Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sikap Pilih Kasih Seorang Atasan, Bikin Karyawan Malas Kerja

atasan
ilustrasi atasan (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Kerjanya sama, bonusnya beda
  • Satu anak buah selalu tahu informasi penting
  • Ada anak buah yang lebih sering diajak jalan ke tempat spesial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekerja adalah dunia yang profesional. Hampir semua hal diputuskan berdasarkan logika. Jangan membawa-bawa perasaan ketika bekerja karena justru dapat memunculkan drama. Tugas-tugas pun menjadi terhambat.

Namun, bagaimana perasaanmu tidak terpengaruh kalau atasan yang seharusnya bersikap adil pada seluruh anak buahnya justru pilih kasih? Awalnya kamu masih berusaha menenangkan diri atas sikap pilih kasih seorang atasan. Boleh jadi cuma kamu yang terlalu sensitif.

Akan tetapi, ketika sikap yang sama terus berulang dirimu pun menjadi kepikiran. Bahkan kamu dapat sakit hati kalau sikap pilih kasih itu menguntungkan orang lain dan cenderung merugikan kamu. Unek-unekmu seputar sikap atasan barangkali terangkum di bawah ini.

1. Kerjanya sama, bonusnya beda

suasana kerja
ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Jonathan Borba)

Banyak karyawan mengharapkan bonus penghasilan. Bukan artinya gaji pokok tidak penting atau lebih kecil dari bonus. Namun, tambahan di luar gaji pokok berharga buat mencukupi kebutuhan mereka.

Dengan adanya bonus, keuangan bulanan akan lebih longgar. Bonus makin penting kalau dapat mencapai jutaan rupiah atau lebih besar daripada gaji pokok. Sikap atasan yang tidak menyamakan bonus meski kerjanya tak berbeda menunjukkan pilih kasih.

Contoh, kamu dan teman berhasil menjual produk yang sama. Seri, harga, serta total produknya sama persis. Namun, dia mendapatkan bonus yang lebih besar tanpa penjelasan yang masuk akal. Dirimu pasti kecewa bahkan dapat kehilangan semangat kerja di bulan berikutnya.

2. Satu anak buah selalu tahu duluan tentang informasi penting

di kantor
ilustrasi di kantor (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika ini cuma terjadi 1 atau 2 kali, kamu masih dapat berpikir itu kebetulan. Barangkali kawanmu tidak sengaja mendengar atasan membicarakannya melalui telepon dengan seseorang. Atau, ia sekadar keceplosan ketika berbicara dengan temanmu.

Namun, kalau dia hampir selalu mengetahui kabar-kabar penting dari bos, berarti memang ia diberi tahu secara langsung. Pertanyaannya, kenapa atasan cuma memilih dia untuk tahu informasi tersebut langsung darinya? Padahal, posisi kalian setara.

Kawanmu bukan asisten pribadi atasan. Semestinya atasan bisa mengabarkan info itu langsung ke seluruh bawahannya. Baik ketika kalian rapat atau melalui grup WA. Jika cuma satu orang yang selalu dikasih info, maknanya atasan tak memberikan kepercayaan dan akses informasi secara adil.

3. Ada anak buah yang lebih sering diajak jalan ke tempat spesial

makan di luar
ilustrasi makan di luar (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Contoh, soal tempat makan. Kalau atasan pergi bersamamu dan hampir semua kawanmu, kalian paling mampir di warung sederhana. Namun, ada salah satu kawanmu yang lebih dari sekali diajak makan di kafe fancy.

Ini selalu dilakukan ketika mereka pergi berdua saja. Sulit untukmu maupun teman-teman lainnya tidak merasa iri. Sesuatu yang terjadi lebih dari sekali bukan kebetulan. Ada polanya sehingga pasti direncanakan.

Tindakan atasan ini juga bukan soal dirimu serta kawan lainnya tidak bisa makan di restoran dan bayar sendiri. Ini lebih mengenai caranya memperlakukan orang-orang yang sama-sama berkontribusi dalam pekerjaan. Bila pun atasan jatuh cinta pada salah satu kawanmu, semestinya dia tak lantas menganaktirikan kalian.

4. Perbedaan merespons kesalahan

suasana kerja
ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Atasanmu bisa galak betul jika kamu melakukan kesalahan. Tak peduli kesalahan itu tidak disengaja dan bukan hal yang fatal. Begitu pula kebanyakan temanmu mengalami hal yang sama.

Meja yang digebrak sampai makian sudah biasa diterima kalian. Namun, ada satu orang yang selalu selamat dari sikap kasarnya. Bukan lantaran kawanmu ini sama sekali tidak pernah berbuat salah. Justru boleh jadi kekeliruannya lebih besar dibandingkan kalian.

Hanya sikap bos memang lebih lunak padanya. Ia tetap menegur, tapi mendadak soft spoken. Andai kamu atau temanmu lainnya yang biasa dimarahi protes, malah kalian kena damprat.

5. Pujian juga gak sama

bos senang
ilustrasi bos senang (pexels.com/Alena Darmel)

Siapa sih, yang tak ingin dipuji setelah bekerja sebaik mungkin? Bukan berarti kamu selalu haus validasi. Akan tetapi, pujian atas kinerja apalagi disampaikan langsung oleh atasan sama berharganya dengan bonus berupa uang.

Pujian itu bakal membuatmu merasa lebih dihargai. Keberadaan serta peranmu untuk pekerjaan diakui. Dirimu akan lebih semangat setelahnya. Sayang, bosmu kayaknya lebih perhatian pada orang lain.

Kalau dia yang bekerja dengan baik, pujian dari atasan seakan-akan tak ada habisnya. Hal itu diungkit terus di depanmu dan anak buahnya yang lain. Sementara kinerja positifmu serta kawan lainnya ditanggapi dengan agak dingin. Atasan mungkin tetap memuji, tapi cuma singkat lalu seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

6. Promosi tidak adil

suasana kerja
ilustrasi suasana kerja (pexels.com/olia danilevich)

Promosi sangat penting untuk meningkatkan kariermu. Kamu pasti gak mau dari pertama diterima bekerja sampai kelak pensiun di posisi yang sama. Gaji otomatis tidak naik secara signifikan.

Semestinya setiap anak buah mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan. Terlebih setelah kalian menunjukkan pencapaian dan loyalitas. Demi mendapatkan promosi, karyawan bersemangat dalam bekerja serta mengikuti berbagai pelatihan.

Di kantormu juga ada kesempatan untuk dipromosikan. Namun, cuma orang tertentu yang seakan-akan mendapatkan karpet merah. Di luar itu, ibarat kalian sampai berdarah-darah dalam bekerja pun tak lunjung dipromosikan. Ini bikin kalian gak cuma capek fisik, tapi juga psikis.

Atasan dapat menyadari sikap pilih kasihnya atau tidak. Kalaupun dia sadar, kadang berpikir suka-suka dirinya hendak mengistimewakan salah satu orang saja. Ajukan protes secara lisan atau tulisan dulu.

Kalau sikap pilih kasih seorang atasan malah terus berlanjut, kamu dan rekan-rekan kerja bisa berdiskusi bersama biar aspirasi kalian lebih didengarkan. Atasan harus memahami bahwa tanpa kontribusi semua orang, tidak ada pencapaian apa pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

Penyebab Motivasi Kerja Menurun di Akhir Tahun, Relate?

17 Des 2025, 16:28 WIBLife