4 Langkah Strategis Menerapkan Rekrutmen Tanpa Diskriminasi

Intinya sih...
Integrasikan indikator DEI ke dalam KPI rekrutmen
Perusahaan perlu mengukur representasi gender, latar belakang sosial, dan penyandang disabilitas dalam sistem penilaian rekrutmen sebagai komitmen terhadap keberagaman.Pelatihan unconscious bias yang konsisten
Memberikan pelatihan rutin kepada tim HR dan perekrut untuk menyadari dan mengurangi bias tak sadar dalam proses seleksi.Evaluasi deskripsi lowongan secara inklusif
Perusahaan perlu meninjau ulang wording dalam deskripsi lowongan agar netral dan tidak mengecualikan kelompok tertentu untuk memperluas kesempatan bagi kandidat beragam.
Meningkatkan keadilan dalam dunia kerja bukan lagi sekadar idealisme, tapi ini adalah kebutuhan. Di tengah upaya mendorong kesetaraan dan keberagaman, semakin banyak perusahaan di Indonesia mulai berbenah untuk menerapkan sistem rekrutmen tanpa diskriminasi.
Meski trennya mulai terlihat, penerapan fair hiring masih belum merata di banyak perusahaan. Diperlukan strategi yang konsisten dan berkelanjutan agar praktik ini tak sekadar jadi wacana, tapi benar-benar menjadi fondasi terciptanya tempat kerja yang inklusif dan kompetitif. Lantas, apa saja langkah yang bisa diambil? Simak strategi rekrutmen tanpa diskriminasi ala Jobstreet by SEEK berikut ini.
1. Integrasikan indikator DEI ke dalam KPI rekrutmen
Langkah awal yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengintegrasikan indikator Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) ke dalam sistem penilaian rekrutmen. Representasi dari berbagai gender, latar belakang sosial, dan penyandang disabilitas harus menjadi bagian dari Key Performance Indicators (KPI) yang diukur secara rutin.
Dengan menjadikan DEI sebagai metrik utama, perusahaan tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap keberagaman, tetapi juga menempatkan inklusi sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Ini membuktikan bahwa keberagaman bukan hanya slogan, melainkan nilai yang diukur dan dirayakan.
2. Pelatihan unconscious bias yang konsisten
Banyak keputusan rekrutmen yang dipengaruhi oleh bias tak sadar atau unconscious bias. Untuk itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan rutin bagi tim HR dan perekrut agar mereka bisa menyadari dan mengurangi kecenderungan tersebut.
Dengan edukasi yang berkelanjutan, proses seleksi akan lebih objektif dan berbasis kompetensi. Menurut data Jobstreet by SEEK, saat ini baru 34 persen perusahaan yang melatih karyawan mengenai bias tidak sadar. Artinya, masih ada ruang besar untuk perbaikan.
3. Evaluasi deskripsi lowongan secara inklusif
Bahasa yang digunakan dalam iklan lowongan kerja bisa jadi pintu awal diskriminasi yang tidak disadari. Karena itu, perusahaan perlu rutin meninjau ulang dan menyempurnakan wording dalam deskripsi lowongan agar netral dan tidak mengecualikan kelompok tertentu.
Menghindari kata-kata seperti “maksimal usia 30 tahun” atau “fresh graduate lebih disukai” bisa membantu membuka peluang lebih luas bagi kandidat beragam. Jobstreet mencatat, bahwa 73 persen perusahaan telah mulai melakukan evaluasi ini, tapi hanya 34 persen yang melakukannya secara konsisten dan menyeluruh.
4. Bangun budaya kerja yang inklusif dan transparan
Fair hiring tidak cukup jika tidak diikuti dengan budaya kerja yang inklusif. Lingkungan yang mendorong keterbukaan, transparansi, dan pertumbuhan bersama akan membuat setiap karyawan merasa dihargai dan berkembang secara optimal. Budaya kerja seperti ini akan memperkuat kepercayaan, loyalitas, dan produktivitas tim.
Seperti dikatakan oleh Sawitri Soedarno, Country Head Marketing Jobstreet by SEEK, “Fair hiring tidak hanya menghilangkan diskriminasi, tetapi juga membuka potensi dari keragaman karyawan dan memperkuat daya saing perusahaan”.
Itulah tadi beberapa langkah strategis menerapkan rekrutmen tanpa diskriminasi dari Jobstreet by SEEK. Mendorong rekrutmen tanpa diskriminasi adalah bagian dari mewujudkan keadilan sosial yang sesungguhnya. Kini, saatnya perusahaan, pemerintah, dan masyarakat saling berkolaborasi membangun sistem ketenagakerjaan yang adil, inklusif, dan relevan dengan semangat zaman.