Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Berpikir
ilustrasi berpikir (freepik.com/tirachardz)

Intinya sih...

  • Tersalip generasi baru di kantor: Ini adalah risiko nyata yang bisa menggoyahkan rasa percaya diri di lingkungan profesional. Saat kamu terlalu nyaman di zona aman, generasi di bawahmu yang lebih haus tantangan akan melesat naik pangkat dengan cepat.

  • Gaji mandek saat kebutuhan terus meroket: Gajian bulanan mungkin selalu lancar, tapi nominalnya sulit naik signifikan. Tanpa kemauan mengambil tantangan baru atau naik jabatan, penghasilanmu hanya bergantung pada kebijakan kenaikan tahunan yang standar.

  • Jadi target utama saat ada efisiensi atau PHK: Perusahaan cenderung mempertahankan karyawan yang punya nilai lebih dan cepat beradaptasi dengan perubahan besar. Jika kamu hanya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang beranggapan bahwa menetap di zona nyaman adalah kunci ketenangan hidup. Prinsipnya sederhana, cukup tugas selesai dan gaji tiap bulan lancar. Namun, punya ambisi bukan berarti haus kekuasaan. Ambisi sebenarnya adalah kemauan untuk tetap relevan dan bertumbuh, supaya posisi kita tidak mudah tergeser.

Menolak promosi atau enggan belajar hal baru hanya karena merasa nyaman bisa jadi jebakan untuk masa depan. Di tengah gempuran generasi muda yang progresif dan haus peluang, terlalu lama menetap di zona nyaman justru menyimpan risiko besar yang bisa bikin kamu menyesal di kemudian hari. Yuk, kenali risiko yang siap menghampiri jika kamu menolak untuk berkembang.

1. Tersalip generasi baru di kantor

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/freepik)

Ini adalah risiko nyata yang bisa menggoyahkan rasa percaya diri di lingkungan profesional. Saat kamu terlalu nyaman di zona aman, generasi di bawahmu yang lebih haus tantangan akan melesat naik pangkat dengan cepat. Dalam waktu singkat, posisi-posisi strategis pun bisa mereka kuasai.

Jangan heran jika suatu hari kamu justru harus melapor kepada atasan yang lebih muda. Situasi ini sering menimbulkan rasa canggung sekaligus menurunkan wibawa sebagai karyawan senior. Hal ini menjadi pengingat pahit bahwa pengalaman panjang tidak selalu menjamin posisi tetap aman.

2. Gaji mandek saat kebutuhan terus meroket

ilustrasi berpikir (freepik.com/stockking)

Gajian bulanan mungkin selalu lancar, tapi nominalnya sulit naik signifikan. Tanpa kemauan mengambil tantangan baru atau naik jabatan, penghasilanmu hanya bergantung pada kebijakan kenaikan tahunan yang standar. Kondisi finansial seperti ini berisiko bagi kesejahteraan jangka panjangmu dan keluarga.

Sementara itu, laju inflasi terus meningkat, membuat harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Daya beli kamu perlahan akan merosot jika dibandingkan dengan rekan yang berani mengambil peluang baru. Kamu akan kesulitan mengejar gaya hidup sehat dan tabungan masa depan yang ideal jika terus bertahan di posisi bawah.

3. Jadi target utama saat ada efisiensi atau PHK

ilustrasi terkena PHK (freepik.com/Drazen Zigic)

Perusahaan cenderung mempertahankan karyawan yang punya nilai lebih dan cepat beradaptasi dengan perubahan besar. Jika kamu hanya bekerja secukupnya, manajemen akan menilai posisimu mudah digantikan. Akibatnya, posisi kamu menjadi tidak aman setiap kali perusahaan melakukan evaluasi internal.

Saat badai PHK datang, mereka yang terlalu lama nyaman di zona aman biasanya masuk daftar pertama untuk dilepas. Perusahaan lebih memilih mempertahankan karyawan muda yang produktif dengan gaji kompetitif. Kamu akan kesulitan membela diri karena tidak memiliki prestasi atau tanggung jawab besar yang bisa dibanggakan.

4. Skill kamu bakal cepat kadaluwarsa

ilustrasi bingung (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Dunia kerja saat ini terus berubah lewat teknologi AI dan digitalisasi yang sangat pesat. Generasi muda sangat cepat beradaptasi dengan segala perubahan teknologi tersebut untuk mempercepat pekerjaan mereka. Jika kamu enggan belajar hal baru karena merasa nyaman, kemampuanmu akan cepat ketinggalan.

Kamu akan sangat tertinggal jika masih menggunakan cara lama dalam menyelesaikan tugas kantor yang dinamis. Skill yang tidak diperbarui akan membuat kamu terlihat tidak kompeten di mata rekan kerja maupun atasan. Risiko terbesarnya adalah saat terpaksa pindah kantor, kemampuanmu mungkin tidak lagi relevan di dunia kerja.

5. Dianggap beban dalam kerjasama tim

ilustrasi cemas (freepik.com/freepik)

Tanpa ambisi untuk terus berkembang, seseorang cenderung selalu menghindari tanggung jawab pekerjaan yang dianggap berat. Rekan kerja akan mulai menilai kamu tidak bisa diandalkan untuk menangani proyek strategis. Sikap pasif ini lama-kelamaan merusak reputasi profesionalmu di lingkungan kerja.

Akibatnya, kamu akan tersisih dari diskusi penting karena dianggap tidak bisa memberikan ide segar. Pekerjaan yang diberikan pun biasanya bersifat administratif dan rutin, tanpa dampak besar bagi kemajuan tim. Lama-kelamaan, kehadiranmu bisa terasa hanya sebagai formalitas, tanpa kontribusi berarti bagi kesuksesan bersama.

6. Kehilangan wibawa di mata rekan kerja

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/KamranAydinov)

Rasa hormat di kantor biasanya muncul karena keahlian dan posisi jabatan yang kamu pegang. Jika kamu sudah lama bekerja tapi terus disalip rekan baru, pendapatmu perlahan tidak lagi dianggap penting. Wibawamu di mata rekan kerja pun akan memudar seiring karier yang stagnan bertahun-tahun.

Kamu mungkin tetap hadir secara fisik, tapi suaramu tidak lagi punya pengaruh kuat dalam tim. Keputusan besar biasanya diambil oleh rekan yang lebih muda karena merekalah yang memegang kendali. Kondisi ini membuatmu terasa seperti orang asing di lingkungan kerja yang seharusnya sudah kamu kuasai.

7. Muncul rasa menyesal karena tertinggal jauh

ilustrasi menyesal (freepik.com/freepik)

Awalnya hidupmu mungkin terasa tenang karena tidak perlu memikirkan target atau tanggung jawab berat. Namun beberapa tahun kemudian, saat melihat teman seangkatan sudah mencapai banyak hal, rasa minder pasti mulai muncul. Kamu akan menyesal karena tidak memanfaatkan kesempatan untuk berkembang saat masih memiliki energi dan waktu.

Zona nyaman yang selama ini dipuja ternyata bisa menjadi jalan buntu yang merugikan. Perasaan tertinggal ini sering memicu kecemasan yang mengganggu kesehatan mental, terutama saat usia mulai matang. Penyesalan biasanya datang terlambat ketika kesempatan mengejar ketertinggalan sudah tidak lagi tersedia.

Memilih tetap di posisi aman demi menjaga ketenangan hidup adalah hal yang wajar, tapi jangan sampai melupakan tantangan di masa depan. Kamu tidak perlu mengejar ambisi berat sekaligus, cukup mulai belajar keahlian baru atau mengambil tanggung jawab kecil. Meski jalur karier adalah pilihanmu sendiri, memikirkan persiapan jangka panjang jauh lebih berharga dibanding sekadar menikmati hari ini. Jangan biarkan kenyamanan saat ini menghambat langkahmu nantinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team