5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!

Pastikan persiapanmu sudah benar-benar matang

Memutuskan untuk resign dari pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi jika kamu masih belum tahu rencana ke depannya. Sulitnya mencari pekerjaan baru, serta ketatnya persaingan antara calon karyawan membuat banyak orang harus rela bertahan meskipun pekerjaannya toxic.

Gak jarang, hal ini malah membuat kesejahteraan emosional dan kesehatan jadi buruk, sehingga keputusan untuk resign adalah yang terbaik. Namun perlu diingat, jika kamu harus membuat persiapan yang matang terlebih dahulu terkait rencana karier kamu di masa depan.

Ini karena resign tanpa persiapan yang matang hanya akan menciptakan masalah baru untukmu. Jika sudah yakin dan mantap untuk resign, di bawah ini ada beberapa tips mengundurkan diri secara profesional yang bisa diikuti. 

1. Buat perencanaan atau strategi

5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!ilustrasi membuat rencana (pexels.com/Antoni Shkraba)

Meskipun saat ini kamu harus melakukan pekerjaan yang toxic, tetapi gak bisa dipungkiri bahwa berganti pekerjaan bukanlah hal sederhana dan mudah dilakukan. Diperlukan persiapan dan perencanaan yang benar-benar matang terlebih dahulu.

Dikutip Happier Human, Sarah Kristenson, seorang penulis, menyebut, untuk memulai, buat dulu daftar pro kontra terkait pekerjaanmu saat ini. Sebutkan semua manfaat bekerja di sana, lalu buat juga daftar negatifnya.

Tanyakan pada diri sendiri, apakah kamu layak untuk tetap tinggal atau tidak. Jika jawabannya "tidak", maka buatlah keputusan untuk resign.

Setelah itu, buatlah strategi untuk keluar dengan mempertimbangkan berbagai hal. Misalnya, apakah kamu akan resign setelah menemukan pekerjaan lain, bagaimana terkait kehidupan finansialmu setelah resign, serta di manakah kamu akan bekerja setelah ini.

"Secara pribadi, saya selalu percaya untuk memiliki pekerjaan baru sebelum meninggalkan pekerjaan saat ini. Di sisi lain, saya juga menyadari bahwa beberapa situasi membuat hal itu tidak disarankan. Kamu perlu mempertimbangkan situasi spesifikmu," ungkap Sarah.

2. Kenali nilai-nilai diri sendiri

5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!ilustrasi menulis sesuatu (pexels.com/Ivan Samkov)

Untuk menghindari kemungkinan salah memilih pekerjaan baru, maka kamu perlu mengenali nilai-nilai diri sendiri. Sarah Kristenson menyarankan, sebaiknya ajukan berbagai pertanyaan, seperti apa nilai-nilai dirimu, apa yang kamu cari dalam pekerjaan, budaya pekerjaan yang ideal untukmu, hingga bagaimana kamu ingin menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

Dengan mengetahui berbagai hal tersebut, kamu akan dapat gambaran besar terkait jenis pekerjaan yang dirasa cocok untukmu. Sehingga, kemungkinan untuk melakukan terjebak di lingkungan kerja yang toxic bisa lebih diminimalisir lagi.

3. Tentukan waktu pengunduran diri

5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!ilustrasi melakukan pertimbangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
dm-player

Mengundurkan diri dari perusahaan gak bisa dilakukan secara mendadak. Tony Case, penulis topik karier, dikutip worklife, menyebut, pengaturan waktu adalah segalanya, terutama jika kamu ingin mengundurkan diri dari pekerjaan dengan cara yang anggun.

Kamu perlu memberi tahu terkait hal ini kepada atasanmu dari jauh-jauh hari, setidaknya dua minggu sebelum kamu resign dari perusahaan. Dengan begitu, perusahaan bisa menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisimu. Langkah ini penting dilakukan agar reputasi kamu tetap terlihat baik dan profesional.

Baca Juga: Mau Resign Kerja? Pastikan Kamu Lakukan 4 Hal Ini Dulu

4. Simpan rencana untuk diri sendiri

5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!ilustrasi bekerja sendirian (pexels.com/Vlada Karpovich)

Saat ini mungkin rasanya akan sangat menarik untuk membicarakan rencana dan tujuanmu kepada rekan kerja, termasuk terkait keputusanmu untuk mengundurkan diri. Namun, sebaiknya kamu tahan keinginan tersebut agar gak bocor kepada orang lain dan malah menyebabkan masalah baru yang merugikanmu.

Sarah Kristenson mengatakan, "Jika kamu membutuhkan nasihat, carilah seseorang di luar pekerjaan, maksud saya jauh dari luar pekerjaan. Kamu mungkin ingin menghindari membicarakannya dengan siapa pun yang bekerja di bidang pekerjaan serupa. Jaringan karier bisa saja berubah jadi desas-desus dengan cepat".

Kamu gak pernah tahu bagaimana masa depan akan terjadi. Jangan sampai karena kabar angin yang menyebar tersebut malah membuat reputasimu jadi buruk di hadapan rekan kerja barumu. 

5. Menjadi karyawan teladan dan lakukan pengunduran diri dengan profesional

5 Cara Resign dari Pekerjaan yang Toxic, Buat Strategi Dulu!ilustrasi lingkungan kerja (pexels.com/Christina Morillo)

Meskipun rasanya sangat berat untuk tetap bertahan dalam pekerjaan tersebut, tetapi sebelum resign kamu masih tetap harus menyelesaikan pekerjaan secara tuntas. Case menyebutkan, selama beberapa minggu terakhir masa kerja, teruslah bekerja dengan standar tinggi yang kamu miliki dan jadilah sosok yang profesional.

Ketika waktunya tiba, beberapa perusahaan biasanya akan melakukan exit interview untuk mencari tahu lebih lanjut terkait alasan seseorang resign. Pada momen itu, pastikan agar tetap bersikap profesional dan jangan terpancing secara emosional.

Kamu bisa menyebutkan alasan resign secara garis besar dan gak perlu menjelaskan seluk beluknya. Pastikan untuk berpegang teguh pada keputusan yang dibuat, sebab gak jarang pihak perusahaan akan mencoba meyakinkanmu untuk tetap tinggal.

"Tetap teguh dengan keputusan kamu, tetapi bersikaplah sopan. Tetap tenang dan ucapkan terima kasih atas waktunya. Lalu, akhiri pertemuan itu," jelas Sarah.

Saat berencana meninggalkan pekerjaan yang toxic, penting untuk diingat bahwa kamu meninggalkannya untuk menuju pekerjaan yang lebih positif. Jadi, sangat penting untuk resign dengan cara yang baik dan profesional.

Baca Juga: 5 Efek Negatif Resign Kerja Secara Tidak Baik, Jangan Lakukan!

Nurkorida Aeni Photo Verified Writer Nurkorida Aeni

Mari berteman!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya