3 Perbedaan Public Relations dan Marketing Communication

- PR bertugas membangun dan menjaga citra baik perusahaan di mata publik, termasuk merancang strategi komunikasi saat perusahaan mengalami masalah.
- Marcom fokus pada membuat orang tertarik, membeli, dan mengingat produk atau jasa dengan tujuan meningkatkan angka penjualan dan memperkuat posisi merek.
- PR menggunakan pendekatan narasi dan cerita untuk menyentuh sisi emosional publik, sementara Marcom bekerja dengan pesan singkat yang langsung mengajak tindakan.
Kadang kamu mungkin melihat dua profesi dalam satu perusahaan yang terlihat serupa, padahal sebenarnya punya tanggung jawab yang sangat berbeda. Dua posisi itu merupakan Public Relations (PR) dan Marketing Communication (Marcom). Sekilas keduanya sama-sama berhubungan dengan komunikasi, publik, bahkan media, sehingga orang sering kali keliru membedakan mana yang sebenarnya bertugas mengatur opini publik dan mana yang mendorong orang membeli produk.
Namun, memahami perbedaan antara keduanya penting, terutama kalau kamu ingin membangun karier di dunia komunikasi. Ketika kamu tahu peran spesifik masing-masing, kamu jadi bisa lebih jeli memilih jalan karier yang sesuai dengan minatmu. Berikut tiga perbedaan mendasar antara public relations dan marketing communication.
1. Tujuan utama yang dikejar oleh PR dan Marcom

Public relations punya fokus utama yakni untuk membangun dan menjaga citra baik perusahaan atau organisasi di mata publik. Dalam praktiknya, PR akan berusaha agar masyarakat percaya, simpati, bahkan merasa dekat secara emosional dengan perusahaan. Misalnya, ketika perusahaan sedang tersandung masalah, PR-lah yang turun tangan merancang strategi komunikasi supaya kesan negatif bisa diperbaiki. Mereka akan membuat pernyataan resmi, mengatur wawancara dengan media, hingga merancang kegiatan sosial sebagai upaya mengembalikan kepercayaan publik.
Sementara itu, marketing communication lebih fokus pada bagaimana membuat orang tertarik, membeli, serta mengingat sebuah produk atau jasa. Tujuan utamanya apalagi kalau bukan meningkatkan angka penjualan dan memperkuat posisi merek di benak konsumen. Marcom menggunakan berbagai alat promosi seperti iklan, kampanye digital, media sosial, sampai kerja sama dengan influencer untuk mencapai tujuan mereka.
2. Cara kerja dalam menyampaikan pesan antara PR dan marcom

Public relations umumnya mengandalkan pendekatan narasi dan juga membangun cerita agar bisa menyentuh sisi emosional publik. Mereka menulis siaran pers, mengatur hubungan dengan jurnalis, bahkan terkadang bekerja sama dengan komunitas agar reputasi perusahaan terasa lebih manusiawi. Pesan yang disampaikan PR sering kali bersifat jangka panjang, karena membangun citra itu tidak bisa selesai dalam satu malam. Butuh konsistensi dan strategi komunikasi yang penuh pertimbangan.
Sebaliknya, marketing communication lebih sering bekerja dengan pesan yang singkat, jelas, dan langsung mengajak tindakan. Misalnya seperti iklan “beli sekarang juga”, atau promo “diskon hanya hari ini”. Pesan-pesan yang diciptakan oleh Marcom dirancang agar menarik perhatian dalam waktu singkat dan langsung mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka bekerja dengan ritme yang cepat, dan setiap kampanye punya tenggat waktu jelas, karena berorientasi pada hasil yang terukur, seperti naiknya jumlah pembeli atau peningkatan traffic di toko daring.
3. Hubungan PR dan marcom dengan audiens

Public relations cenderung melihat audiens sebagai kelompok besar yang harus dipahami dan dirangkul dengan pendekatan yang lebih personal. PR mencoba membentuk hubungan emosional yang stabil dengan publik. Mereka tidak hanya bicara kepada pelanggan, tapi juga kepada masyarakat umum, pemerintah, karyawan internal, hingga media. Hubungan ini dibangun atas dasar kepercayaan dan kredibilitas, bukan sekadar transaksi atau promosi sesaat.
Sementara itu, marketing communication melihat audiens sebagai target pasar yang harus dikonversi menjadi pembeli. Fokusnya adalah bagaimana menarik perhatian dan mengubah minat menjadi aksi nyata dalam bentuk pembelian. Marcom membagi audiens berdasarkan kategori seperti usia, minat, lokasi, atau kebiasaan konsumsi, lalu menyusun pesan yang paling cocok untuk masing-masing segmen tersebut. Hubungan yang dibangun bersifat taktis dan biasanya berjangka pendek, sesuai dengan durasi kampanye atau periode promosi yang sedang berlangsung.
Kalau kamu selama ini bingung membedakan antara public relations dan marketing communication, sekarang seharusnya sudah lebih paham bahwa keduanya punya arah kerja yang sangat berbeda. PR lebih fokus pada membangun dan menjaga kepercayaan publik terhadap nama baik perusahaan, sedangkan Marcom lebih fokus bagaimana membuat produk itu dikenal dan dibeli oleh sebanyak mungkin orang. Memahami perbedaan ini bisa membantu kamu yang sedang mempertimbangkan karier di bidang komunikasi.