Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Sebagian orang mengaku merasa gugup saat harus berhadapan dengan HRD perusahaan untuk menjalani proses interview. Padahal interview adalah salah satu tahapan rekrutmen yang harus dilalui, jika seseorang ingin mendapatkan pekerjaan.

Sebenarnya salah satu penyebab rasa gugup karena kita menganut mindset yang salah saat proses interview. Oleh karena itu, kita bisa mengatur mindset yang benar agar rasa gugup itu bisa berkurang, bahkan hilang sama sekali dan berganti menjadi perasaan yang lebih santai, saat menjalani proses interview kerja.

Mindset apa saja yang harus diterapkan agar proses interview bisa dijalani dengan lebih santai dan perasaan tenang? Berikut adalah lima mindset yang harus diterapkan saat proses interview kerja, agar kamu lebih santai menjalaninya. Dijamin rasa gugupmu bisa hilang!

1. Interview bukan proses interogasi

ilustrasi bercakap-cakap (pixabay.com/jamesoladujoye)

Salah satu hal yang membuat kamu merasa grogi saat proses interview adalah kamu merasa sedang di interogasi oleh interviewer. Kamu merasa harus memberikan jawaban yang tepat sehingga menghadirkan perasaan tertekan saat interview. Hal tersebut menyebabkan proses interview yang dijalani jadi terasa menegangkan, hingga kamu merasa gugup saat menjalaninya.

Mulai sekarang kamu harus mengubah mindset-mu. Interview itu bukan interogasi, kamu tidak perlu takut jika salah menjawab pertanyaan recruiter. Kamu juga mempunyai untuk tidak menjawab, jika pertanyaan yang diajukan tidak relevan, tidak etis, dan tidak ingin kamu jawab.

2. Jadilah diri sendiri

ilustrasi interview (unsplash.com/Christina)

Hal yang sering membuatmu gugup saat menjalani interview adalah kamu memiliki mindset harus tampil sempurna di hadapan pewawancara. Tanpa sadar hal ini membuatmu menghilangkan keaslian dirimu dan berubah menjadi sosok lain yang bukan dirimu.

Kondisi seperti ini justru dapat membuatmu gugup, karena harus banyak berpikir bagaimana menjadi sempurna di hadapan recruiter. Kamu mungkin bisa terjebak dalam kebohongan beruntun yang justru semakin memojokkan dirimu saat menjawab pertanyaan interview.

Kamu memang harus tampil sempurna saat proses interview, namun bukan berati kamu harus berubah menjadi orang lain. Tetaplah menjadi dirimu sendiri apa adanya dan sejujurnya.

Biarkan interviewer menilai kepribadianmu sehingga mereka bisa menentukan cocok atau tidak kamu dengan pekerjaan tersebut. Tampil lebih jujur dan menjadi diri sendiri bisa membuatmu lebih santai menghadapi interview.

3. Bukan ajang berdebat atau adu argumen

ilustrasi interview (pixabay.com/u_eg4olrxbwc)

Jangan memahami bahwa kita harus mempertahankan pendapat atau argumen di hadapan recruiter agar terlihat hebat. Apalagi sampai berdebat dengan recruiter, hanya karena mempertahankan pendapat. Hal ini justru akan membuatmu tertekan karena berpotensi memunculkan hubungan yang tidak baik antara dirimu dengan pewawancara.

Sampaikan ide atau informasi dengan jelas dan berikan respon yang sopan saat pewawancara menyampaikan penolakannya terhadap pendapatmu. Tak perlu berusaha mempertahankan pendapatmu apalagi beradu argumen dengan pewawancara. Ingat, kamu sedang mencari pekerjaan, bukan pembenaran

4. Interview dan interviewer itu setara

Ilustrasi mengobrol bisnis (pixabay.com/user1505195587)

Meskipun kamu sedang menjalani proses seleksi dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan, jangan merasa bahwa posisimu berada di bawah pewawancara. Hal ini secara psikologis akan memberimu tekanan tersendiri, sehingga merasa gugup menjalani interview

Kamu harus menerapkan mindset, bahwa posisimu sebagai interviewee setara dengan interviewer. Tidak ada posisi yang superior maupun inferior dalam proses interview.

Kamu sebagai seorang yang sedang diwawancarai mempunyai tujuan mencari pekerjaan yang sesuai untuk dirimu, sementara recruiter sebagai seseorang yang mewawancarai memiliki tujuan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Percayalah, jika kamu menerapkan mindset kesetaraan ini kamu akan jadi lebih tenang dalam menjalani proses interview.

5. Anggap seperti ajang perkenalan

Ilustrasi (pixabay.com/reallywellmadedesks)

Sebenarnya interview adalah ajang pengenalan dirimu di hadapan perusahaan yang akan merekrut. Kamu bisa menjelaskan secara lebih detail tentang dirimu mulai dari data pribadi, latar belakang pendidikan hingga pengalaman kerja. Kamu juga bisa menjelaskan mengenai kemampuan apa yang dimiliki untuk dapat menjalankan tugas kerja sesuai dengan posisi yang dilamar.

Namun, sebenarnya bukan hanya kandidat yang wajib menjelaskan tentang dirinya. Pihak perusahaan pun wajib menyampaikan informasi tentang perusahaannya. Jika perusahaan tidak menyampaikan, maka kamu sebagai kandidat karyawan mempunyai hak untuk bertanya. 

Jadikan interview sebagai ajang perkenalan dan pendekatan awal antara perusahaan dengan kandidat. Bukan hanya perusahaan yang mengenali calon karyawannya. Namun, calon karyawan juga harus mengenali perusahaan yang dilamar. Mindset seperti ini akan mengurangi perasaan tertekan yang menimbulkan rasa gugup saat menjalani interview.

Sebagian besar rasa gugup saat menjalani interview terjadi, karena kita overthinking dan menganut mindset yang keliru. Kamu bisa mencoba mengatur mindset saat menjalani interview, agar bisa lebih santai menjalaninya. Bagaimana, sudah siap mengatur mindset biar lebih santai saat interview?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team