5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Dini

Bisa dilakukan melalui permainan yang fun, lho!

Kemampuan berpikir kritis bersifat sangat fundamental bagi setiap individu, khususnya di tengah penyebaran informasi yang makin masif dewasa ini. Sebab, kemampuan ini merupakan dasar bagi proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah yang akan selalu ditemui sehari-hari.

Kemampuan ini sebaiknya mulai dikembangkan sejak dini. Tanpa kemampuan berpikir kritis, anak cenderung mengalami kesulitan akademis. Bukan tak mungkin terbawa hingga ia dewasa. Untuk itu, orangtua perlu memastikan bahwa si kecil terbiasa berpikir kritis dengan beberapa cara di bawah ini.

1. Mulai dari diri sendiri dan berikan contoh yang baik dalam menerapkan sikap kritis

5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Diniilustrasi ibu dan anak belajar bersama (pexels.com/Monstera)

Anak-anak merupakan peniru ulung. Mereka cenderung mencontoh berbagai hal yang dilakukan orang-orang terdekatnya. Agar anak bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, maka orangtua perlu menjadi role model yang tepat dalam hal ini.

Para orangtua bisa memulai dengan selalu menanyakan dan mencari tahu kebenaran segala informasi yang diterima alih-alih menelan mentah begitu saja. Membiasakan hal ini sembari menunjukkannya kepada anak-anak bantu mereka melihat proses berpikir orangtua dan menerapkannya secara perlahan.

2. Stimulasi proses berpikir kritis melalui permainan

5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Diniilustrasi ibu dan anak bermain (pexels.com/Mikhail Nilov)

Permainan bisa menjadi wadah yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak. Di usia yang masih belia, anak-anak mungkin akan lebih banyak berpikir konkret. Namun seiring waktu, kemampuan penalaran abstraknya mulai berkembang sehingga proses berpikir kritis mulai dapat dilakukan.

Menyusun puzzle dan lego atau bermain role play merupakan contoh aktivitas yang bisa dilakukan dengan anak. Saat usianya kian dewasa, orangtua bisa mengajaknya bermain board game atau menghabiskan quality time dengan mengobrol dan membicarakan hal-hal yang anak sukai.

Baca Juga: 8 Tahap Perkembangan Anak Menurut Teori Erik Erikson, Catat!

3. Dorong anak untuk bertanya

5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Diniilustrasi ayah dan anak menghabiskan waktu bersama (pexels.com/Pavel Danilyuk)
dm-player

Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sayangnya, kerap keingintahuan ini padam begitu mereka beranjak dewasa. Hal ini biasanya disebabkan karena orang-orang terdekatnya kurang bisa memfasilitasi pertanyaan yang mereka lontarkan.

Padahal, rasa ingin tahu merupakan fondasi yang penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Karenanya, mendorong anak-anak untuk terus bertanya menjadi langkah tepat agar keingintahuannya tetap terpelihara hingga dewasa.

Tak perlu khawatir, orangtua tak harus selalu mengetahui semua jawaban atas pertanyaan yang anak berikan. Saat merasa clueless, orangtua bisa mengajak anak untuk sama-sama melakukan riset untuk mencari jawabannya.

4. Membebaskan anak untuk memilih

5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Diniilustrasi anak memilih baju kesukaan (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Di keluarga, orangtua kerap menjadi pengambil keputusan bagi anak-anaknya lantaran merasa tahu apa yang terbaik untuk mereka. Namun siapa sangka, hal ini justru membuat anak tak punya banyak kesempatan untuk berlatih mengambil keputusan. 

Padahal, proses ini akan mengajarkan anak banyak hal. Mulai dari mempertimbangkan pilihan yang paling cost-effective hingga memahami bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi tersendiri.

Tentunya anak tidak akan selalu mengambil pilihan tepat. Namun hal ini tak menjadi masalah lantaran trial and error dibutuhkan agar mereka mendapat pelajaran berharga.

5. Mendorong anak untuk berpikiran terbuka

5 Cara Menumbuhkan Sikap Kritis pada Anak, Latih Sejak Diniilustrasi ayah dan anak mengobrol (pexels.com/cottonbro studio)

Konsep berpikiran terbuka mungkin masih terlalu abstrak untuk dipahami anak-anak. Mengenalkannya pun akan cukup menantang. Namun, hal ini juga bersifat fundamental lantaran menjadi berpikir kritis harus bisa mengevaluasi segala sesuatu dengan objektif tanpa adanya bias.

Ajarkan kepada anak bahwa untuk bisa berpikir terbuka. Anak perlu meninggalkan penilaian dan asumsinya saat memersepsikan sesuatu. Ada beberapa nilai yang bisa orangtua tanamkan saat mendorong anak agar lebih berpikiran terbuka, di antaranya nilai keberagaman, inklusif, dan keadilan.

Menanamkan kemampuan berpikir kritis bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti bermain permainan yang dapat menstimulasi kemampuan berpikir kritis. Walau tak mudah, kemampuannya akan berkembang seiring waktu jika dibiasakan di keluarga.

Baca Juga: 5 Tips Memancing Rasa Ingin Tahu pada Anak, Mampu Berpikir Kritis!

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya