ilustrasi tools programming (pexels.com/Pixabay)
Software engineer harus terbiasa menggunakan version control system seperti Git. Ini adalah alat penting untuk mencatat perubahan kode, berkolaborasi dengan tim, serta mengelola rilis aplikasi. Tanpa version control, pengembangan perangkat lunak bisa kacau, terutama saat melibatkan banyak orang dalam satu proyek.
Selain itu, pemahaman tentang konsep DevOps dan tools terkait seperti Docker, CI/CD pipelines (GitHub Actions, Jenkins, GitLab CI), serta cloud computing (AWS, GCP, Azure) juga makin penting. Engineer masa kini tidak hanya fokus pada menulis kode, tetapi juga memastikan software bisa dibangun, diuji, dan di-deploy dengan efisien. Ini semua menjadi bagian dari jobdesk yang menghubungkan pengembangan (development) dan operasional (operations).
Menjadi software engineer bukan hanya tentang bisa "ngoding", tapi tentang membangun solusi digital yang bermanfaat, efisien, dan bisa diandalkan. Lima skill di atas bukan sekadar pelengkap, tapi merupakan inti dari jobdesk seorang software engineer. Siapa pun yang ingin berkembang di bidang ini harus terus mengasah kemampuan teknis dan non-teknis secara seimbang.
Di era di mana teknologi berkembang sangat cepat, engineer yang terus belajar dan beradaptasi akan selalu dibutuhkan. Jika kamu sedang mengejar karier sebagai software engineer, pastikan lima skill ini menjadi fokus utama dalam perjalanan belajarmu.