat sasaran dan mudah dipahami, serta melakukan koreksi tata bahasa, tanda baca, ejaan, dan gaya penulisan agar konsisten dari awal hingga akhir naskah. Setelah proses penyuntingan ini selesai, naskah akan jauh lebih kuat secara substansi dan terhindar dari kesalahan teknis yang dapat menurunkan kredibilitas.

2. Mengelola alur kerja konten dan tim penulis/kontributor
Tugasmu juga mencakup aspek manajerial, yaitu memastikan proses produksi konten berjalan sesuai jadwal yang ketat, mulai dari penugasan, penetapan tenggat waktu, hingga koordinasi revisi, lho. Kamu akan menjadi jembatan komunikasi utama antara penulis atau kontributor dengan departemen lain seperti desain grafis, pemasaran, atau cetak. Dengan manajemen yang baik, kamu dapat memastikan semua pihak bekerja secara sinergis untuk menghasilkan produk publikasi yang tepat waktu.

3. Memastikan konsistensi gaya dan standar editorial.
Setiap media atau penerbitan memiliki gaya bahasa dan standar tersendiri yang harus dipatuhi, dan kamu adalah penjaga gerbangnya. Kamu bertanggung jawab untuk tegas dan konsisten terhadap pemakaian terminologi, format kutipan, penggunaan judul, hingga nada penulisan di semua materi yang akan dipublikasikan. Konsistensi ini sangat penting untuk membangun citra merek yang profesional dan membuat audiens merasa nyaman saat mengonsumsi kontenmu secara berkala.

4. Menyusun rencana konten dan strategi editorial.
Sebagai bagian dari meja redaksi, kamu juga terlibat aktif dalam rapat redaksi untuk menyusun ide-ide konten yang relevan dengan tren terkini dan kebutuhan target audiens. Kamu mungkin juga bertugas membuat outline naskah, memberikan arahan kepada penulis, serta memastikan setiap konten yang diproduksi selaras dengan tujuan strategis perusahaan. Ini memperlihatkan bahwa peran editor juga membutuhkan kemampuan berpikir strategis dan pemahaman yang baik tentang pasar.

2. Skill dan kemampuan yang harus dimiliki editor

ilustrasi jobdesk editor (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Untuk menjalankan tugas-tugas di atas dengan sukses, kamu perlu mengasah sejumlah skill khusus yang akan membedakanmu dari sekadar pembaca biasa. Skill ini merupakan kombinasi antara keahlian teknis berbahasa dan kemampuan interpersonal yang kuat. Menguasai hal-hal ini akan membuatmu menjadi kandidat editor yang sangat dicari, lho.

1. Penguasaan tata bahasa dan ejaan yang mumpuni
Sebagai editor, kamu harus memiliki pengetahuan yang sangat mendalam dan mutakhir tentang kaidah Bahasa Indonesia, termasuk Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI/EYD) dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kemampuan ini bukan hanya tentang menghindari salah ketik, tetapi juga memastikan kalimat yang digunakan efektif, jelas, dan gak ambigu sehingga pesan tersampaikan secara sempurna. Keahlian ini juga kerap mencakup kemampuan berbahasa asing, seperti bahasa Inggris, yang relevan dengan bidang publikasimu, terlebih untuk penyuntingan terjemahan.

2. Ketelitian tinggi (attention to detail) dan konsistensi
Seorang editor harus memiliki mata yang tajam dan kepekaan untuk menemukan kesalahan kecil yang tersembunyi, seperti inkonsistensi data, perubahan ejaan nama, atau typo yang luput dari mata penulis. Kemampuan untuk mempertahankan konsistensi dalam style, format, dan fakta di seluruh naskah yang panjang adalah kunci keberhasilan dalam pekerjaan ini. Ketelitian ini memungkinkanmu untuk menjaga standar kualitas publikasi tetap tinggi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan pembaca, deh.

3. Keterampilan komunikasi dan diplomasi 
Kamu akan sering berinteraksi dengan penulis untuk menyampaikan umpan balik yang terkadang bersifat kritis tentang hasil kerja mereka, itulah mengapa kamu perlu menyampaikan saran secara diplomatis dan konstruktif. Kemampuan komunikasi yang baik juga dibutuhkan untuk berkoordinasi secara efektif dengan desainer, manajer proyek, atau pihak internal lainnya, lho. Keterampilan diplomasi akan membantumu menengahi perbedaan pendapat dan memastikan revisi berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik, ya.

4. Kemampuan berpikir kritis dan time management
Editor harus mampu menganalisis konten secara kritis, mengevaluasi validitas argumen, dan memastikan semua klaim didukung oleh fakta yang kredibel. Selain itu, dunia redaksi sangat identik dengan tenggat waktu yang ketat, sehingga kemampuan untuk memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efisien sangat diperlukan, lho. Berpikir kritis ini tentu membantumu meningkatkan kualitas substansi, sementara time management yang baik menjamin semua materi terbit tepat waktu.

3. Kualifikasi dan syarat menjadi editor

ilustrasi jobdesk editor (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tidak ada satu jalur pendidikan yang kaku untuk menjadi editor, tetapi ada beberapa latar belakang dan syarat umum yang akan sangat mendukung kariermu di bidang ini. Jika kamu merasa memiliki passion dalam bidang bahasa dan literasi, kualifikasi ini bisa kamu kejar.

1. Latar belakang pendidikan yang relevan
Sebagian besar editor berasal dari jurusan yang sangat berkaitan dengan bahasa, komunikasi, dan sastra, seperti Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Ilmu Komunikasi, atau Jurnalistik. Gelar sarjana dari jurusan-jurusan ini biasanya membekali kamu dengan dasar pengetahuan tata bahasa, teori komunikasi, dan analisis wacana yang kuat, yang sangat penting untuk pekerjaan penyuntingan. Namun, penting untuk dicatat bahwa editor konten spesifik (seperti, editor buku sains atau teknologi) mungkin juga datang dari latar belakang keilmuan yang sesuai, selama mereka memiliki keterampilan menyunting yang mumpuni.

2. Pengalaman praktik dan portofolio penyuntingan yang solid
Meski pendidikan formal penting, pengalaman praktik kerja, magang, atau proyek freelance di bidang penyuntingan seringkali menjadi penentu utama dalam proses rekrutmen. Mempunyai portofolio yang menunjukkan beragam jenis naskah yang pernah kamu sunting, lengkap dengan bukti perbaikan yang kamu lakukan, akan sangat meningkatkan nilai jualmu. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kamu gak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menerapkan skill menyunting dalam situasi kerja nyata yang seringkali melibatkan tekanan waktu, lho.

3. Keterampilan teknis dalam perangkat lunak editorial
Di era digital ini, editor wajib mahir menggunakan perangkat lunak yang mendukung alur kerja redaksi, seperti Microsoft Word (khususnya fitur Track Changes untuk revisi), Google Docs, dan mungkin Content Management System (CMS) seperti WordPress. Menguasai fitur-fitur ini sangat penting karena mempercepat proses editing dan kolaborasi dengan penulis maupun desainer tata letak (layouter). Keterampilan ini juga mencakup pemahaman dasar tentang SEO (Search Engine Optimization) jika kamu bekerja untuk media digital yang fokus pada artikel web.

4. Minat baca yang luas dan keinginan belajar yang tinggi
Seorang editor yang hebat adalah pembaca yang rakus, yang selalu update dengan perkembangan bahasa, tren konten, dan informasi terbaru di bidang yang mereka tangani. Kamu harus memiliki rasa ingin tahu yang besar dan siap untuk terus belajar, karena bahasa dan media selalu berevolusi. Minat baca yang luas juga secara tidak langsung akan memperkaya kosakatamu dan membuatmu lebih peka terhadap berbagai gaya penulisan yang berbeda-beda.


4. Peluang karier editor

ilustrasi jobdesk editor (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jenjang karier editor di editorial desk sangat terstruktur dan menawarkan prospek yang menarik bagi mereka yang berdedikasi, lho. Kamu bisa memulai dari posisi junior dan terus naik hingga ke puncak pimpinan redaksi. Untuk lebih jelasnya, simak uraian ini, ya!

1. Asisten editor/junior copy editor
Ini adalah jenjang awal bagi kebanyakan editor baru, di mana kamu akan bekerja di bawah pengawasan editor senior untuk mengasah kemampuan teknismu, terutama dalam copyediting dan pengecekan fakta dasar. Di posisi ini, kamu akan banyak belajar tentang panduan gaya perusahaan dan seluk-beluk alur kerja redaksi, sambil menangani naskah-naskah dengan tingkat kesulitan menengah. Pengalaman di tingkat ini sangat krusial untuk membangun fondasi karier yang kuat sebelum melangkah ke tanggung jawab yang lebih besar.

2. Editor (editor/copy editor/substance editor)
Setelah memiliki beberapa tahun pengalaman dan terbukti mampu menangani naskah secara mandiri, kamu akan naik ke posisi editor penuh, di mana kamu memegang kendali penuh atas kualitas konten yang ditugaskan kepadamu. Kamu akan lebih sering terlibat dalam substance editing, memberikan feedback kepada penulis, dan bertanggung jawab atas finalisasi naskah sebelum dikirim ke tahap pracetak atau publikasi. Lebih kompleks dari sebelumnya, kan.

3. Senior editor/managing editor
Pada level ini, tugasmu meluas dari sekadar menyunting menjadi manajemen tim dan strategi. Seorang senior editor biasanya mengawasi tim editor junior, mengelola proyek-proyek publikasi besar, dan berpartisipasi lebih aktif dalam perencanaan konten jangka panjang. Sementara managing editor (atau redaktur pelaksana) bertanggung jawab atas seluruh operasional harian meja redaksi, memastikan semua departemen bekerja harmonis dan target publikasi tercapai.

4. Chief editor/editor-in-chief (pemimpin redaksi)
Ini adalah puncak karier seorang editor di meja redaksi, di mana kamu bertanggung jawab penuh atas visi editorial, arah, dan citra publikasi secara keseluruhan. Tugasmu lebih fokus pada penentuan kebijakan redaksi, pengambilan keputusan strategis, dan representasi media di mata publik. Sebagai pemimpin, kamu memegang otoritas tertinggi untuk menentukan konten apa yang diterbitkan dan bagaimana konten tersebut disajikan kepada audiens.

5. Prospek gaji editor

ilustrasi jobdesk editor (pexels.com/Karola G)

Mengetahui potensi penghasilan adalah bagian penting dalam mempertimbangkan karier, dan prospek gaji editor di editorial desk memiliki variasi yang cukup luas, dipengaruhi oleh banyak faktor. Kisaran gaji ini sangat bergantung pada jenis industri (penerbitan buku, media online, atau korporasi), ukuran perusahaan, lokasi geografis (UMR kota besar biasanya lebih tinggi), serta tingkat pengalaman dan spesialisasi yang kamu miliki. 

Umumnya, seorang editor pemula dapat mengharapkan gaji awal yang kompetitif, sementara editor dengan pengalaman dan portofolio yang mapan tentu akan mendapatkan kompensasi yang jauh lebih tinggi, lho. Secara umum, rata-rata gaji untuk seorang editor di Indonesia, terutama yang bekerja di wilayah ibu kota dan kota-kota besar, berkisar antara Rp4 juta hingga Rp9 juta per bulan untuk level staff atau junior hingga middle. Sementara itu, editor senior atau managing editor di perusahaan media atau penerbitan besar memiliki potensi untuk mendapatkan gaji di atas angka tersebut, bahkan bisa mencapai belasan juta rupiah per bulan, belum termasuk tunjangan dan bonus. 

Oh iya, selain pekerjaan full-time, banyak editor juga mengambil pekerjaan freelance dengan bayaran yang dihitung per halaman, per artikel, atau per proyek, yang bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan, lho.

Profesi editor di meja redaksi adalah karier yang menantang namun sangat memuaskan, terutama bagi kamu yang memiliki hasrat besar terhadap bahasa, literasi, dan kualitas konten. Dengan menguasai jobdesk editor dan terus mengasah skill yang dibutuhkan, kamu memiliki peluang besar untuk meniti jenjang karier yang cemerlang di berbagai industri publikasi dan media, nih. Apakah kamu tertarik menjadi seorang editor?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team