Sedih Rezeki Lagi Seret, 5 Hal Ini Bisa Membuatmu Merasa Lebih Baik 

Sekalipun kita sedang merasa sangat membutuhkan uang dan yang kita inginkan saat ini adalah penghasilan kembali stabil, kita tak boleh lupa akan pemberian Tuhan dalam berbagai bentuk.

Tubuh dan jiwa yang sehat misalnya, yang dengan itu kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat. Malah bisa memikirkan cara bertahan dalam situasi yang sulit seperti ini dan bekerja lebih keras.

Sekian lama kita hidup, Tuhan juga mempertemukan kita dengan begitu banyak orang baik. Kita tentu tidak boleh meminta-minta belas kasihan mereka. Namun bila kita membutuhkan tambahan pekerjaan, kita mungkin bisa mencoba menghubungi mereka.

Kita perlu terus mencari hal-hal baik dalam hidup kita agar rasa syukur terjaga. Ini penting supaya kita bisa melihat peluang yang akan menyelamatkan kita dari masa sulit ini. Tanpa rasa syukur, kita akan jauh lebih mudah menyerah.

Hanya karena kita terbiasa mendapatkan penghasilan yang jauh lebih tinggi, bukan berarti kita tak bisa hidup dengan penghasilan yang lebih kecil, kan? Memang rasanya berat dan butuh penyesuaian diri, tetapi kita pasti bisa.

Saat kondisi memang sedang sulit; masih bisa makan, membayar biaya sekolah anak, dan punya tempat bernaung sudah harus amat disyukuri. Walaupun banyak kesenangan yang harus ditiadakan dan sama sekali tak bisa menabung, toh itu tidak membunuh kita. Bertahan hidup adalah yang utama.

Mengambil pelajaran seperti ini bukan untuk membuat kita larut dalam penyesalan melainkan agar kita siap untuk esok yang lebih baik. Kelak saat penghasilan pulih bahkan meningkat, usahakan gaya hidup tak berubah.

Memegang prinsip kesederhanaan tetaplah perlu karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Setiap mendapat penghasilan, sisihkan untuk tabungan dan dana darurat. Bukan semuanya dihabiskan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan.

Juga hindari utang sekecil apa pun sejauh kita masih mampu. Hindari cicilan di mana-mana, apalagi untuk barang-barang yang sebenarnya bisa dibeli lunas. Di masa-masa sulit, cicilan-cicilan ini akan benar-benar mencekik leher.

Kalau kita memang tak punya cukup uang, lebih baik kita menahan diri ketimbang harus berutang. Berutang hanya boleh untuk hal-hal yang amat penting. Misalnya, kalau tidak berutang tidak bisa makan, berobat, atau membayar biaya sekolah anak.

Seretnya rezeki saat ini kadang tak lebih dari perintah agar kita belajar bersabar bertahan sampai badai berlalu. Namun bisa juga isyarat agar kita mencari jalan baru yang lebih baik bagi kita, untuk saat ini maupun masa-masa mendatang.

Setiap pekerjaan atau usaha memang memiliki daya tahan yang berbeda-beda saat krisis terjadi. Kita mungkin tak perlu sepenuhnya melepaskan pekerjaan atau usaha yang selama ini digeluti. Saat situasi pulih, pekerjaan dan usaha itu juga akan ikut pulih.

Namun sekarang, kita perlu memikirkan pekerjaan atau usaha lain yang bisa membantu menopang hidup kita. Pekerjaan sampingan atau usaha di lain bidang tak ubahnya tambahan tiang penyangga agar atap rumah kita tak mudah ambruk saat badai menerjang.

Lantaran sedang syok oleh seretnya rezeki, kadang kita berlebihan dalam melakukan penghematan. Termasuk meniadakan anggaran untuk berbagi. Memang, secara logika, berbagi akan mengurangi uang kita.

Namun sebenarnya, ‘memaksakan diri’ tetap berbagi saat keuangan kita terpuruk justru akan membuat kita merasa lebih baik. Tak perlu banyak-banyak, semampunya saja. Bahkan seperti judul poin ini, meski hanya mampu sekeping koin.

Tetapi berbagi adalah pernyataan bahwa diri kita masih berdaya dan yakin situasi akan membaik. Ini wujud optimisme dan optimisme akan membuat kita lebih gigih berjuang sesulit apa pun kondisinya. Dan perjuangan yang gigih akan mengantarkan kita pada kemenangan.