6 Risiko Saat Transisi Karier Dilakukan Secara Instan, Banyak Kendala!

Ada banyak hal yang mendasari seseorang melakukan transisi karier. Contohnya, saja saat kehilangan minat atau passion. Seseorang mungkin merasa tidak lagi memiliki ketertarikan pada bidang pekerjaan yang dijalani sehingga memilih pindah ke karier yang lebih sesuai dengan minat dan nilai hidupnya.
Tapi yang perlu dipertimbangkan, jangan sampai keputusan transisi karier ini dilakukan secara instan. Kita menginginkan perubahan dalam waktu cepat dan singkat. Ketika transisi karier dilakukan secara instan, beberapa risiko akan menyertai. Sudahkah siap menghadapi deretan risiko di bawah ini?
1. Berpotensi kehilangan stabilitas finansial

Transisi karier memang menjadi keputusan yang harus dipertimbangkan dengan matang. Tidak hanya didasari oleh keinginan sesaat, apalagi sekadar mengikuti tren. Karena jika transisi karier dilakukan secara instan, justru menjadi bumerang yang berpotensi membawa kerugian.
Salah satu dari risiko yang dihadapi adalah berpotensi kehilangan stabilitas finansial. Berpindah karier tanpa persiapan dana cadangan dapat menyebabkan tekanan keuangan. Terutama jika pekerjaan baru belum menghasilkan pendapatan yang cukup atau jika ada masa menganggur di antara transisi.
2. Terjebak stres dan frustasi

Tentu ada beberapa hal yang membuat seseorang pada akhirnya memutuskan transisi karier. Karier lama mungkin tidak memberikan peluang pengembangan skill, promosi, atau kenaikan gaji. Transisi dilakukan untuk mencari jalur karier yang lebih prospektif. Namun yang menjadi masalah seringkali transisi karier dilakukan secara instan.
Keputusan demikian untuk membawa risiko tersendiri. Ketika transisi karier dilakukan secara instan, seseorang rawan terjebak stres dan frustasi. Adaptasi instan di lingkungan baru bisa memicu stres, rasa minder, atau burnout jika perubahan terlalu drastis. Situasi ini turut diperparah oleh penyesalan ketika mendapati transisi karier tidak sesuai dengan ekspektasi.
3. Kurangnya kompetensi di bidang yang baru

Pernahkah berpikiran untuk melakukan transisi karier hanya karena mengikuti tren? Apalagi saat melihat orang-orang di sekitar juga melakukan keputusan serupa. Tapi kita juga perlu mengetahui risiko ketika transisi karier dilakukan secara instan. Bisa saja ini justru menimbulkan penyesalan setelahnya.
Karena saat transisi karier berubah drastis, kita akan menghadapi kesulitan beradaptasi. Kompetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan bidang baru yang diambil. Pindah ke bidang baru tanpa membangun skill relevan dapat membuat sulit bersaing dengan kandidat lain. Bahkan berisiko gagal memenuhi ekspektasi di pekerjaan baru karena kurangnya pengalaman.
4. Kehilangan arah dan tujuan hidup

Arah dan tujuan hidup merupakan pedoman utama agar kita memperoleh keseimbangan. Ketika seseorang memiliki arah dan tujuan hidup yang pasti, ia tahu ke mana harus melangkah dan visi-misi yang perlu dicapai. Namun yang menjadi persoalan, tidak jarang ini terkendala karena kita mengambil keputusan keliru.
Kehilangan arah dan tujuan hidup turut menjadi risiko saat transisi karier dilakukan secara instan. Transisi instan yang tidak direncanakan dapat berakhir dengan rasa bingung. Kita mendapati strategi dan rencana yang sudah disusun ternyata jarak relevan dengan situasi setelah karier berubah drastis.
5. Hilangnya jejak karier yang sebelumnya

Membangun karier memang tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Kita harus menjalani rangkaian prosesnya secara bertahap. Namun, yang menjadi persoalan, bagaimana jadinya seketika transisi karier ini justru dilakukan secara instan? Sudah tentu terdapat risiko yang harus dihadapi.
Transisi karier dalam situasi demikian ini akan menghilangkan jejak sebelumnya. Transisi mendadak dapat memutus kesinambungan pengalaman kerja yang sudah dibangun. Pindah tanpa persiapan dapat membuat kehilangan koneksi di bidang lama dan belum punya network di bidang baru.
6. Menghadapi penurunan reputasi profesional

Seringkali seseorang memutuskan transaksi karya secara instan. Apalagi didasari oleh lingkungan sekitar yang memang memiliki tren keputusan serupa. Tapi kita perlu berpikir logis dan realistis sebelum mengambil keputusan tersebut. Transisi karier yang dilakukan secara instan juga turut menghadirkan beberapa kendala.
Salah satu yang mungkin terjadi adalah menghadapi penurunan reputasi profesional. Jika kita memutuskan berpindah terlalu cepat tanpa persiapan, ini dapat menimbulkan kesan tidak konsisten. Minimnya dukungan profesional bisa menghambat perkembangan karier baru.
Transisi karier yang dilakukan secara instan patut menjadi perhatian khusus. Karena ini termasuk keputusan krusial yang dapat memengaruhi keseimbangan hidup secara keseluruhan. Tidak sekadar mengganggu stabilitas finansial. Namun, keputusan karier secara instan juga dapat mengganggu keseimbangan hidup sekaligus perkembangan karier setelahnya.