ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Alexander Suhorucov)
Di LinkedIn, sudah mulai terlihat tren AI melalui naiknya permintaan pekerja yang memahami skill AI. Secara global, juga semakin banyak perusahaan mencari talent yang mengerti cara menggunakan produk-produk berbasis AI, seperti yang tampak pada sejumlah lowongan pekerjaan di LinkedIn yang menyebut penggunaan GPT atau ChatGPT, naik sebesar 21 kali lipat sejak November 2022.
Di Indonesia, skill yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu telah berubah rata-rata sebesar 21 persen sejak tahun 2015. Dengan perubahan seperti ini, skill dapat berubah hampir 40 persen pada tahun 2025.
Artinya, kita mungkin akan melihat 3 skill baru sebagai skill teratas untuk suatu pekerjaan di Indonesia. Saat ini, data LinkedIn menunjukkan kesenjangan skill terbesar di Tanah Air terdapat pada kompetensi Data Science, Web Development, dan Desain Grafis.
Berbicara sentimen profesional terhadap AI, hasil survey LinkedIn mengungkap 9 dari 10 Gen Z di Tanah Air mengaku merasa percaya diri saat mendiskusikan AI dan dampaknya terhadap pekerjaan mereka. Namun, seiring meluasnya otomatisasi pekerjaan oleh AI, maka soft skills pun semakin penting.
Serla menambahkan, "Soft skill akan menjadi kunci dalam dunia kerja di masa depan, terutama jika dipadukan dengan skill AI. Oleh karena itu, para profesional muda yang sedang memulai karier mereka tidak boleh meremehkan pentingnya menunjukkan soft skill seperti kerja sama tim, pemecahan masalah, dan pemikiran kreatif atau strategis kepada perekrut, seraya berupaya meningkatkan karier mereka".
Dengan selalu konsisten dan tetap bersemangat menunjukkan yang terbaik, tentu kesempatan untuk meniti karier akan selalu datang kepadamu. Jadi, jangan cepat menyerah, ya! Ingatlah bahwa semuanya butuh perjuangan dan kesabaran.